YOU 05

70.1K 3.2K 65
                                    

Maaf ya kalau banyak typo... Gue cuma manusia biasa yang ngak luput dari typo!

Happy reading guys!

=============

Tanggal pernikahan sudah ditentukan dan disepakati oleh kedua keluarga terutama mempelainya.
Awalnya pernikahan Lina - Anta diadakan 3 bulan lagi tepat setelah Anta genap berusia 17 tahun. Tapi Anta menolak dengan keras. Ingat ya Anta! Bukan Fernan.

Jadilah pernikahan mereka diadakan dalam waktu sebulan kedepan. Toh Anta tak mau pernikahan yang meriah meriah. Dia ingin yang sederhana saja tapi dihadiri oleh teman terdekat, keluarga besar dan acaranya berjalan secara Khitmat.

Lina juga setuju saja dengan Anta. Dia tak mau lama lama. Karena dia takut nanti khilaf! Lina itu anak yang polos, banyak pengen taunya! Kalau sampai dia penasaran sama sesuatu akan dia kejar sampai dapat. Dan kalau sampai terjadi sesuatu nantinya saat mereka Pacaran lama lama, bisa gawatkan!.

Jadi demi menghindari masalah, akhirnya semua sepakat memutuskan pernikahan Lina dan Anta diadakan bulan depan.

Anta membaringkan tubuhnya Diatas kasur empuknya. Dia baru pulang dari Cafe setelah tadi latihan Basket. Sekarang tubuhnya terasa remuk semua.

Cleck!

Pintu terbuka, Anta menoleh kearah Pintu melihat siapa yang membuka pintunya. Seorang wanita paruh baya sedang menggendong Amira dan tersenyum manis kearahnya.

Anta menegakkan tubuhnya begitu saja. Dia segera menghampiri Wanita itu - omanya, Nia, Mama Mora.

"Oma... Kapan Dateng? Kok aku ngak tau? Anta kangen Oma!." Anta memeluk Nia dengan erat.

"Iiiihh... Kakak! Mila cakit badanna!" Bocah kecil berusia 3 tahun itu memukul lengan Anta kesal.

Masih ingat kan Anta punya adik lagi selain sikembar Allan dan Aaron? Namanya Amira. Gadis cilik itu sedang berada digendongan Nia sekarang.

Anta mencium pipi gembul adiknya. "Maaf Princess... Kakak Kangen sama Oma. Makanya peluknya kenceng. Adek sakit ya. Maaf ya.?" Anta mengusap kepala Adiknya penuh kasih sayang. Amira hanya mengangguk.

"Kamu tadi pulang langsung nyelonong aja ke kamar makanya ngak liat Oma sama Opa ada di ruang tengah." Kata Nia pada Anta. Remaja tampan itu menampilkan senyuman lebarnya.

"Maaf Oma... Abis capek Oma, tadi baru selesai cek Cafe oma yang mau dibuka di daerah Nusa Pratama terua lanjut ke Kemang. Mana lagi, tadi abis latihan Basket pula." Adu Anta pada Nia manja.

"Ish...ish...ish... Kakak manja!" Komentar Amira melihat tingkah kakaknya.

"Ngak papa... Kan jarang ketemu oma. Jadi manja sama Omanya Kakal ngak apa apa dong!." Balas Anta. Amira memberengut lucu. Dia memeluk leher Nia posesif.

"Oma cuma punya Mila! Oma itu omanya Mila! Kakak ngak ada!." Nia mengusap punggung cucu perempuannya itu.

"Ngak boleh gitu dong! Mira kan adeknya Kakak. Kalau oma iti Omanya Mira berarti Oma juga omanya Kakak!."

"Gitu ya Oma?." Tanya Amira pada Nia yang hanya diangguki oleh Nia. "Ya udah! Omanya Kakak juga!. Tapi sekarang Omanya Mila aja! Kakak nanti!." Nia tertawa kecil memdengar perkataan cucunya itu.

"Udah... Ngak usah dilanjutin." Tegur Nia. "Anta... Kamu mandi sana, dibawah ada Lina itu. Masa kamu mau biarin dia sendirian dibawah." Kata Nia.

Anta menggerutkan keningnya. "Lah... Dia disini?. Kok ngak ngasih tau sih Oma!." Anta segera keluar dari kamar menuju lantai bawah, dimana Lina berada.

Antariksa [Complete]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora