3. Kasar

1.6K 254 29
                                    

Suasana lapangan kali ini tidak terlalu ramai, iya karena hanya kelas Yeri yang berada di lapangan.

Bukan dihukum, jangan salah sangka dulu. Mereka sedang pelajaran Olahraga. Kali ini test yang diberikan adalah ‘basket’.

Nilai A jika dapat memasukkan 3-4 bola kedalam Ring, lalu Nilai B jika hanya dapat memasukkan 2, dan nilai C jika hanya 1 bola. Jika tidak memasukan sama sekali ? Kau dapat D.

Pujian-pujian di layangkan kepada Mark yang memasukkan lebih dari 4 bola, padahal Ia tidak mengikuti ekstrakulikuler basket. Hebat bukan ?

“Yeri-ya, ayo kita beli minum” Yeri bangun mengiyakan ajakan sahabatnya itu, Umji.

Yeri POV

Cih padahal aku juga memasukkan 5 bola kedalam Ring, kenapa hanya Mark yang di puji ? mereka terlalu buta.

Dan sekarang aku mulai bosan karena test sudah berakhir tetapi masih ada banyak waktu kosong dipelajaran ini.

Untungnya Umji mengajak-ku membeli minuman.

Tapi .. saat aku sampai di kantin, aku melihat 2 ekor betina yang pernah menjambakku tiga minggu lalu.

Terserah, aku tidak mau peduli. Yang jelas aku mau minum

Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.

Author POV

Tatapan tajam itu mengarah pada Yeri dan Umji yang tengah memesan minuman. Dengan langkah pasti kedua senior itu menghampiri targetnya.

“Yak ! jalang !” Yeri tidak menggubris suara yang terdengar tepat di telinga kirinya itu, sedangkan Umji sudah melirik Yeri dengan tatapan khawatir

“Wah rupanya kau tuli” tambah Senior itu

“Seharusnya kau tidur saja siang ini agar malam kau bisa lebih memuaskan pelangganmu” Yeri masih menahan emosinya, tapi sepertinya kedua seniornya tidak puas dengan ekspresi Yeri

“Katanya minggu lalu kau dicari oleh Cho Seonsaengnim ? apakah dia ingin menjamahmu ?” Kali ini Yeri tidak bisa menahan Emosinya

“Kau adalah seniorku, bisakah kau membicarakan hal yang baik ? Sebagai senior seharusnya ka-*PLAK

Yeri memegang pipinya yang memanas, Ia merasakan ada darah mengalir di pojok bibirnya. Tidak terima, Yeri bangkit melayangkan tangannya, mencoba membalas.

Tetapi itu tidak terlaksana ketika tangan yang biasa menyeretnya itu menepis lengannya.

“Terimakasih, kau telah menyelamatkanku dari wanita jalang ini” ucap Senior itu sebelum pergi meninggalkan mereka, beberapa murid kelas 2-3 masih diam disana, melihat Mark yang berdiri dihadapan Yeri

Mereka berdua masih saling diam, masih saling menatap satu sama lain. Tatapan kebencian itu keluar dari mata Yeri.

“KAU GILA HAH !?” Mereka yang berada disana terperanjat ketika Mark membentak Yeri, begitupun dengan Yeri, Ia merasa dadanya sakit sekaligus takut.

“KAU MAU BERTENGKAR LAGI DAN MENYUSAHKANKU !?” tangan Mark menggoncang-goncang pundak Yeri, sedangkan gadis itu tertunduk

“Berhentilah, berhentilah menjadi pembuat onar disekolah ini” kata Mark dengan suara yang pelan namun tajam

“Kau tahu ? yang di bicarakan mereka semua tentangmu, ada benarnya juga” Yeri masih menunduk, Ia menahan air matanya agar tidak keluar dihadapan lelaki itu







“Kau rendah”




Ucapan pelan itu terdengar di kuping Yeri, hanya Yeri.

Mark melepaskan tangannya dari pundak gadis itu lalu meninggalkannya, Ia berjalan melewati koridor dan menemui teman-temannya.

Sedangkan Yeri, kini dia berjongkok dan memeluk kakinya. Ia menangis, perkataan Mark tadi sangat keterlaluan. Ia tidak menyangka lelaki yang Ia kagumi akan bicara seperti itu padanya.

‘Aku bukan perempuan rendahan’

---Mark POV

Flashback on
Aku merasa tidak enak pada Yeri, pasalnya dia juga memasukan 5 bola kedalam ring, bahkan lebih, tetapi orang-orang hanya memujiku. Jadi aku memutuskan untuk bilang padanya kalau dia juga sangat jago.

Tapi sedari tadi aku tidak melihatnya, kemana ? apakah ke kelas ? Mungkin aku harus mencarinya.

Sebelum aku beranjak pergi, aku melihat Umji berlari dari arah Kantin lalu beberapa orang menuju ke Kantin dengan terburu-buru. Apakah terjadi sesuatu disana ? ayolah aku akan kena dampaknya jika ada masalah terjadi disekitarku.

Aku mendengar kebisingan dari arah sana. Baiklah aku mengurungkan niatku untuk menyanjung Kim Yerim, anak itu buat masalah lagi dengan kedua senior yang bertengkar dengannya tiga minggu lalu.

Si bodoh itu mau menampar seniornya ? Aku harus mencegahnya sebelum masalah besar muncul.

Dia menatapku dengan tajam, aku muak dengan tingkahnya yang sok jagoan. Apakah cita-citanya menjadi seorang preman ? kenapa begitu kasar ?—
Flashback off

Author POV

“Kau pria paling kejam Mark, kau tidak tahu kejadian yang sebenarnya” Vernon memandang temannya itu dengan tatapan kesal.

Iya dia sangat kesal pada Mark, setelah Mark menceritakan apa yang terjadi di kantin, Vernon benar-benar tidak percaya temannya berbicara begitu buruk pada seorang gadis yang tidak bersalah

“Aku harap kau meminta maaf padanya” ucap Vernon setelah Ia menceritakan kejadian yang sebenarnya.

“Mark, Yeri tidak akan menampar tanpa alasan, apa kau tidak lihat ujung bibirnya berdarah?” Mark masih diam. Jujur Ia merasa sangat bersalah. Tapi Ia terlalu gengsi untuk meminta maaf. Bukan, bukan gengsi tapi lebih tepatnya adalah Ia takut jika Yeri tidak memaafkannya.


‘Arrggghhh sial !’-Mark














$

Talk to Me ; Mark & Yeri ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang