Terbongkarnya Semua Rahasia Kaizaki

34 4 2
                                    

Pagi ini,aku melangkahkan kaki,memasuki sekolah dengan langkah riang.Aku melihat Kaizaki sedang berjalan menuju kelasnya.
"Kaizaki!"teriakku sambil melambaikan tangan.Dia tidak menyadari aku memanggilnya,aku pun menghampirinya.
Kaizaki terkejut ketika aku tepat berada di depan nya.Buku notes yang dia pegang,langsung di tutup dan dimasukkan ke sakunya dengan terburu-buru.
"Hm?"tanyanya dingin, tak ingin terlihat panik.
Kaizaki kenapa,sih?kok sifatnya berubah-rubah gini?kemarin udah senyum,kok sekarang cemberut lagi,gumamku.
"Kamu kenapa?lagi bad mood?"ucapku.
"Gak."kata Kaizaki singkat.Aku menatapnya dengan serius.Tiba-tiba senyumnya mengambang lagi di wajah tampan nya.Dia menarik nafas dan senyumannya kini terlihat jelas.
"Ada apa sih,Kaizaki?Tadi cemberut, sekarang udah senyum lagi."
"Gak ada apa-apa,kok Hinata."ucap Kaizaki. sambil tersenyum simpul.
"Bohong."kataku tak percaya.
Kaizaki tersenyun lalu mencubit pipiku,"Aku duluan,ya.Mau piket kelas.Bye!"Kaizaki pun pergi meninggalkan ku.

Saat jam istirahat...
Aku,Kaori,Naomi,dan Shizu sedang nge-rumpi di kelas.Tiba-tiba Satoshi memanggilku,"Hinata,kamu dipanggil sama Hideki di lapangan."
Aku mengangguk dan langsung menemui Hideki yang sedang duduk di bangku pinggir lapangan.
"Ada apa?"tanyaku.
"Tanding basket,yuk!"ajak Hideki.
"Ayo!"ucapku semangat.

"Oper!"seruku.
Hideki melemparkan bola basket kepadaku.
Lemparannya terlalu tinggi sehingga bola nya tak bisa kutangkap,dan akhirnya mengenai kepalaku.Semua yang sedang bertanding basket langsung melihat ke arahku.
Aku langsung merasa pusing."Ah.."aku mengusap keningku.
Kaizaki yang melihat kejadian itu langsung menghampiriku,"Hinata!"
"Kamu gak apa-apa?"tanyanya.
"Gak apa,kok."jawabku.
Aku mulai merasakan pusing yang luar biasa menyakitkan.Aku menyandarkan kepala ku pada Kaizaki.
Hideki tampak kebingungan, ia merasa bersalah,"M-maafkan aku..."
Kaizaki langsung memanggil petugas PMR.Tiba-tiba penglihatan ku gelap gulita.

---------------------------------------------------------

"Dimana aku?"
"Ah,akhirnya kau sadar."ucap Kaizaki yang ternyata sedang duduk di sofa dekat pintu.
"Kamu dibawa ke rumah sakit karena pingsan setelah kepalamu terkena lemparan bola basket tadi."lanjutnya sambil menghampiriku.
"Apa kepalamu masih terasa pusing?"tanya Kaizaki dengan wajah cemas.
"Em.. Tidak.."jawabku.
"Aku mengkhawatirkanmu, Hinata."
"Aku sudah tidak merasa pusing,kok."ucapku.
"Syukurlah."kata Kaizaki sambil mengusap pelan kepalaku."Aku sudah menghubungi Mama mu tentang kejadian tadi.Beliau sedang dalam perjalanan."
"Oh iya?Terima kasih."kataku.
Kaizaki mengangguk sambil tersenyum.

"Hideki kemana?"tanyaku tiba-tiba memecah keheningan.
Kaizaki tampak sedikit terkejut,"Hideki dan teman-teman dekatmu menunggu di luar."
"Mereka khawatir dengan keadaanmu,Hinata."lanjutnya.
"Hm..Kaizaki,memang aku kenapa?bukankah aku hanya terkena lemparan bola?"tanyaku penasaran.
"Kepala ku hanya terkena bola,kenapa bisa sampai pingsan?apa kata dokter?"
Kaizaki menatapku."Hinata..."
Ia menggenggam tanganku,tersenyum simpul,namun terlihat raut wajah sedih.
"Ada apa,Kaizaki?"tanyaku semakin penasaran.
"Nanti pun kau tahu.Aku belum bisa menjelaskan nya padamu,Hinata."
Bukannya mereda,rasa penasaran ku malah tambah menjadi-jadi.
"Tapi..."ucapku pelan,aku masih penasaran.
"Sudahlah, sekarang kau istirahat dulu.Aku di luar ya,kalau Mama mu sudah datang aku beritahu."kata Kaizaki.
Aku mengangguk,Kaizaki pun keluar kamar.
Tiba-tiba..
Sret!
Secarik kertas jatuh dari kantung celana Kaizaki.
Kertas apa itu? gumamku.
Aku bangun dari kasur,berjalan dengan hati-hati lalu mengambil kertas berwarna merah muda itu dan membacanya.


"Hinata,kau tahu?dulu,sebenarnya kita bersahabat dari kecil,mama ku dan mama mu saling kenal dan sudah seperti saudara.

Tapi,karena kau sempat koma karena kecelakaan,ingatan mu terhapus dan kamu lupa akan persahabatan kita.Dan akhirnya kau sama sekali tak mengenal ku.

RaindropsWhere stories live. Discover now