Chapter 1: MOS

169 53 82
                                    

Tuan waktu sudah menunjukan pukul 06.00 dan matahari sudah mulai muncul di langit. Namun gadis cantik itu tetap enggan bangun dari kasurnya. Mata sipitnya tetap tertutup rapat dan selimut masih setia menutupi tubuh kecilnya.

Cukup lama dia berada di posisi seperti itu sampai terdengar suara pintu terbuka.

"Alice kim! bangun. Kamu mau aku tinggal?" Terlihat lelaki tampan di balik pintu.

Kulit putihnya sangat cocok dengan baju putih abu yang ia pakai lengkap dengan jaket hitam kesayangannya. Rambut berantakan dengan baju seragam yang dikeluarkan itu membuat dirinya terlihat seperti badboy.

Di seragamnya tertulis nama laki-laki tersebut, Alan Kim. Senior sekaligus kakak sulung dari Alice.

"Astaga! kamu belum apa-apa?! berangkat sendiri sudah. Kamu telat kan bukan urusan aku. Semoga dihukum!"

...

Alice mengumpat dalam hati sambil berlari menuju loby sekolahnya. Cukup jauh dari gerbang ke gedung sekolah, ia tak henti-hentinya mengutuk arsitek yang memberikan ide untuk sekolah seperti ini.
Ini hari pertamanya masuk sekolah dan dia harus telat.
Terima kasih kepada kakak tersayangnya yang sudah meninggalkan dia di rumah sendirian.
"Sial! telat 20 menit lagi. Dosa apa Alice ya Tuhannn"

Ia berlari sekuat tenaga untuk menuju gedung sekolah.

BRUK!

Alice terjatuh ke belakang namun tidak dengan orang yang ditabraknya.

"Apalagi sih ini?! ngajak ribut ya?! jangan berdiri ditengah ja-" Dalam sekejap wajah alice berubah merah dan mulutnya menganga cukup lebar.

Di depannya berdiri seorang laki-laki dengan jaket biru bertuliskan Nike dan rambut yang berantakan. persis seperti gaya kakaknya, Alan.

Alice memuji ketampanan laki-laki di depannya, hidung mancung, kulit putih bersih, senyum yang menawan, dan mata yang bening. Namun juga ia kesal karena style laki-laki ini mengingatkannya kepada kakaknya yang menyebalkan.

"Kamu gak apa-apa kan?" Alice tersadar dari lamunan singkatnya tentang laki-laki di depannya.
Ia cepat-cepat bangun dan menetralkan jantungnya.

"Ah maaf kak.. Antariaksa??" Ucapnya sambil melirik nama di seragam orang yang ia tabrak. Laki-laki itu terkekeh pelan

"kak Anta. Nama saya Anta. Kamu murid baru bukan? cepat naik ke aula. mumpung acara lagi ngaret karna kepsek lama datang" Ucapnya diakhiri dengan senyum manisnya

"Ah.. terima kasih kak Anta. saya duluan" Alice tersenyum lebar. selama perjalanan ke aula dia tetap tersenyum.

"Ternyata hari ini bukan hari sial. Bersyukur karna tapir buruk rupa itu meninggalkanku. Kalo tidak aku tidak akan bertemu dengan pangeran setampan itu"

...

Waktu sudah menunjukan pukul 12.00 saatnya peserta MOS melakukan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing.

Alice menatap sekelilingnya, semua sudah mempunyai teman main sendiri. Sepertinya teman sekolah lama alice tidak banyak di sekolah ini berhubung dulu sekolah menengah pertama alice bukan sekolah yang terkenal banget.

Saat melihat sekeliling matanya tertuju pada laki-laki berjaket hijau tadi. Ia ingin berteriak saking senangnya saat melihat laki-laki itu

"astaga yatuhann.. sudah tampan, baik hati, ramah, seiman pula. engkau maha adil yatuhan" Ucap gadis itu dalam hati.

Hatinya berbunga-bunga dan terus menatap laki2 itu,walaupun ekspresi wajahnya tetap flat.

"Hmm.. hai?" Alice menoleh saat seseorang menepuk pundaknya.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang