part 8

135 23 6
                                    

Part 8
Keesokan harinya, daiki kembali masuk sekolah. Daiki memperhatikan yuya yang kini sedang tertidur, karena daiki sudah masuk yuya tidak perlu mencatat untuk daiki. daiki hanya diam memperhatikan yuya. Terlihat keraguan di wajah daiki.
“bagaimana aku harus meminta tolong padanya”ucap daiki pelan

Saat istirahat, yuya merasa heran karena daiki hanya diam saja.

“ada apa denganmu? Kenapa kau jadi pendiam seperti ini?”ucap yuya

“tidak apa-apa”ucap daiki singkat

“kau yakin?”ucap yuya
Daiki mengangguk.

Yuya kembali melanjutkan makannya.

“ne...takaki-kun’’ucap daiki ragu
“ada apa?”ucap yuya
“ayo kita ke atap gedung sekolah”ucap daiki
“untuk apa kesana?”ucap yuya
Daiki tidak menjawab dan langsung menarik tangan yuya.

Kini mereka berada di atap gedung.
“apa? Berlatih adegan kiss?”ucap yuya terkejut saat daiki mengatakan padanya meminta yuya membantunya berlatih.

Daiki mengangguk.

“kenapa kau tidak berlatih dengan yamada? Bukankah dia pacarmu?”ucap yuya

“tidak, yamada bukan pacarku. Kami memang dekat karena dia temanku saat sekolah menengah pertama. Dan dia juga yang menolongku. Tapi aku dan dia tidak menjalin hubungan lebih dari teman. Aku tidak bisa latihan dengannya karena aku masih merasa takut saat harus berdekatan dengan pria apalagi melakukan hal itu. Saat syuting kemarin, saat wajah kami dekat aku teringat tentang kejadian itu dan membuatku merasa takut dan gemetar”ucap daiki

“lalu, kenapa kau meminta bantuanku?”ucap yuya

“karena hanya takaki-kun,pria selain yamada yang dekat denganku. Jadi, bantu aku”
“bukankah kau temanku?”lanjut daiki
“sejak kapan kita berteman, aku tidak pernah menyetujui ajakan pertemananmu itu”ucap yuya

“sejak kau menghiburku saat aku menangis. Ayolah takaki-kun”ucap daiki dengan ekspresi wajah memohon
Yuya menghela nafas.

“baiklah, lalu sekarang kita mulai dari mana?”ucap yuya
Daiki memberikan skenario drama .

“kita mulai di adegan yang aku tandai dengan bolpoin”ucap daiki

Yuya membaca skenario itu, sebenarnya yuya merasa kesal membayangkan daiki melakukan adegan itu dengan pria lain, apalagi pria itu lebih baik dari yuya. Tapi yuya merasa sedikit senang karena dia juga mendapat kesempatan melakukan adegan itu dengan daiki.

Yuya memberikan skenario itu kepada daiki.

“baiklah, kita mulai sekarang”ucap yuya
daiki mengangguk.

Yuya menarik daiki dan mulai mendorongnya ke tembok dan melakukan kabedon.

Wajah daiki terlihat ketakutan dan tubuh daiki terlihat gemetar.
Yuya menghela nafas lalu menjauhkan tubuhnya dari daiki.

“jangan menunjukkan wajah seperti itu. Kau seharusnya menunjukkan ekspresi terkejut bukan ketakutan”ucap yuya

“maaf”ucap daiki

“kita ulangi lagi”ucap yuya

Merekapun mengulangi adegan yang sama. Namun belum sempat yuya mendekatkan wajahnya. Raut wajah daiki sudah terlihat ketakutan.

Yuya menghela nafas.

“jika seperti itu terus, ini tidak akan selesai”ucap yuya kesal

“maaf, sepertinya aku tidak akan bisa melakukannya”ucap daiki menunduk

Yuya menghela nafas mencoba menenangkan kekesalannya, lalu mendekati daiki.

“kau harus berusaha menghapus ingatan itu”ucap yuya

“aku sudah berusaha, tapi itu terasa sulit. Selalu saja hal itu terlintas di pikiranku”ucap daiki

“aku merasa takut.....”lanjut daiki

Yuya mengangkat dagu daiki agar daiki melihat ke arahnya.
Gadis itu mulai mengeluarkan air mata.

