Lelaki Yang Membenci Hidupnya

26 0 0
                                    

Aku ingat senyumnya saat pertama kali masuk ke kelas. Rambut pirang ikalnya melambai seolah mengucapkan salam pada seisi kelas. Ia terlihat aneh mengenakan seragam sekolah kami. Matanya liar memandangi kami satu persatu, seolah kami mahluk paling aneh di muka bumi. Ia membungkuk dalam saat Bu Melati memperkenalkan dirinya.

Aku yang duduk empat bangku dari depan, mendengus kecil mendengar namanya.

Song Ha Na.

Murid pindahan dari Korea. Ayahnya orang korea, ibunya berdarah jawa. Sejak lahir Hana tinggal di Korea, namun sempat beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Kini di umurnya yang menginjak 14 tahun, ia bersama ibunya dibawa terbang dari Korea dan memutuskan untuk tinggal di negara yang jauh berbeda dengan tempat kelahirannya.

Dimataku Hana merupakan sosok yang naif. Dia selalu tersenyum dan tertawa jika dia salah bicara. Bahasa indonesianya masih buruk, mungkin itulah sebabnya ia dimasukan ke bilingual school. Namun perempuan ini sangat cepat beradaptasi, ia bisa dengan gampang menggunakan sindiran seperti 'tau ah gelap' dan sebagainya.

Seperti yang kukatan diawal, aku tidak menyukai Hana. Menurutku Hana terlalu sempurna untuk menjadi manusia. Ia cantik, naif, dan memiliki banyak teman dalam waktu singkat. Sedangkan aku, lelaki pembawa keributan yang setengah mati ingin keluar dari sekolah sok prestisius ini hanya karena titel bilingual school. Ya, sekolah ini hanya menggerogoti uang orangtuaku, yang tengah diambang perceraian.

Singkatnya, aku membenci hidupku. Benci sekali. Mau mati saja rasanya.

Wanita Yang Ku Ajak BerdansaWhere stories live. Discover now