Part 9. Dream

836 38 2
                                    

Vany POV.

Tok! Tok! Tok!

"Emhh..."

Ku paksa mata ku agar terbuka karena suara ketukan sialan itu.

Siapa yang mengetuk pintu sepagi ini? Ya tuhan...

Dengan malas aku berjalan menuju arah pintu berisik itu. Dan Cklek!

"Apa ada sih pagi-pagi berisik? Hah..." kesal ku masih dengan setengah kesadaran.

"Maafkan saya, nona. Tuan Bian meminta anda segera bangun dan sarapan pagi. Beliau menunggu anda di ruang makan"

Oh pelayan?

Ck! Dasar pria menyebalkan! Sudah mengurung ku berhari-hari di villa yang luas nya minta ampun in! Lalu dia menghilang begitu saja sampai berhari-hari! Dan sekarang, dia dengan seenaknya mengganggu tidur nyenyak ku. Tidak bisa di biarkan!!

"Baiklah. Aku kesana nanti" ucap ku seraya menggapai daun pintu, hendak menutup nya.

"Tunggu, nona!" Tegur pelayan itu, membatalkan niat ku.
Alis ku terpaut menunggu nya kembali berbicara.

"Um...anda ikut saya, maksudnya...tuan menyuruh saya agar membawa anda segera ke meja makan"

Ku putar bola mata ku sebagai peluapan rasa kesal. Lantas aku melangkah melewati pintu lalu menututp nya dengan sedikit emosi.

Blam!!!

Ku lihat pelayan itu menunduk seraya bergeser memberikan aku jalan.

"Tinggal 'meminta tolong' saja susah! Dasar pria gila! Bisanya memberi perintah seenaknya!!" Gumam ku seraya berjalan menuju ruang makan. Sementara pelayan itu hanya diam dan mengekori langkah ku.

Beberapa kali aku berpapasan dengan beberapa pengawal si pria gila itu.
Astaga! Untuk menyebut namanya saja aku benar-benar malas!

Dia benar-benar berniat menjadikan aku tawanan nya di villa megah ini!

Bahkan ketika si brengsek itu pergi entah kemana beberapa hari belakangan, dia menambah penjagaan di tempat ini. Bahkan daerah pesisir pantai juga tidak luput dari pengawasan pria-pria berbadan besar itu.

Lihat saja! Setelah aku selesai makan nanti, mereka semua akan ku singkirkan hanya dengan tangan kosong.
Tunggu saja waktu main nya!

Akan ku buat pria gila itu menyesal telah mengurung ku di tempat yang indah ini.
Eh, maksud ku...di tempat yang benar-benar seperti neraka ini!!

Hemm...beginilah, ternyata ada guna nya juga aku pernah belajar bela diri dulu.

Tanpa sadar senyum sinis ku muncul seketika. Haha...

"Eh, nona!!"

Dukk!

"Awhh..." ringisan kecil keluar dari bibir ku. Sepertinya aku menabrak tubuh seseorang. Ah bukan! Kurasa tadi itu batu. Benar-benar keras!

Mata ku masih terpejam, menahan sakit.

"Ihh!! Siapa sih yang me-" suara ku tercekat, niat ku untuk mengeluarkan kekesalan buyar seketika.

Aku membeku di tempat saat tahu yang tengah berdiri di hadapan ku ternyata tubuh kekar milik pria gila itu.

"Eh! Bian..." sapa ku terdengar kikuk.
Ku garuk tengkuk ku sambil memamerkan senyum canggung ke arah nya.

"Sudah bangun?"

Eh?

Dahi ku mengkerut mendengar pertanyaannya.

Marriage With(out) LoveWhere stories live. Discover now