Day 1

433 79 2
                                    

Usaha pertama : Puji penampilan wanita yang kau sukai. Karena umumnya wanita suka dipuji.

***

'Dipuji kah?'

Iwaizumi mambaca buku yang ia pinjam kemarin sambil berjalan menuju sekolah. Jujur saja, ia tidak pernah jatuh cinta kepada seseorang ataupun berpacaran sebelumnya. Jadi wajar saja bila ia membaca buku seperti ini untuk mendapatkan hati seorang (Name), 'kan?

Iwaizumi menggaruk kepalanya. Memuji bukanlah suatu keahliannya, ia bingung ingin memuji (Name) seperti apa. Di tengah kebingungannya, Oikawa datang menghampiri Iwaizumi dengan senyum ceria seperti biasa.

"Iwa-chan!"

Perempatan langsung muncul di kepala Iwaizumi. Paginya yang tenang diganggu oleh suara berisik Oikawa. Saat Oikawa sudah dekat dengannya, Iwaizumi memukul kepala Oikawa dengan buku yang ia pegang sedari tadi.

"Sakit Iwa-chan~"

"Itu salahmu Kusoikawa! Jangan berteriak di pagi hari begini! Kau mengganggu orang saja!"

"Kau sangat sensi Iwa-chan~"
"Apa yang baru saja kau ucapkan Kusoikawa?" Tanya Iwaizumi sambil menatap Oikawa dengan tatapan death glare.

Oikawa yang merasa nyawanya terancam, hanya tertawa canggung, lalu matanya menuju tangan Iwaizumi yang memegang buku bersampul merah muda. "Apa buku yang kau bawa itu Iwa-chan?" Tanya Oikawa mencoba mengalihkan pembicaraan.

Iwaizumi terkejut, ia lupa soal buku itu. Jangan sampai Oikawa mengetahui buku itu. "Buku pelajaran," Jawab Iwaizumi singkat dan berusaha berbicara setenang mungkin.

"Heh! Aku baru melihat ada buku sekolah dengan sampul bewarna merah muda. Apa benar ada buku kita yang bersampul seperti itu?"

"A-ada, kau saja yang tidak pernah memperhatikannya," Ucap Iwaizumi berbohong. Iwaizumi segera memasukkan buku itu ke dalam tasnya. Oikawa memandang Iwaizumi curiga, namun kecurigaanya tidak berlangsung lama.

Mereka sampai di depan gerbang sekolah. Tetapi, tiba-tiba gerombolan anak perempuan mengerubungi Oikawa. Iwaizumi yang biasa dengan keadaan seperti ini segera menjauh dari Oikawa kalau tidak ia akan tenggelam dalam lautan penggemar Oikawa itu. Iwaizumi berjalan menuju kelas mendahului Oikawa sambil memikirkan bagaimana memuji (Name).

"Oikawa-san sangat tampan hari ini!"

Kaki Iwaizumi berhenti melangkah.

"Benarkah?"

"Iya, kau sangat tampan hari ini. E-eh bukan berarti kau sebelumnya tidak tampan hanya saja ... kau tampak keren dan sangat tampan daripada hari kemarin," ujar perempuan yang merupakan fans Oikawa itu malu-malu.

Oikawa tersenyum, "Hahaha ... terima kasih."

Perempuan yang merupakan fans Oikawa itu langsung menjerit fangirling saat melihat senyuman Oikawa. Iwaizumi diam-diam tersenyum, lalu ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.

___

"(Name)!" panggil Iwaizumi.

"Ha'i! Ada apa Iwaizumi-san?" Tanya (Name) sambil berdiri setelah mengambil minuman dari mesin minuman.

"K-kau...."

"Ha'i?"

"Kau tampak cantik hari ini! t-tapi bukan hari ini saja, hari kemarin kau juga cantik!" seru Iwaizumi dengan suara yang kerasa akibat kegugupannya.

"...."

"...."

Wajah Iwaizumi langsung bersemburat merah, ia menutup wajahnya dengan sebelah tangannya. 'Aku nampak seperti orang bodoh.'

"Jadi Iwaizumi-san ingin mengucapkan itu?"

Iwaizumi menghela nafas, mencoba untuk menetralkan degup jantungnya. "Ha'i."

(Name) tersenyum manis yang membuat Iwaizumi bersemburat merah di kedua pipinya. "Terima kasih Iwaizumi-san. Kau juga tampak sangat keren apalagi saat kau bermain voli," ucap (Name) tulus.

"...." Iwaizumi terdiam, ia masih mencerna kalimat terakhir (Name). "(Name) bisa kau ulangi ucapanmu tadi?" pinta Iwaizumi. Ia masih tidak percaya dengan pendengarannya tadi.

(Name) menelengkan sedikit kepalanya, "Terima kasih Iwaizumi-san. Kau juga tampak sangat keren apalagi saat kau bermain voli ...."

"Heh!" Iwaizumi teriak terkejut, wajahnya memerah. Pendengarannya tidak salah, barusan (Name) memujinya.

"Iwaizumi-san wajahmu memerah, daijobu ka?"

"Iee, daijobu." Iwaizumi mengibaskan tangannya di depan dada. Nampaknya ia salah tingkah.

"Kalau begitu aku ingin kantin untuk membeli makanan. Iwaizumi-san mau ikut?"

"Tidak, aku sudah makan tadi," tolak Iwaizumi.

"Kalau begitu jaa na~"

Setelah (Name) pergi, Iwaizumi menendang mesin minuman yang ada disampingnya. Rencana pertama gagal, bukan ia yang membuat (Name) tersipu malah ia yang tersipu karena pujian (Name).

'Aku seperti orang bodoh tadi.'

***

Give Me 10 Days [Iwaizumi Hajime Version]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz