1. Gara-Gara Pesta

245K 10.4K 233
                                    

Hingar bingar suara musik dansa yang mengalun merdu, dan gemerlap lampu yang menyilaukan, menjadi latar di tempat itu. Pria dan wanita saling berpandangan untuk berdansa di tengah aula. Ruangan besar yang didekorasi indah, dengan banyaknya makanan dan minuman.
Para pria dengan setelan jas dan tampilan elegan, serta para wanita dengan gaun-gaun indah dan mahal mereka, dan saling pamer perhiasan. Itu semua membuat Lizy pusing dan sedikit muak. Dia bukan tipe gadis yang suka memamerkan apa yang dia punya.
Bahkan malam ini Lizy hanya memakai dress perpotongan dada rendah, dan panjang, yang membungkus tubuh indahnya. Belahan dadanya terlihat, begitu bulat dan kencang. Dengan belahan dress nya dari bawah sampai paha, berwarna merah yang cukup terang. Rambut panjangnya yang cokelat di curly dan digerai.

"Aku ingin pesta ini cepat berakhir!" gerutu Lizy dengan wajah merengut bosan.

Gadis itu di make up dengan sedikit tebal, smokey eyes yang memberikan kesan seksi, dan lipstik merah yang membuatnya terlihat dewasa. Lizy menyeruput mango juice nya, dan menaruhnya dengan sebal.
"Lebih baik kau cari pria dan ajak berdansa, daripada menggerutu terus." Temannya dari samping menyenggol Lizy.

Lizy menoleh dan memberikan tatapan sebal pada sahabatnya. Gadis dengan rambut panjang berwarna hitam dan berkulit kecokelatan. Sahabatnya memakai dress yang lebih seksi darinya.

"ini semua gara-gara dirimu, Elina, kalau saja kau tak menyeretku dari ranjang, malam ini aku sedang-"

"membaca novel, drama picisan dan membayangkan menikah dengan pria tampan, kaya dan posesif. Menggelikan." Serobot Elina sambil tertawa. "Jika bukan karena dia wakil direktur kita, aku juga tak mau, Lizy."

Lizy mendengus dan bersiap meninggalkan Elina, namun gadis itu menarik tangannya sampai high heels nya terasa goyang. Elina menatapnya, dengan tatapan serius.

"Baik jika kau tak mau berdansa dengan para pria disini. Mari kita buat malam ini tidak bosan."

Lizy mengerutkan dahinya, menatap Elina dengan curiga. Elina sering membuat tantangan yang selalu berakhir merugikannya. Entah apapun itu.

"Apa lagi? Aku curiga kau akan melakukan hal bodoh." Balas Lizy.

Elina tersenyum. "Tidak, tenang saja kau jangan ketakutan. Kita minum alkohol malam ini."

"Apa?" Lizy terkejut dan membulatkan matanya yang berwarna golden. "Aku tak minum alkohol, Elina." Lanjutnya.

"Tantangannya, kita minum alkohol, siapa yang cepat menghabiskannya dia pemenangnya." Kata Elina.

"Aku bukan gadis clubbing sepertimu!" gerutu Lizy.

Elina memutar bola matanya, gadis itu berjalan meninggalkan Lizy, kemudian balik lagi membawa dua gelas berkaki berisi minuman berwarna biru. Menyodorkannya pada Lizy.

"Tapi-" Lizy bersiap akan protes tapi Elina memotongnya.

"Dimulai!" potong Elina dan meminum minumannya.

Lizy membulatkan matanya kemudian ikut mencecap minumannya, dahinya mengernyit dan wajahnya ingin muntah. Namun saat melihat Elina sudah meneguk setengahnya, Lizy pun ikut meneguknya.
Elina menghabiskannya dan Lizy masih setengahnya, ia menyudahinya dan menghela napasnya, serta menahan mual. Wajahnya memerah dan napasnya tersengal.

"Aku kalah!" kata Lizy.

Elina menyeringai dan memberinya tatapan misterius. "aku ingin kau melakukan yang aku katakan."

"Apa?" Lizy mengerutkan dahinya.

"Cari pria yang akan menjadi target kita."

"Wait, wait! Target apa?" tanya Lizy dengan dahi mengerut.

The Devil Daddy✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now