Neighbor - Yuta

3.3K 307 4
                                    

You pov.

"Y/n-ah.. palli ireona!"

Seseorang mengusik tidurku pagi ini.

"Yak! Ini sudah pagi, yeoja seharusnya menyiapkan sarapan dan segala macam. Sedangkan kau? Cih.. dasar yeoja pemalas. Ku doakan tak ada namja yang tertarik padamu"

Ucapnya panjang lebar dengan satu tarikan napas. Kurasa itu lebih mirip rap dari pada mengomel.

"Hmm.. aku sudah bangun"
Ucapku malas dan masih berbaring di ranjangku.

"Tidak bangun, kupanggilkan ahjumma-"

"Ne ne.. aku bangun, lihat?"
Aku segera mendudukkan diriku.

"Kali ini kau lewat mana? Balkon?"
Lanjutku,

"Aniya, aku lewat pintu depan, bertemu ahjumma dan kemudian masuk ke kamarmu"

"Arraseo.. kali ini apa maumu?"

"Jogging"

"Tunggulah di bawah, aku akan siap2 kemudian berangkat"

Ia menurut kemudian melesat pergi meninggalkanku keluar kamar.

Dia Nakamoto Yuta.
Teman, Sahabat, dan juga tetangga sebelahku. Bahkan kamarnya bersebelahan dengan kamarku. Aku bisa menyelinap masuk kedalam kamarnya kapanpun kumau. Begitupun dengan-

Yak! Kenapa aku jadi membahas pasal kamar?

Oke mari kita lanjut.

Nakamoto Yuta adalah teman, Sahabat dan juga tetanggaku. Aku bahkan telah mengucapkan ini 2 kali. Dan yah, biar kutebak. Kalian berpikir aku menyukai Yuta? Kebanyakan cerita kalian bertetangga, saling suka dan akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Itu semua tidak berlaku untukku. Yang benar adalah, kami bertetangga. Yuta menyukaiku tapi tidak denganku. Yuta juga pernah mengungkapkan perasaannya padaku yang sayangnya ku tolak. Tapi entah mengapa Yuta tetap semangat agar aku berbalik menyukainya.

Aku bersiap, mengenakan baju training, sepatu kemudian turun kebawah untuk menemui Yuta.

"Sudah siap?"
Tanya Yuta

"Hmm"
Jawabku malas

"Ahjumma kami pergi dulu, annyeong"
Pamit Yuta pada ibuku

"Ne, annyeong! Hati-hati di jalan"

"Ne ahjumma"

Aku dan Yuta akhirnya memilih untuk jogging di taman kota.

"Y/n-ah.. aku haus..hhh..hhh.."

"Lalu?"

"Aish.. peka sedikitlah.. calon pacar- ani.. maksudku calon suamimu ini memintamu membelikan air"
Ucap Yuta manja sambil menggoyang-goyangkan lenganku.

"Aish.. percaya diri sekali kau ini.. arra, akan ku belikan. Tunggu disini"

Aku akhirnya memilih untuk membelikannya air mineral di supermarket dekat taman kota ini. Seusai membelinya, aku kembali ketempat dimana aku meninggalkan Yuta tadi. Sayangnya aku tidak melihat Yuta ditempatnya.

Tiba-tiba sepasang lengan melingkari pinggangku tanpa permisi. Aku tahu betul lengan siapa ini dan tentu saja aku tahu siapa yang baru saja meletakkan dagunya di bahuku. Yuta.

Aku mencoba melepaskan dekapannya namun Yuta menahannya.

"Jebal, biarkan seperti ini. 10 menit saja kumohon"

Ucap Yuta lirih. Pelukannya begitu erat seakan ia akan pergi jauh dari sini.

"Kau tahu, abeoji menyuruhku kembali ke Osaka"

DEG

Apa-apaan ini? Jantungku berdetak lebih cepat. Hatiku gelisah. Dadaku sesak ketika mendengarnya.

Aku merasa bahwa aku membutuhkannya disini. Menemani hari-hari kelamku menjadi lebih berwarna.

Dan ketika ia mengatakan akan pergi dari sini, rasa egois akannya mulai merasuki diriku. Sungguh aku tak rela ia meninggalkanku dan kembali tinggal di tanah kelahirannya itu.

Apakah aku ini juga mencintainya? Kenapa aku baru sadar sekarang?

Kami terdiam dalam keheningan. Sampai akhirnya Yuta kembali bersuara.

"Untuk terakhir kalinya, aku ingin mengungkapkannya padamu. Aku menyayangimu, aku mencintaimu. Kau seperti separuh jiwaku. Kali ini aku tidak akan memintamu menjadi kekasihku. Tapi aku akan memintamu menjadi teman hidupku, ibu dari anak-anak ku dan nenek dari cucu-cucu ku kelak. Kim y/n maukah kau?"

Tes!

Air mataku lolos dari pelupuk mataku. Dia memintaku menjadi pendamping hidupnya, sedangkan ia sebentar lagi akan pergi. Apa dia mau mempermainkanku?

Ia membalikkan tubuhku. Kini kami saling berhadapan.

"Kenapa kau menagis?"
Tanya Yuta khawatir karena melihatku menangis.

"Kau mau mempermainkanku, eoh? Sekarang kau memintaku untuk menjadi pendaping hidupmu, tapi kau malah akan pergi ke Jepang. Apa maumu sebenarnya?!? Hiks.."

"Uljima.. kau tak perlu khawatir y/n-ah. Aku akan selalu bersama mu. Jika kau mau aku akan membawamu ke Osaka"
Jawab Yuta sembari menghapus air mataku.

"Bagaimana dengan eomma ku? Lalu ijin dari orang tuamu?"

"Sebenarnya, aku sudah meminta ijin pada eomma mu, dan juga orang tuaku. Aku hanya tinggal menunggu jawabanmu iya atau tidak"

Aku hanya mengangguk paham

"Jadi? Apa jawabanmu?"

"Hmm..baiklah.. aku mau"

"Eo jinjjaro?"

"Ne"

Yuta kembali memelukku erat. Akupun membalas pelukannya.

"Gomawo y/n-ah.. oh ralat. chagiya gomawo"

Aku hanya terkekeh pelan mendengar celotehannya.

Intinya adalah Yuta adalah kebahagiaanku. Walaupun sebelumnya aku tidak tahu itu apa, tapi aku merasakannya. Hanya saja aku belum menyadarinya.

Love is not just from what you say. Love is from habit too.

KEUTT!!

Yang minta Yuta nih yah.. gue kabulin dah..
Akhirnya setelah 2 hari ngadat(?) Ini otak jalan ugha..
Btw gimana? Bagus?
Gue pengen tau komentar kalian tentang imagine ini.
Ohya, gue minta saran dong..
Bagusan pake (y/n) atau pake nama? Kek misalnya Min Yoonhee? Atau siapalah nanti enaknya..

Last, next nya enaknya sapa yak?

IMAGINE NCTWhere stories live. Discover now