Sacrifice

This is my sacrifice

Taehyung menatap pantulan dirinya di cermin. sedikit meringis kala melihat beberapa tanda merah dilehernya. dengan cepat Taehyung mengusap tanda merah itu dengan tangannya,berharap bahwa mungkin gerakannya itu dapat menghapus bukti kejalangannya.

"Sudah jangan sok polos seperti itu, pelayananmu hari ini benar-benar mengecewakan. Ingat ya Kim Taehyung, hanya karena belas kasihanku ini kau dan teman-temanmu bisa menikmati kesuksesan, hanya karena aku kau bisa hidup nyaman dan makan makanan enak jadi jangan pernah mengecewakan aku lagi atau kau akan menerima akibatnya"

Pria di belakangnya menarik jas di atas ranjang lalu memakainya.

"Si bodoh shinhyuk itu sudah memilih pilihan yang tepat dengan memberikanmu padaku 3 tahun lalu. tubuhmu memang begitu nikmat, aku tidak yakin kalau teman-temanmu juga memiliki tubuh yang senikmat dirimu."

Pria itu menarikan jari-jarinya di pundak Taehyung lalu terus berjalan membelai wajah manis Taehyung yang memejamkan mata.

"Minggu depan datanglah kemari dengan pelayan yang sama. jangan membosankan seperti tadi."

Taehyung menatapnya, menatap seringaian menakutkan dari pria paruh baya di belakangnya.

"Sekali lagi Kim Taehyung. Jangan pernah kecewakan aku. Tubuhmu bahkan harga dirimu ini adalah miliku jadi jangan pernah melawanku. Hufttt.. Sudah dini hari.. Baiklah aku pergi, sampai jumpa minggu depan sayang"

Pria itu mengacak rambut Taehyung sebentar lalu berlalu meninggalkan Taehyung sendiri menatap pantulan dirinya di cermin.

"Tapi sajangnim apa tidak ada cara lain?"

"Masa depan bangtan ada ditanganmu Kim Taehyung. ingatlah, satu kata darimu mempertaruhkan masa depan 6 orang"

"Kenapa... Aku?"

"Lalu apa aku harus memberikan Jungkook? Anak itu bahkan belum cukup umur untuk masuk kedalam dunia seperti ini, atau... Jimin? Apa kau fikir dia sanggup melakukannya? Dan begitu juga yang lain, lagipula kau sudah pernah melakukannya kan? Bukankah.. Saat kau berusia 14 tahun..."

"Tolong jangan katakan itu sajangnim..."