11. Dismissive

7.2K 594 79
                                    

Terimakasih kasih untuk semuanya yang bersedia mampir ke dunianya Alina, terutama yang udah memberikan vote dan comment nya, juga yang sudah masukin cerita ini ke reading list kalian. Ailapyu 😘💜

Part ini aku buat sambil dengerin lagunya James Arthur - Recovery 🎼🎶

Selamat membaca, semoga berkenan😆

-*-*-*-

"Terimakasih sudah membuatku menyadari jika masih ada orang baik di sekitarku."

-*-*-*-

Sejak acara sidang Paripurna eh tes kejujuran atau apalah itu disebutnya, Alina mengakui jika dia merasa lebih lega. Seakan gas alami di dalam tubuhnya yang selama ini dia tahan akhirnya keluar juga. Paham kan rasanya seperti apa? BAU. Aduh, bukan! Maksudnya itu lega.

Namun Alina merasa sahabatnya itu mulai bertingkah menyebalkan sejak sesi curhat tentang dirinya itu. Seperti Tania, memang harus Alina akui jika tanpa Tania, dirinya tak akan mudah menjelajahi rute jalanan dan wisata kuliner bersama dengan Veve, motor kesayangan nya, atau dia lebih mudah mendapatkan ijin untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya yang jaraknya cukup jauh dari rumah Alina sendiri. Alina memang harus berterima kasih banyak kepada rubah betina itu.

Tapi, semenjak kejadian itu dirinya seperti diharuskan wajib lapor 24 jam kepada sahabatnya itu. Kini, meminta bantuan kepada Tania justru lebih sulit daripada menjelaskan kepada Ayahnya sendiri. Sebisa mungkin jika Tania memiliki free time tanpa kerjaan ataupun jam kuliah, Alina tak akan diperbolehkan pergi tanpa dirinya atau Tania akan bilang kepada Ayahnya jika Alina berbohong walaupun sebenarnya Alina sudah berkata jujur.

Jika terpaksa harus melepas Alina tanpa pengawasan langsung, Alina minimal diharuskan memfoto, melakukan video call atau mengirim lokasi di mana dia berada. Alasannya klasik, takut Alina memanipulasi, takut jika dirinya memberikan keterangan palsu.

Alina jengah. Saking kesalnya, pernah ketika Alina sudah berada di rumah, sudah mengirim lokasinya kepada Tania tetapi gadis itu tetap tak mempercayai nya. Alina berkata, "Gue beneran udah di rumah, kebelet boker. Apa perlu gue fotoin itu bentuk kue gue biar lo percaya?" Perkataannya mampu membuat Tania berhenti mencurigainya.

Parahnya lagi bentuk proteksi seperti itu menular kepada sahabat karibnya di kampus. Terutama Yuda dan Sofyan. Dua orang manusia yang cukup populer dengan kelebihannya masing-masing. Ini pasti karena Paul mengingat lelaki itu memiliki cara tersendiri untuk melindungi Alina.

Yuda yang dipuja wanita karena kecerdasan nya. Percaya atau tidak, IPK nya atau nilai kumulatif dia yang baru semester 7 ini secara keseluruhan sudah mencapai 4,1. Batas nilai tertinggi pun sudah jebol olehnya. Menyebalkan nya, dia memperoleh nilai seperti itu tanpa perlu belajar, cukup dengan bermain game. Kalau kalian tidak lupa, dia juga sekarang tak hanya kuliah saja tetapi sudah bekerja pula. What the... cool!

Lalu body guard kedua Alina, yaitu Sofyan. Seperti yang kalian ketahui sebelumnya, seorang Prince charming dengan ketampanan nya itu ditambah lagi ia merupakan kapten tim basket di kampusnya, jelas membuat dia digilai kaum hawa. Kini si tampan itu pun sudah mulai bertingkah menyebalkan.

Apakah Alina harus bersyukur memiliki pelindung seperti mereka? Mungkin iya apabila tidak over protective. Pasalnya mereka terlihat seperti seorang pacar bagi Alina. Mampus nya lagi, mereka berdua sama-sama mendeklarasikan jika Alina adalah miliknya. Bego!

Kalau seperti ini, Alina memang terlindungi dari pria hidung belang, tapi mudah sekali jadi santapan kuntilanak-kuntilanak perawan di kampusnya yang tercinta. Seperti...

Love Locked Out [END]Where stories live. Discover now