Pemberontak

7.7K 524 10
                                    

Happy Reading!!
Jangan bosen-bosen ya🙆

____________________________________

"Apa semua pasukan telah siap?" tanya Lee pada panglimanya itu.

"Sudah, Yang Mulia. Semua pasukan telah siap di tempat mereka masing-masing," jawab Hyeji sang panglima perang.

"Baiklah. Ayo berangkat," instruksi Lee.

Semua pasukan pergi meninggalkan kerajaan.
Di tempat lain, Luna berjalan mondar-mandir sedari tadi. Ia sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu.

"Semoga mereka semua pulang dengan selamat," lirih Luna. "Yang Mulia, hamba mohon Yang Mulia tidak perlu cemas seperti itu. Hamba yakin Yang Mulia raja Lee pasti pulang dengan selamat," tegur sang pelayan kepada junjungannya itu yang sedari tadi terlihat khawatir.

"Yah.. Semoga saja," harap Luna.

Setelah peperangan itu selesai, Lee dan para prajurit kembali ke istana.

"Hidup Kerajaan Fire!" seru Hyeji

"Hidup!" sorak seluruh prajurit.

"Hidup Yang Mulia Lee!"

"Hidup!!" teriak para prajurit dengan lantang dan bangga.

Lee mengangkat tangan kirinya tanda memerintahkan kepada semuanya untuk berhenti.

"Masukkan para bajingan ini ke dalam penjara bawah tanah!" Ucap Lee tegas.

"Baik, Yang Mulia!" turut prajurit dan langsung menyeret ketujuh pemberontak itu, sedangkan yang lainnya telah mati saat peperangan tadi.

Lee masuk ke dalam kediaman Luna. Ia melihat Luna yang duduk di pojok atas tempat tidur dengan tatapan kosong.

"Aku kembali," ucap Lee menyadarkan lamunan Luna. Luna menoleh ke sumber suara yang familiar untuknya dan langsung berhambur ke dalam pelukan Lee.

"Kau baik-baik saja?" tanya Luna sambil melepaskan pelukannya. Lee tersenyum miring mendengar petanyaan dari gadisnya itu.

"Aku baik-baik saja, tenanglah." jawab Lee lembut sambil mengusap pipi halus Ratunya itu.

"Tak usah mengkhawatirkanku. Lebih baik sekarang kau bersihkan badanmu karena aku akan mengajak mu untuk berjalan-jalan. Kau mengerti?" titah Lee pada Luna.

"Bahasamu kuno sekali, padahal kau tinggal menyuruhku untuk mandi," kekeh Luna.

"Terserah kau saja. Aku menunggumu di luar," ucap Lee yang berlalu meninggalkan luna.

Beberapa pelayan masuk dengan membawa hanfu, handuk dan persiapan lainnya.

"Mari Ratu, akan kami bantu." ucap salah satu pelayan. Luna mengangguk mengerti.

"Bibi bisakah bibi membuka resleting bajuku? Tangan ku tak sampai," ujar Luna yang masih mencoba menurunkan resleting nya itu.

"Mm.. Bagaimana cara membukanya? Hamba tidak tahu yang mulia. Tunggu sebentar biar hamba mengambil beberapa alat untuk membukanya," ucap sang pelayan dengan wajah polosnya. Luna tertawa lepas mendengar hal itu.

"Hahaha.. Aigo.. Bibi kau tak perlu alat untuk membuka resleting bajuku. Kau hanya perlu memegang ujung dari resleting itu lalu menariknya ke bawah dan selesai," ucap Luna menjelaskan. Pelayan itu pun melakukan apa yang Luna jelaskan padanya.

"Seperti ini?" tanya pelayan itu ragu, karena takut kalau ia melakukan kesalahan. Luna tersenyum melihat itu di depan cermin riasnya. Luna membalas dengan anggukan dan pelayan itu pun membalas senyum manis Luna.

"Baiklah, Yang Mulia. Hamba permisi dulu. Saya akan menyiapkan bahan wewangian untuk anda mandi," ucap sang pelayan.

"Pergilah," titah Luna pelan.

Setelah semua selesai, Luna dipakaikan hanbok besar (baju tradisional korea) yang membuat Luna merasa tak nyaman.

"Bibi, kenapa aku harus memakai baju seperti ini?" rengek Luna pada salah seorang dayang yang masih mencoba menghias dirinya.

"Maaf Ratu, tapi ini titah dari Yang Mulia Lee. Hamba hanya melaksanakan perintah saja Yang Mulia,"

"Baiklah, tak apa. Tapi jangan memasangkan mahkota itu di kepalaku," titah Luna dengan masih memasang wajah memelasnya.

"Tapi.."

"Ayolah bi.. Mahkota itu sangat berat, apa bibi mau kepalaku sakit?"

"Tidak, Yang Mulia." Luna tersenyum menang mendengar hal itu.

Luna keluar menggunakan hanbok berwarna merah muda dengan bordiran emasnya. Rambut yang setengah di sanggul dan setengahnya lagi ia biarkan terurai. Tak lupa para pelayan juga menambahkan sedikit aksesoris dan polesan make up tipis untuk menambah kecantikan Luna.

"Cantik," ucap Lee pelan namun masih bisa terdengar oleh Luna.

"Kau sangat cantik, Ratuku." ulang Lee lebih jelas dengan senyum manisnya. Luna menunduk malu karena mendapat pujian dari kekasihnya itu.

"Apa kau akan terus menunduk? Tengkukmu akan sakit nanti," goda Lee. Luna menonjok pelan lengan Lee.

"Jangan buatku malu," ucap Luna menahan malunya.

*makasih buat semuanya. Makasih masih ada yang mau baca cerita gaje ini😂😂 Jangan bosen-bosen guys!!! Salam lima jari✋*

The King Element And I #Wattys2017Where stories live. Discover now