A Lie (part 2)

258 29 12
                                    

Dasom Pov

Ucapan Taehyung bener-bener membuatku tidak bisa tidur. Kalimat itu terus berputar-putar dikepalaku.

Menyedihkan? apa aku benar-benar terlihat menyedihkan?.  Oh shit, aku rasa aku benar-benar harus mengakhirinya.

SMS/MMS

12-2 01.00 wib
              kook, besok sibuk gak Ada yang mau aku omongin

12-2 01.15 wib
Jungkook : gak kok, mau ketemu dimana?

12-2 01.16 wib
Belum tidur?, jam 4 sore
ditaman deket kampus,
gimana?

12.2 01.20
Jungkook : belum, lagi Ngerjain tugas, oke.


Aku benar-benar bingung akan membalas apa lagi. Bahkan kalimat ku tidak cukup baik untuk sekedar basa-basi. Aku mencemaskannya yang belum pada jam 1 malam tapi apa hakku kami sudah putus dari satu bulan yang lalu buat apa mencemaskannya.

Tiba-tiba hatiku terasa perih mengingat semuanya,apa aku benar-benar ingin berpisah dengannya? Aku benar-benar tak mengerti.

Sinar matahari yang masuk melalui tirai kamarku terasa menusuk mata walaupun masih berat aku pun memutuskan bangun hanya untuk sekedar melihat jam.

Jam menunjukan pukul 12.00 pantas saja sinarnya sangat terik,untung hari ini aku tidak ada jam kuliah jadi efek tidak bisa tidur ku tadi malam tidak terlalu berpengaruh pada kesialan hariku.

Hampir saja aku lupa bahwa aku ada janji dengan jungkook. Aku pun langsung bergegas mandi dan memilih baju. Seperti remaja yang akan pergi kencan, waktuku habis untuk berdandan dan memilih baju.

Bayangkan aku sudah tak bertemu dia selama 1 bulan. Bukankah aku harus terlihat menarik agar terlihat baik-baik saja.

Aku menatap kaca yang menampilkan bayangan gadis yang  menggunakan kemeja berwarna navy blue yang dipadukan dengan kaos berwarna putih, serta bawahan celana berwarna hitam netral dan tak lupa sepatu putih.

Akupun mengambil tas selempang garis-garisku dan berjalan menuju tempat yang dijanjikan.

Udara Hari ini cukup dingin,dengan angin cukup keras. Sialnya, angin itu menerbangkan rambutku yang sudah susah-susah kutata dan aku lupa membawa sisir. Oh God...

Aku terus berjalan menyusuri jalan hingga sampai di taman. Aku duduk dikursi kayu dibawah pohon maple tempat biasa kami bertemu. Kulihat jam masih menunjukan pukul 03.30.

jujur aku belum tau akan mengatakan apa ke jungkook. Udara semakin dingin Beberapa daun mulai berguguran karena terpaan angin yang semakin keras.

Sialnya Hari ini aku tidak menggunakan jaket tebal, hanya kemeja tipis. Kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul 05.00. Aku terus berpikir positif mungkin dia telat karena macet.

Akupun mulai meniup telapak tanganku sambil menggosok-gosokan keduanya berharap ada kehangatan didalamnya. Satu persatu orang ditaman mulai pulang menyisakan aku sendiri dan jungkook belum Datang. Apa dia Lupa?, haruskah aku menelpon?, pertanyaan-pertanyaan itu terus menerus muncul dipikiranku.

Setelah Beberapa menit kulihat dari kejauhan muncul sesosok laki-laki yang sangat kurindukan. Aku benar-benar gugup.

Anehnya aku tak marah padanya, padahal aku sudah menunggu disini selama 3 jam.

~~

"

Hai...Udah lama nunggu sorry tadi aku nemenin temanku belanja dulu gak Papa Kan? "ujar jungkook yang langsung menempatkan diri disampingku.

Rasanya aku ingin bertanya siapa temannya itu, yang membuat dia membiarkanku menunggu. Tapi aku terlalu takut untuk tahu jawabannya.

" enggak papa kok, aku juga baru sampai" jawab ku sambil tersenyum tipis. Tiba-tiba kecanggungan mulai terjadi. Hanya bunyi desisan angin yang terdengar.

"aku denger kamu lagi deket sama Irene, kalian udah jadian? " oh shit, kenapa pertanyaan itu yang keluar.
Jungkook terlihat kikuk tapi tergambar jelas di wajahnya bahwa itu benar.

" enggak kok, cuma sekedar mentoring aja. "ujarnya, kami diam untuk beberapa Saat. Aku terus melihat keatas langit berharap air mataku tak jatuh. Aku tak mau terlihat menyedihkan.

"jadi, apa yang mau kamu omongin? "ujar jungkook memecah keheningan.
Aku diam sejenak.

Aku tahu, aku sudah cukup menyiksanya. Benar kata jungkook aku sudah benar-benar berubah, berubah menjadi pemarah dan menjadi seseorang berhati dingin. Aku sudah tak bisa menahannya lagi untuk tetap disisiku.

“bertemulah dengan seseorang yang baik" kutatap Mata jungkook Sambil tersenyum

"ini sudah berakhir, pergilah. Bahagia lah, Entah siapa wanita beruntung itu, aku yakin itu yang terbaik."

"yak...aku tak akan pergi kemanapun. Jangan berkata seperti itu oh.. "           

"berhentilah kook, semua udah berubah. Aku tahu hati mu bukan lagi untukku. Aku akan lebih tersiksa lagi, jadi ayo kita berhenti." tiba-tiba dia memeluk ku.

Rasa hangat merasuk ke seluruh bagian tubuhku yang semula dingin, ini begitu nyaman aku berharap waktu berhenti saat ini.

mataku terasa perih, Rasanya sesak sekali . Aku takut Jika aku melepas pelukan ini, Dia akan terbang jauh.

Flashback off

Awalnya kupikir inilah yang terbaik untuk kita. kupikir aku bisa bahagia melihatmu dengannya, tapi ternyata aku tak bisa melihatmu dengan nya.

apa yang kukatakan adalah kebohongan saat aku menyuruhmu pergi, itu adalah kebohongan. Jadi ku mohon jangan pergi.

How Could You Be FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang