3

254 24 11
                                    

Yamada's POV

Duh, di mana sih Chii? Kenapa belum pulang kerumah sampai saat ini? Apa dia ada masalah? Apa dia tersesat? Atau, dia diculik? Oh, jangan sampai yang terakhir. Aku tidak mau Chii terluka. Tidak akan kubiarkan orang lain mengganggunya bahkan melukainya. Ugh, di mana sih? Aku sudah berlari dari rumahnya tapi sampai sekarang pun aku tidak menemukannya. Coba aku cari ditaman. Mungkin dia ada di sana.

Are? Ada seseorang duduk ditaman. Jam berapa ini? Mana mungkin ada seseorang yang masih duduk di sini. Mana cuaca dingin lagi. Apa, jangan-jangan, itu, HANTU??? 😱 Lebih baik aku tidak mendekatinya deh. Aku tidak suka hantu, lebih tepatnya aku takut hantu. "Hiks." Eh? Sosok itu sepertinya mengeluarkan suara. Apa dia menangis? Haruskah aku mendekatinya? "Hiks hiks" lagi-lagi suara tangisan itu muncul dari sosok itu. Ugh, aku ingin mendekatinya. Demo, kalau itu hantu gimana?? "Baka." Eh? Apa barusan sosok itu mengucapkan sesuatu? Kenapa suaranya seperti aku kenal? "Hontoni baka‼" kali ini sosok itu berteriak. Are? Itu kan, suaranya Chii. "Chii!" teriakku.

Normal POV

"Chii!" teriak Yamada. Chinen yang terpanggil lalu menoleh dan nampaklah Yamada yang berlari mendekatinya. Cepat-cepat Chinen mengusap air matanya agar tak diliat Yamada. "Ada apa kau kemari?" tanya Chinen dingin. "Kok malah tanya? Seharusnya aku yang tanya kamu! Kenapa kamu belum pulang ke rumah sampai jam segini hah?" tanya Yamada khawatir. "Itu bukan urusanmu tau!" bentak Chinen yang membuat Yamada terdiam. "Doushite, Chii? Aku tau kau menangis. Jadi jangan coba-coba kau menutupinya dariku." Kata Yamada mulai mendekati Chinen. Jarak mereka saat ini kurang dari 30 cm. "Aku tidak menangis kok." Bantah Chinen. "Jangan berbohong. Matamu terlihat sembap." Kata Yamada lalu menyentuh pipi Chinen yang masih tersisa bekas air matanya. "Itu bukan urusanmu." Jawab Chinen. "Tentu saja itu urusanku." Kata Yamada lalu memeluk Chinen tiba-tiba. "Aku tak akan membiarkanmu menangis, Chii. Katakan saja apa yang terjadi." Kata Yamada sambil mengelus kepala Chinen. Chinen yang awalnya menahan air matanya agar tak keluar akhirnya menangis juga. "Se, sebenarnya... hpku... tadi dicuri orang." Kata Chinen. Yamada yang mendengarnya lalu melepaskan pelukkannya. "Siapa yang mencurinya?" tanya Yamada. "Aku tidak tau. Saat mau menelepon, tiba-tiba aku disenggol seseorang lalu aku terjatuh. Saat mau berdiri, aku tidak menemukan hpku di mana-mana." Kata Chinen yang masih menangis. "Sudahlah, tidak usah menangis. Lebih baik kau kuantar pulang sekarang." Kata Yamada lalu menuntun Chinen pulang. "Iie. Aku tidak mau pulang. Aku takut dimarahi okaasan karena hpku hilang." Kata Chinen. "Tidak usah khawatir. Aku akan menjelaskannya. Ikou, Chii." Kata Yamada. Akhirnya Yamada mengantar Chinen pulang ke rumahnya dan untungnya, ibu Chinen tidak mempersalahkan hal itu.

.....

Keesokkan harinya, seperti biasanya Chinen berangkat ke sekolahnya. "Ittekimasu." Jawab Chinen sedikit lesu. "Iterrasai." Jawab ibunya. "Yuri hari ini sedikit lesu. Apa gara-gara hpnya kemarin hilang?" gumam ibunya.

.....

"Ohayou Chii." sapa kedua sahabatnya. "Ohayou." jawab Chinen tak bersemangat. "Doushite, Chii? Kok lemes? Kenapa dengan matamu? Kamu habis menangis?" tanya si pecinta setia pocky, Daiki. "Ada apa? Kau diganggu sama orang lagi? Jangan-jangan si anak baru itu ya?" tanya Yuto. Pertanyaan terus menerus menyerang Chinen yang lama kelamaan membuat Chinen tidak kuat mendengarnya. "BISA DIAM GAK SIH?!" teriak Chinen. Seketika juga ruang kelas menjadi hening dan banyak mata memandang Chinen. "Chii? 😓" terdengar sebuah suara yang menyadarkan wanita pendek satu ini. Gawat. Apa aku mengagetkan mereka? Batin Chinen. Cepat-cepat ia segera keluar. "Ada apa dengannya?" tersengar bisik anak-anak di kelas setelah Chinen pergi keluar.

