BAB 2 : Serigala

342 55 26
                                    

Aku membuka kedua kelopak mataku akibat rasa hangat yang kurasakan. Kucoba menggerakkan tanganku lalu kurasakan tekstur lembut yang menyelimuti tubuhku. Beberapa saat kemudian kesadaranku kembali utuh. Sekarang entah bagaimana caranya, aku sedang tertidur di atas sebuah ranjang milik seseorang. Tapi siapa yang menyelamatkanku? Jangan – jangan nenek.

Mendapatkan harapan bahwa neneklah yang menyelamatkanku dari geraman monster yang membuatku terperosok ke dalam jurang, aku segera bangkit ke posisi duduk.

“AW!” ringisku keras. Rupanya tubuhku masih terasa remuk. Kalau begini terus, bagaimana caranya aku bisa menemui nenek?

“Jangan memaksakan dirimu.”...

DEG! Mendengar suara berat milik seorang laki – laki, aku segera menolehkan kepalaku ke arah si pemilik suara.

Surai coklat, iris hazel, pakaian lelaki normal, dan ada yang aneh darinya. Aku memicingkan mataku untuk memperjelas penglihatanku. Kini di ambang pintu kamar asing ini, berdiri seorang lelaki berpostur tubuh tinggi yang memiliki telinga dan ekor yang aneh. Kutenggak salivaku sebelum pada akhirnya aku bertanya.

“Siapa kamu?” tanyaku hati – hati.

“Siapa aku? Seharusnya aku yang bertanya padamu, siapa kamu?” lelaki itu bertanya balik.

“Eh..., maaf. Namaku Akai Rose. Apakah kamu yang menyelamatkan aku?” jawabku yang diakhiri dengan pertanyaan.

“Kalau ‘iya’, lalu kau mau apa?” lagi – lagi dia membalik pertanyaan kepadaku.

“Ugh, menyebalkan! Kau dingin sekali!” gerutuku kesal.

SET!

Tiba – tiba lelaki itu tiba di samping kasur yang kutempati. Tangan kanannya menyodorkan nampan berisi kue dan susu putih. Ia tersenyum jahil ke arahku. Dan saat ia tersenyum, kulihat deretan gigi taring yang berjajar rapi di dalam mulutnya.

“Hah! Sebenarnya kau ini apa!?” sahutku panik.

“Aku adalah seorang ookami. Kau tidak tahu itu?” jawabnya sambil memiringkan kepalanya ke samping kanan.

“Ookami?” ulangku bingung.

“Bagaimana menjelaskannya, ya? Kurasa aku ini semacam serigala tapi juga manusia.” jelasnya singkat.

“Jadi kau werewolf!?” jeritku panik.

SET!

Seketika lelaki ookami itu menutup mulutku dengan tangan kirinya. Wajahnya nampak kebingungan. Matanya nampak bergerak – gerak ke segala arah, seakan sedang mencari sebuah penyelesaian.

“Ookami itu bukan werewolf. Ookami terlahir dengan wujud manusia yang dilengkapi telinga dan ekor serigala sedangkan werewolf terlahir dengan wujud manusia normal namun pada saat tertentu ia bisa berubah menjadi seekor serigala.” terang si lelaki ookami.

Aku manggut – manggut mendengar penjelasannya. Seekor makhluk bernama ookami ini merupakan hal baru bagiku. Sebelumnya, belum pernah aku mendengar informasi apapun mengenai makhluk ini. Ayahku yang seorang ilmuwan pasti akan sangat antusias bila ia bertemu dengan si lelaki ookami ini.

“Kalau begitu, terimakasih karena sudah menyelamatkanku dari kejaran monster tadi, Tuan Ookami.” ujarku tersenyum ramah. Kemudian tangan kananku bergerak mengambil kue yang bertengger manis di atas nampan.

“Monster?” gumam si Tuan Ookami pelan bahkan hampir tidak terdengar.

“Ada apa? Kenapa malah diam?” tanyaku bingung melihat perubahan air mukanya.

“Eh, tidak apa. Hehe..” ucapnya kikuk.

Lalu dengan cepat, ia segera merebut kue yang sedang susah payah kuambil. Pasalnya luka gores di telapak tanganku membuat segala pergerakan terasa perih. Aku menatapnya datar sambil mengangkat sebelah alisku.

Mr. OokamiWhere stories live. Discover now