+silence+

9K 1.7K 298
                                    

Taehyung mengetuk pintu mahogany di hadapannya sebanyak tiga kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taehyung mengetuk pintu mahogany di hadapannya sebanyak tiga kali. Pemuda itu lantas menelan salivanya canggung, pikirannya mulai berkeliaran kemana-mana. Itu soal alasan kenapa Hyungsik tiba-tiba saja memanggil Taehyung ke ruangannya. Semoga saja tidak ada sangkut pautnya soal kejadian menjijikan yang dilakukan Hyungsik dua minggu lalu.

Begitu lah yang diharapkan oleh Taehyung.

"Masuk!" Sahut seseorang dari dalam, membuat Taehyung dengan ragu memutar tuas pintunya.

Pintu terbuka setengah, aroma lemon-mint menguar di indera penciuman Taehyung. Pendingin ruangan yang diatur dengan suhu rendah menyapa permukaan kulit pemuda tinggi itu.

Taehyung menutup pintunya, sengaja dibiarkan tidak terlalu rapat untuk mencegah hal buruk yang bisa saja terjadi. Entahlah, kegiatan kotor yang Hyungsik lakukan terus terngiang di dalam pikiran Taehyung.

Dan itu membuatnya aneh.

"Bisa tutup dengan rapat? Ruanganku bisa tidak dingin kalau pintunya terbuka," ujar seorang pria yang sedang duduk sambil mengetik sesuatu di laptop.

Taehyung mendecih pelan sebelum menuruti perkataan pria itu. Kemudian ia berjalan dengan gontai menghampirinya.

"Ada apa memanggilku, Hyungsik-nim?" Tanya Taehyung langsung, ia ingin segera pergi dari ruangan itu.

Hyungsik memandang Taehyung, lalu tersenyum ramah. "Duduklah."

Taehyung menjilat bibirnya yang terasa kering. "Ngg... tidak apa-apa. Aku bisa berdiri. Di kelas aku sudah terlalu banyak duduk─"

"Duduklah," ulang Hyungsik, sedikit memaksa dan mempertegas nada bicaranya.

Taehyung mengangguk, lalu duduk pada kursi yang berhadapan dengan Hyungsik. Pandangan Taehyung hanya terpaku pada pangkuannya sendiri, enggan menatap gurunya yang sedang berbicara.

"Kim Taehyung, lihat ini," Hyungsik menyodorkan selembar kertas di atas meja, membuat perhatian Taehyung teralihkan.

"Apa itu?"

"Hasil nilaimu di pelajaranku. Semuanya buruk, sangat buruk. Bahkan untuk hasil remedialnya tidak ada yang berbeda. Bagaimana bisa aku memberi laporan pada Hwayoung-ssi  nanti?" Hyungsik menggelengkan kepalanya, kemudian melipat kedua lengannya di dada.

Taehyung terdiam, terlalu terkejut melihat nilai-nilainya yang sangat anjlok itu. "Bagaimana bisa? Padahal aku sudah belajar."

"Hanya kau yang nilainya seperti itu. Kau kalah jauh dengan teman sebangkumu yang bernama Jeon Jungkook. Dia ternyata seorang yang jenius."

Mendengar pernyataan itu, Taehyung mengangkat wajahnya. Kedua netra kelamnya menatap nanar pada Hyungsik. "Jungkook?"

"Ya, dia adalah murid yang cerdas. Tidak seperti kau," lanjut Hyungsik meremehkan, membuat kedua pipi Taehyung memerah seolah darahnya memanas.

anonymous (Fanbook Version ON EDITING)Where stories live. Discover now