Yuya  menatap daiki dalam.
Mereka saling bertatapan.

“aku akan menghapus ingatanmu tentang kejadian itu, daichan. Mulai sekarang kau harus melupakan masa lalumu”ucap yuya menghapus air mata daiki

Yuya membelai lembut wajah daiki.

Daiki hanya diam merasakan sentuhan lembut yuya. Perlahan yuya mendekatkan wajahnya di bibir daiki.

Terlihat tidak ada raut wajah ketakutan di wajah daiki. gadis itu memejamkan matanya dan yuya mencium bibir daiki dengan lembut.

Bel masuk berbunyi. Yuya segera menjauhkan wajahnya dari daiki.

Yuya terlihat salah tingkah dengan apa yang baru saja dilakukannya,sedangkan daiki pipinya memerah.

“lebih baik kita segera masuk”ucap yuya hendak melangkah pergi.

“tunggu, tapi kita belum berlatih adegan di drama”ucap daiki

“bukankah tadi sudah”ucap yuya

“tapi itu tidak seperti adegan di naskah”ucap daiki

“kau bisa berlatih dengan yamada”ucap yuya meninggalkan daiki

Daiki segera mengejarnya.

“ayolah, takaki-kun. Kita membolos saja untuk kali ini”ucap daiki

“kau sudah tidak masuk beberapa hari, kau tidak bisa tidak mengikuti pelajaran lagi”ucap yuya

“kenapa kau jadi rajin seperti ini”ucap daiki heran sekaligus kesal

Yuya melihat wajah daiki yang cemberut.

“apa kau sangat mengingikan berciuman dengaku lagi”ucap yuya menggoda daiki

“tidak....bukan begitu, aku hanya ingin berlatih untuk adegan drama. Aku hanya takut melakukan kesalah,dan yamachan akan memarahiku nanti. Kau tidak tahukan yamada saat marah begitu menakutkan”ucap daiki

“bukankah dia temanmu,dia tidak akan marah hanya karena itu”ucap yuya

“dia memang temanku, tapi dia itu sangat menginginkan pekerjaannya berakhir dengan sempurna, tidak ada kesalahan apapun. Ayolah takaki-kun”ucap daiki

“baiklah, kita lakukan setelah pulang sekolah”ucap yuya

Setelah pulang sekolah,
Mereka kembali ke atap gedung, dan mulai melakukan adegan seperti di skenario.
Yuya kini melakukan kabedon. Lalu membisikkan sesuatu.

“daisuki”ucapnya pelan ditelinga daiki

Daiki terkejut,seperti adegan di drama

Lalu yuya mendekatkan wajahnya dan mencium bibir daiki.

Keesokan harinya, daiki melakukan adegan yang sama seperti yang dilakukannya dengan yuya tapi yang berbeda kini dia melakukan adegan itu dengan yamada.
“cut”ucap sutradara
“kerja bagus semuanya”ucap sutradara
Yamada dan daiki membungkukkan badan dan mengucapkan terima kasih.

Daiki dan yamada kini sedang beristirahat.
“sepertinya,pria itu berhasil mengapus traumamu ya”ucap yamada
Daiki mengangguk.
“sepertinya hubungan kalian lebih dari teman, jangan-jangan kalian sudah berpacaran ya”ucap yamada menggoda daiki.
Pipi daiki memerah.
“tidak, kami hanya berteman”ucap daiki
“sudahlah jujur saja, jika hanya teman tidak mungkinkan dia bisa menghapus traumamu dengan mudah”ucap yamada
Ponsel daiki bergetar, daiki mengambil ponselnya dan membaca pesan dari yuya dengan tersenyum.
“dari takaki ya? Wah, dia perhatian sekali. Ternyata benar dugaanku kalian pacaran ya”ucap yamada melihat ponsel daiki
Pipi daiki memerah dan segera pergi menjauh dari yamada.

Yamada hanya tersenyum melihat daiki.
“aku senang bisa melihatmu bahagia, daichan”ucap yamada pelan

Happy birthday daichan

The Yankee and Famous Idol 🔚Where stories live. Discover now