VII

16.4K 1.5K 53
                                    

Bagaimana agar kau mampu memaafkanku?

Aku sungguh mencintaimu.

Yunho menatap cermin westafel setelah membasuh wajahnya yang penuh luka, luka di wajahnya tak seberapa di bandingkan rasa pedih di hatinya akibat penolakan Jaejoong. Tetapi, Yunho tak akan menyerah. Ia tak peduli di anggap egois menginginkan Jaejoong kembali dengan anak-anaknya, ia berjanji akan membalikan luka Jaejoong menjadi tawa, dan menyembuhkan Jaejoong dengan cara apapun meskipun harus bertukar nyawa dengannya, asalkan Jaejoong dan kedua anaknya selamat.

"Yunho! Dimana kau?! Keluar!" Yunho pun mendengar suara Ayahnya memanggil dari kamar Yunho, Yunho menghelakan nafasnya dan keluar dari kamar mandi tersebut untuk menemui sang Ayah.

Mr. Jung telah menatap Yunho penuh amarah.

Plak!

Tangan Mr. Jung melayang tepat di pipi Yunho dengan sangat keras, Yunho hanya diam, ia rasa sang Ayah telah tahu akan perbuatan bejatnya terhadap Jaejoong kini.

"Brengsek! Aku tak pernah menyangka aku memiliki anak sebrengsek dirimu Yun! Kau menghamili anak Pengusaha Kim?! Dimana otakmu Yunho?!" Yunho hanya tertunduk diam, harus apa yang ia jawab? Toh itu semua benar bukan?

"Kau tahu, Mr. Kim menarik semua sahamnya dari Perusahaan kita. Appa memang tak peduli akan hal itu, tetapi kau tau Yun, perbuatanmu benar-benar memalukan!" Yunho masih terdiam dan tak bergeming sedikitpun. Memalukan? Ya memang sangat memalukan.

"Besok kau harus ke Jepang." Ujar Mr. Jung, Yunho hendak membantahnya tetapi sang Ayah segera mencegahnya.

"Ini perintah untukmu, aku tidak mau mendengar penolakan. Semua sudah di persiapkan. Paling tidak kasus memalukanmu ini tidak banyak yang mengetahuinya." Yunho pun tak mampu berkata apapun lagi, pergi dan ia akan jauh dari Jaejoong? Ia tak bisa lakukan itu, ia tak mau lakukan itu. Mr. Jung pun keluar dari kamar Yunho. Yunho hanya mampu mengepalkan tangannya, apa yang harus ia lakukan?

.

Jaejoong mengusap lembut perut besarnya, ia bersandar dengan begitu nyaman. Hanya termenung sedari tadi, bahkan ia mengabaikan Seunghyun yang menemaninya saat ini.

"Min ah, bukannya hanya itu caranya? Toh jika anak-anak itu mati, itu sudah takdir mereka. Aku akan tetap menghubungi dokter terbaik."

Langkah Jaejoong terhenti ketika ia mendengar suara Woobin, di tambah lagi ia sedang membahas dirinya. Jaejoong ingin tahu apa yang sedang Woobin bicarakan saat ini.

"Aku sudah memutuskan itu Min ah." Ternyata itu Dokter Shin yang di ajak bicara Woobin, tak lama lagi Woobin menghubungi seseorang setelah memutuskan obrolannya dengan Min Ah.

"Ini aku Woobin. Ajhusi, aku tahu kondisi Jaejoong semakin memburuk. Aku memiliki kenalan dokter terbaik dari Jepang, aku sudah menghubunginya tadi. Tolong Jaejoong jangan mengetahui hal ini dulu. Masalah kandungannya kita bisa keluarkan bayi-bayinya. Lagi pula kemungkinan besar bayi-bayi itu tak akan bertahan lama karena ukuran mereka terlalu kecil. Besok sepulang kerja aku akan ke sana."

Tangan Jaejoong bergetar mendengarnya. Apa yang hendak kakaknya lakukan? Mengapa ia sangat tak menyukai bayi-bayi ini? Mengapa ia terus saja memaksakan kehendaknya? Ini bukanlah hyungnya! Ini seperti sang Ayah yang membenci Jaejoong. Jaejoong pun kembali ke kamarnya.

Please!✔Where stories live. Discover now