6. Debaran Pertama

867 237 57
                                    

Hujan.

Sekarang cuaca cukup tidak mendukung untuk mengantarkan Yeri pulang dari sekolah.

U

dah mah gak bawa payung. Gak dijemput bang jongin lagi.

Lengkap sudah penderitaan Yeri. Sedangkan teman-temannya yang lain sudah pulang, hanya tersisa Yeri sendiri disana.

30 menit berlalu. Dan Yeri masih setia menunggu hujan hingga reda di sekolah. Yeri mengeluh, mengapa hujannya awet sekali?

Yeri berusaha menghubungi nomor Jongin berkali-kali. Namun nihil, tidak di respon.

"Tuh cowok genit amat si pengen berdua sama pacarnya mulu perasaan."

Yeri mengomel tidak jelas sambil menghentakkan kakinya kesal.

Dengan tekad yang kuat, Yeri meyakinkan diri untuk menerobos hujan yang deras ini agar tidak menunggu terlalu lama kembali.

1


2


3

Yeri berlari dengan cepat sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangan mungilnya.

Namun langkahnya tertahan dan terdorong ke belakang dan Yeri merasa ia tidak terkena hujan, kemudian bahunya terasa hangatㅡ karena ada yang merangkul bahunya erat sehingga ia tenggelam dalam pelukan seseorang.

Aroma musk dan maskulin itu membuat Yeri menebak-nebak.

Sontak Yeri mengadah kepala ke atas melihat pelaku yang melakukan iniㅡ





Dean?

Dean tersenyum melihat Yeri. Tangan kirinya ia gunakan untuk memegang payung berwarna hitam sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk merangkul Yeri.

"Jangan hujan-hujanan, nanti sakit gimana? Mau bikin saya kangen ya?"






Deg.

Hati Yeri berdebar.

Yeri yang tadinya merasa dingin kini menjadi hangat. Entah apa efek dari perkataan Dean yang membuat Yeri berdebar.

"Pulangnya saya anterin aja yaㅡ"

"Gak usah kak! Aku bisa sendiri kok."

Yeri buru-buru menolak ajakan Dean. Kemudian Dean melepas rangkulannya dan memberikan gagang payung tersebut kepada Yeri.

Perlahan Dean menjadi kebasahan akibat hujan.

Yeri segera mendekat bermaksud membagikan payung tersebut, namun Dean langsung menjauhkan payung itu darinya.

Dean kembali tersenyum. Hangat.

Senyum itu, membuat Yeri merasakan hal aneh.

"Kak, kok malah ngehindar? Nanti sakit gimana?"

"Katanya gak usah di anterin. Ya udah payungnya bawa pulang aja, saya gak papa kok. Udah kebal penyakit."

Yeri tercengang.

"Iya udah, yer. Saya pulang ya."

Lantas Dean dengan cepat berbalik arah dari hadapan Yeri dan ingin berjalan menuju parkiran.

Yeri menggigit bibirnya akan tetapi, Yeri langsung menahan tangan Dean akibatnya membuat Dean memalingkan kembali wajahnya.

Dan Yeri kembali membagi payung tersebut.

"Kak, anterin aku pulang!"

"Jalan atau naik motor?"

"Jalan aja. Soalnya deket kok."

"Oke."

◇◇◇◇

Yeri tidak tahu seperti apa efek dahsyat dari sentuhan tangannya mengenai tangan Dean.

Hati Dean berdebar untuk pertama kalinya.

Hati Yeri berdebar untuk kesekian kalinya.
◇◇◇◇











Aing yang ngetik kok baper nying.

Would UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang