MARCUSS 29

44.6K 1.3K 124
                                    


*

*

*

*

*

*

PRANK....

Natasha memekik terkejut saat ia menjatuhkan bedak compact yang tadi di pegangnya, sementara Marcuss hanya mengangkat sebelah alisnya tak begitu memperdulikan pecahan bedak dan kaca yang terjatuh akibat ulahnya yang secara tiba-tiba mengecup pundak polos sang istri dan memeluknya dari belakang. Natasha melepaskan pelukan Marcuss dengan berdecak sebal.

"Bedakku pecah.." Alisnya mengkerut nada suaranya menyalahkan Marcuss, namun lagi-lagi Marcuss hanya tersenyum kecil hendak menarik pinggang Natasha kembali namun di tepis oleh Natasha. "Bedakku pecah... Ganti...!" ucap Natasha kesal, nadanya terdengar merengek membuat Marcuss menggigit bibir bawahnya gemas.

"Iya aku ganti sayang. Aku akan membelikannya sebanyak yang kau mau.. Kemari.." Marcuss menjulurkan tangannya ingin menggapai Natasha namun wanita cantik itu membuang mukanya dan kembali mengenakan bedak yang lainnya "Huh aku tidak mau.. Kau merusak moodku" ucapnya masih jengkel karena bedak kesukaannya harus jatuh dan pecah bahkan dia tak mau repot repot membersihkan pecahannya.

Marcuss mengabaikan ungkapan jengkel Natasha dan tetap kembali memeluk tubuh istri mungilnya itu dan mencium pundaknya kemudian menjalar mencium daun telingan Natasha membuat Natasha mau tau mau mengigit bibir dalamnya untuk menahan suara desahannya agar tidak lolos dari bibirnya. Tangan Marcuss yang tadinya sedang asik memeluk perut Natasha kini mulai bergeliya naik mencari payudara Natasha dan meremasnya lembut, merasa kurang puas karena masih ada kain yang menghalangi aksinya Marcuss menelusupkan tangan kanannya kedalam dress merah yang dikenakan Natasha dari bagian atas. "Mmmhh....ahhh" desahan tak tertahankan akhirnya lolos dari bibir Natasha. Kepalanya menengadah kebelakang dan bertumpu pada dada Marcuss membuat pria di belakang tubuh Natasha itu semakin leluasa menjelajah leher serta dada Natasha dengan suka cita.

"Cukup..." ucap Natasha yang untungnya masih bisa tersadar akan belaian serta kecupan nikmat yang diberikan Marcuss.

"Masih ada sepuluh menit kita bisa melakukannya dengan cepat.." Marcuss masih meremas payudara Natasha awalnya Natasha sempat terhanyut menginginkan lebih dari sekedar remasan dari Marcuss namun anak-anak mereka pasti sudah menantikan ayah dan mamanya yang sedari tadi betah berlama lama di kamar. Natasha menepiskan tangan Marcuss membuat suaminya itu mendengus kecewa. Natasha membalikkan tubuhnya kemudian mengecup pipi Marcuss sekilas. "Kau tidak kasihan anak-anakmu tuan Marcuss yang tampan. Marcuss menatap Jessie yang kini berusa berdiri di dalam boxnya. Anak bungsunya itu kini tengah dalam proses belajar berjalan walaupun Marcuss sedikit khawatir karena menganggap Jessie masih terlalu kecil untuk belajar berjalan. Ia teringat betapa khawatirnya dia saat Natasha sedang melepaskan tubuh kecil Jessie yang sedang berusaha berjalan menggapai Marcuss.

"Aduh, nanti dia bisa jatuh sayang.." pekik Marcus terlihat sekali raut wajahnya yang takut saat Natasha hendak melepaskan pegangannya pada tubuh Jessie

"Jangan.. Jangan dilepas.. Aku yang kesana" teriak Marcuss lagi padahal kalau diliat dari jaraknya Marcuss hanya berjarak tak lebih dari satu meter dari posisi Natasha dan Jessie kala itu.

"Kalau kau yang kesini sampai kapan dia bisa berjalan sayang. Diamlah disana biar dia menggapaimu" Jessie berceloteh tak sabar ingin segera berjalan namun Marcuss terlihat masih belum tega raut wajahnya takut sekali. Berbeda dengan Natasha yang sudah tersenyum dan bersorak memberi semangat untuk Jessie "Nanti saja sayang tunggu dia dua tahun OK?" lagi-lagi Marcuss menawar.

MARCUSS (MY LAST)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant