21. Mama Tiri Calvin

88.2K 6.3K 212
                                    

Waktu berlalu dengan cepat, sudah dua minggu sejak mereka melakukan liburan musim panas. Keadaan kembali seperti semula, begitu pun dengan hubungan Lukas dan Lizy, yang setiap harinya semakin erat dan romantis. Namun ada yang sedikit berbeda, Calvin terus-terusan merongrong Lukas untuk mengetahui siapa wanita yang akan menjadi ibu tirinya. Karena ketakutan terbesar Calvin adalah apa yang dia pikirkan akan jadi kenyataan.

Lizy masih bekerja sebagai staff marketing, sesekali mencuri waktu saat jam istirahat untuk ke ruangan Lukas. Ia bahkan sering membawa bekal makan siang untuk makan berdua dengan Lukas.  Seperti hari ini, saat jam istirahat ia menyelinap tanpa ketahuan siapa pun, membawa satu kotak makan siang untuk Lukas.

"Makanlah," ujar Lizy sambil menyodorkan kotak makan siang nya pada Lukas.

"Aku masih sibuk, sayang," balas Lukas seraya menandatangani beberapa berkas.

Lizy merengutkan wajahnya, ia membuka kotak makan siangnya dan menyodorkannya kembali pada Lukas. Aka tetapi suaminya itu masih menolak. Dengan kesal Lizy berjalan dengan keras hingga suara hak tingginya menggema di lantai, mendekati Lukas. Ia berdiri di samping Lukas dan menarik dasinya hingga pria itu menoleh.

"Lizy," Lukas mendesis kecil.

Lizy meraih kotak makannya, menyuapkan makanan di dalamnya ke dalam mulutnya sendiri. Tanpa diduga Lizy merunduk dan membungkam bibir Lukas yang hendak protes. Hingga protesan Lukas teredam oleh ciuman Lizy.
Lizy tak menciumnya, melainkan memindahkan makanan di mulutnya ke mulut Lukas. Saat selesai ia menarik kembali bibirnya dengan senyuman merekah. Melihat Lukas yang sedang menahan geraman dengan dan mengunyah makanan.

"Dasar nakal," gerutu Lukas.

Lizy terkikik kemudian mengusap bibir Lukas dengan tisu. Ia menyuapi Lukas dengan sendok, dan Lukas menerima suapan Lizy dengan pasrah.

"Malam ini Mr. Ackerley mengundang kita makan malam bersama, sebagai bentuk dimulainya kerjasama perusahaan kami," kata Lukas setelah berhenti mengunyah.

Lizy mengerutkan dahinya, ia sedikit berpikir akan mengenakan gaun yang seperti apa. Karena pergi makan malam dengan kolega Lukas tak cukup dengan hanya mengenakan gaun miliknya, akan terlihat tak berkelas.

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Lukas sambil menyentuh hidung Lizy.

"Aku sedang memikirkan akan memakai gaun apa," jawab Lizy.

"Pakai gaun yang kau punya saja."

"Gaunku tak ada yang branded, semuanya brand murah," ujar Lizy.

"Aku selalu mengatakan padamu untuk memakai uangku, untuk membeli kebutuhanmu. Membeli sepatu, gaun, tas dan make up tak akan membuatku bangkrut," kata Lukas.

Lizy kembali berpikir, "Aku pasti akan gila belanja, aku bahkan harus menjalani hipnoterapi agar kegilaanku pada belanja berkurang. Apalagi jika aku melihat barang-barang diskon, rasanya ingin memborong."

Lukas diam, menatap Lizy dengan tajam dan dalam. Wajah tampannya sedikit mengeras dan tak suka mendengar ucapan Lizy.

"Iya aku tak akan membeli barang diskon lagi," kata Lizy seakan tahu Lukas kesal.

Lukas menarik tangan Lizy hingga terjatuh pada pangkuan Lukas. Meski sedikit terkejut, tapi Lizy sudah paham dengan kelakuan Lukas. Suaminya itu selalu ingin berbagi ciuman dan sedikit cumbuan, meski masih di kantor. Lizy memeluk leher Lukas, sedangkan Lukas mengerat pinggul Lizy dengan erat.

"Setelah kau mengandung, aku ingin kau berhenti bekerja," kata Lukas.

"Tapi..."

"Tidak ada tapi, sayangku. Kau harus menjaga anak kita," potong Lukas.

The Devil Daddy✔ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now