Chinen's POV

Baka Chii! Ngapain juga pake teriak begitu di dalam kelas. Mana semuanya langsing ngeliatin lagi. Kan malu banget 😣. Sebaiknya aku pergi ke perpustakaan saja deh.

Di perpustakaan...

Ah, sepi juga. Jadi males ikut pelajaran. "Kau gak masuk ke kelas Chii?" aku pun menoleh kesumber suara. Yama-chan memandangiku dengan wajah yang super aneh (sebenarnya wajahnya mengekspresikan khawatir sih, cuman aku sedang malas saja melihat wkspresi wajah itu) "Males." kataku singkat. Kulihat Yama-chan mendekatiku dan duduk di sampingku. "Baru pertama kali kulihat orang pintar malas ikut pelajaran." kata Yama-chan sambil menatapku. "Jngan menyindirku, Yama-chan. 😑" kataku. "Oh ya, ini buat kamu." kata Yama-chan sambil mengeluarkan sesuatu. Sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas kado berhiaskan buah stroberi. "Untukku?" tanyaku. "Un. Terimalah. 😊" katanya lalu memberikannya padaku. Aku pun membuka kado itu dan nampaklah sebuah hp dengan casing berwarna merah muda berhiaskan buah stroberi. "A, arigatou Yama-chan." kataku. "Douitashimashite. Gak usah menangis dong." katanya lalu mengusap pipiku. Eh? Aku memangnya menangis? Kulihat wajah Yama-chan yang sangat dekat denganku. Perasaan apa ini? Entah mengapa, sentuhannya sangat membuatku nyaman. Tiba-tiba Yama-chan menciumku dan aku hanya terdiam. Kali ini aku tak mengelak. Entahlah, tubuhku tidak ingin kompromi dengan pikiranku. Aku hanya terdiam dan menutp kedua mataku. Kurasakan tak ada nafsu dari ciumannya. Aku ingin seperti ini terus.

Normal POV

Istirahat berlangsung.....

"Chii, kau tadi ke mana? Kami berdua mengkhawatirkanmu tau." kata Yuto. "Gomen, membuat kalian khawatir. Aku hanya ingin sendirian saja tadi." kata Chinen. "Kau kenapa marah tadi? Apa karena kami terlalu banyak menanyaimu?" tanya Daiki. "Iie. Aku sedang sedih kemarin karena hpku dicuri orang." kata Chinen. "Eh?! Siapa yang melakukannya?!" teriak kedua orang itu bersama-sama. "Bisa jangan berteriak gak? Telingaku sakit tau! 😠" kata Chinen sambil mengelus kedua telinganya. Untung saja mereka tidak berteriak tepat ditelinganya.... "Hahaha, gomen Chii. 😅" kata Yuto. "Tidak usah khawatir, tadi Yama-chan memberikanku hp baru. Nih." kata Chinen sambil menunjukkan hp yang diberi Yamada tadi pagi. "Uwaahh!! Ini kan hp merek terbaru?! Beruntungnya kau Chii. Aku saja harus menabung 25 tahun lagi kalo mau punya hp baru." kata Daiki yang masoh memakan pockynya. "Pantas saj lama karena kau itu orangnya boros banget. Tiap hari uang jajan minimal 1000 yen udah ludes buat beli pocky doang." kata Yuto. "Terserah aku dong! Lagian No Pocky No Life. 😎" kata Daiki dengan sok. "Jadi kalau kau terancam bahaya gimana? Nyelamtein diri apa nyelametin pockynya?" tanya seseorang. "Yah kalau itu beda lagi, Yama-chan." kata Daiki. Yamada lalu duduk di samping Chinen. "Gimana hpnya? Kamu suka?" tanya Yamada. "Iya. Aku suka. Makasih ya Yama-chan. 😊" kata Chinen sambil menunjukkan senyumnya yang super imut itu. "Nah gitu dong. Jangan cemberut terus. Ntar mulutnya maju ke depan." kata Yamada lalu mengacak-acak rambut Chinen. "Iya iya. Gak usah acak rambutku juga Yama-chan. 😡" kata Chinen sedikit kesal. Tiba-tiba Yamada menghapus jarak diantara mereka lagi. Sontak hal itu membuat Yuto dan Daiki terkejut dan hanya melongo. "Kalau kau marah terus ntar aku cium lagi lho. 😉" kata Yamada sambil mengedipkan sebelah matanya.

Bersambung...

@@@@@

Hai minna!!! Maaf ya Gitta baru update. Dalam bulan ini Gitta hanya punya waktu luang seminggu aja. 3 minggu lalu Gitta ada ujian terus jadi gak ada kesempatan buat bikin cerita. Awal Mei nanti Gitta bakalan UNBK nih. Doakan Gitta ya supaya mendpatkan hasil yang memuaskan. *amin 😊
Ditunggu lanjutannya ya....

Don't You Hate MeWhere stories live. Discover now