Bagian 22

1.4K 79 8
                                    

Diantara mereka, siapa yang dapat menjadi matahariku?

-Desyca


"Ngeliatin siapa, Des?" Tanya Juna yang memperhatikan Desyca sedari tadi.

Desyca langsung menoleh ke arah Juna. "Gak ngeliat siapa-siapa. Cuma rasanya pernah lihat aja."

Juna tersenyum. "Hayo... Jangan-jangan ngelihatin mantan ya?" Canda Juna.

"Enggak kok. Lagian mantan Desyca kan-" Desyca tidak melanjutkan ucapannya.

Juna yang bingung melihat sikap Desyca berubah langsung mengalihkan pembicaraan. "Kita jalan-jalan keluar yuk. Bosen masa cuma minum kopi doang di cafe."

"Emangnya boleh sama Laoshi?" Desyca mengaduk-aduk ice cream di depannya.

Juna menghabiskan minumannya. "Kata Laoshi hari ini kita libur. Jadi bebas lah mau ke mana aja."

Desyca tersenyum sangat indah. "Terima kasih ya, Kak, udah ngajak Desyca jalan-jalan. Ya udah ayo kita pergi!"

"Ayo." Juna menggandeng tangan Desyca.

"Mas Bejo!" Dirga menggebrak meja.

Bejo langsung menjatuhkan kue yang dia pegang. Dan menatap kasihan pada kuenya. "Apa, dek? Mas lagi makan digangguin."

"Maaf, mas. Lagian daritadi dipanggilin gak jawab." Protes Dirga.

Bejo menghela nafas. "Mas lagi mikirin Laoshi. Kenapa kita ndak diajar ya?"

Dirga memakan sisa kue dipiringnya. "Laoshi kan capek, Mas, ngurusin kita berlima."

Bejo hanya mengangguk setuju. "Ngomong-ngomong, tadi Dirga mau nanya apa ya?"

"Mas Bejo lihat Desyca gak?" Mata Dirga mencari-cari sosok Desyca.

"Setahu mas, tadi Desyca sama Mas Juna mau jalan-jalan." Bejo menghabiskan minumnya.

Dirga menggebrak meja lagi. "KEMANA?!"

Bejo tersedak karena teriakan Dirga. "Ndak tahu, dek. Tadi Mas Juna cuma izin kalau mau jalan-jalan sama Desyca."

"Desyca kenapa?" Sahut Reihan sambil membawa nampan berisi nasi goreng.

Dirga melanjutkan makannya. "Gak kenapa-napa."

Reihan menatap Dirga heran. "Masa? Tadi kalau gak salah lagi ngomongin Desyca deh."

"Dek, kamu mau makan ndak? Nanti nasi gorengnya dingin." Bejo menasihati Reihan dan meratapi kuenya yang jatuh.

Reihan menepuk kepalanya. "Oh iya lupa! Reihan gak ngambil minum!"

"Udah nih minum aja punya Dirga, nanti Dirga beli lagi." Dirga menyerahkan botol yang masih disegel.

Reihan menerimanya dengan senang. "Makasih Dirgarong~~"

"Mas mau ngambil handphone di kamar dulu ya. Kalian berdua jangan berantem." Bejo beranjak dari tempat duduknya.

Dirga dan Reihan mengangguk dengan bersamaan. "Iya... Tapi kalau soal berantem sih tergantung." Dirga memandang Reihan lalu dibalas oleh mata melotot Reihan.

Bejo pergi meninggalkan Reihan dan Dirga yang penuh kesunyian. Sejak Dirga dekat dengan Desyca, Reihan menjauhi Dirga. Mereka mengobrol juga karena ada keperluan saja, dan mereka bersikap baik hanya karena Mas Bejo.

"Tadi gue ngelihat Desyca jalan sama Kak Juna. Pasti tadi lu ngomongin itu kan?" Reihan membuka percakapan.

Dirga yang tadi sedang menulis langsung berhenti.

My Name Is DesycaWhere stories live. Discover now