Date

1.4K 103 7
                                    

Aku yang mulai mencintainya berharap dia menjadi milikku selamanya. Dia yang sudah lama mencintaiku, berharap aku tidak akan melepasnya.

"Pagi yang dinginkan? Hime?" gumam Naruto yang mulai menggenggam tangan Hinata. Hinata membalas genggaman itu dengan erat.

"Kita terlalu pagi sampai di sekolah, Naruto-kun. Ini masih jam enam pagi, sedangkan bel sekolah berbunyi jam delapan lebih." Hinata menggembungkan pipinya. Hinata sedikit marah pada Naruto yang tiba-tiba mengajak berangkat pagi.

"Aku terlalu senang, Hinata. Apa kau masih lelah?" Naruto dan Hinata duduk di tempat biasa, bangku taman belakang.

"Iya, aku kemarin terlalu bersemangat mencoba permainan. Aku lelah." Hinata memejamkan mata indahnya.

"Himeku sayang. Bersandarlah di bahuku." Hinata akhirnya bersandar di bahu Naruto. Lebih tepatnya lengan. Hinata tidak terlalu tinggi untuk bersandar di bahu Naruto.

Naruto yang juga masih lelah, menyusul Hinata tidur. Sinar matahari yang sedikit menyilaukan tidak mengganggu tidur mereka. Kehangatan dari matahari menerpa wajah mereka.

1 jam kemudian

"Naruto-kun, bangun. Kita sarapan dulu. Kau pasti belum sarapankan?" Suara lembut membangunkan Naruto dari tidurnya.

"Hmm," gumam Naruto. Naruto sedang berusaha mengumpulkan nyawanya. Naruto mengusap pelan wajahnya supaya kesadarannya pulih.

"Sudah?" tanya Hinata.

"Sudah apanya?" tanya Naruto bingung.

"Bangun dari tidurmu."

"Sudah. Aku sudah bangun, hime-sama," goda Naruto yang menoel pipi Hinata.

"Mou, Naruto-kun," bisik Hinata. Sepersekian detik, Hinata mengeluarkan semburat merah muda di pipinya.

"Kita makan di kantin ya? Aku ingin cinnamon rolls keju. Kesukaanmu akan menjadi kesukaanku juga."

"Benarkah?" tanya Hinata penuh harapan.

"Benar, hime," jawab Naruto dengan penuh kemantapan.

Naruto dan Hinata tiba di kantin yang sedikit ramai. Kebanyakan murid di sini jarang sarapan di kantin.

"Baa-san, pesan cinnamon rolls keju dan susu coklat hangat dua. Kami duduk di sana, baa-san. Arigatou gozaimasu."

Naruto menuntun Hinata ke tempat dekat jendela. Dari jendela, mereka melihat secara langsung taman kecil di samping kantin.

"Naruto-kun?"

"Iya?"

"Kau benar-benar sudah melupakan Haruno-senpai," ucap Hinata ragu.

"Tentu saja, hime. Aku tidak akan membiarkan perasaanku bertahan padanya saja. Aku harus bangkit dan melupakannya. Kalau aku hanya bertahan padanya, sampai mati pun aku tidak menemukan yang terbaik. Dengarkan baik-baik hime," ucap Naruto diselingi helaan napas, "aku mulai mencintaimu."

"Arigatou, Naruto-kun. Aku sangat mencintaimu." Naruto dan Hinata bertatapan cukup lama.

"Hoi! Apa kabar kalian berdua? Pasangan baru di awal bulan ini. Sangat spesial," teriak Kiba sambil menggebrak meja yang ditempati Naruto dan Hinata.

[1] ShitteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang