Trapped by you

2.5K 230 61
                                    

Sudah sekitar dua puluh tiga menit yang lalu aku berdiri di tepi  jalan. Mungkin mobil, motor dan kendaraan lainnya sudah tak terhitung  sudah berapa kali melewati jalan ini. Tapi, aku masih setia berdiri di  bawah pohon maple yang rindang, walau kakiku sudah terasa pegal, aku  akan tetap menunggu.

Berkali-kali aku melirik jam yang melingkar ditanganku karena bosan.  Kaki sebelah kananku menghentak-hentak paving. Mulutku terkadang  bersenandung, menyanyikan lagu yang tiba-tiba melintas di pikiranku.

Bibirku yang sedari tadi mengerucut sekarang lebih tertarik. Aku  mengeluarkan senyuman lebar, begitu sebuah motor merah yang sudah sangat  aku hafal berhenti di depanku. Pengendara motor merah itu membuka  helmnya dan meletakannya di atas spion motor.

"Maaf membuatmu menunggu..." Laki-laki itu Oh Sehun, tersenyum sangat tampan sampai membuat aku terpesona untuk kesekian kalinya.

"Tidak apa-apa." Aku menjawab dengan pelan. Aku ikut tersenyum begitu Sehun merusak tatanan rambutku.

Aku tidak masalah jika rambutku kusut karena diacak-acak.

Aku juga tidak masalah menunggu dengan waktu yang lama.

Semuanya terasa mudah dan menyenangkan hanya demi Oh Sehun.

"Ini untukmu. Selamat ulang tahun." Aku memberikan paper bag berwarna biru dongker dengan pita manis berwarna biru laut.

Sehun terkekeh, dia mencium pipiku sekilas membuat pipiku langsung  bersemu. Kemudian dia menarik diri dan menerima paper bag yang aku  berikan. "Terima kasih."

Begitu Sehun ingin menurunkan tas punggungnya, dengan sigap aku  langsung mengajukan diri untuk membantunya. Memasukan paper bag ke dalam  tas punggung laki-laki tersebut. Walau sedikit berjinjit dan kakiku  sakit karena pegal, Aku tetap melakukannya.

"Jadi... Kita pergi kemana?" Sehun bertanya setelah melihat aku selesai menutup tas punggungnya.

"Tempat yang menyenangkan bagimu." Aku tertawa kecil karena malu.

"Bagiku?" Sehun mengulang pertanyaan dan mendapatkan jawaban berupa  anggukan dariku. "Aku suka pergi ke bar untuk minum dan merokok bersama  teman-teman. Tapi aku tidak mau mengajakmu kesana,"

Aku mengerucutkan bibirku karena kesal. Aku memandang tepat di mata  Sehun dengan penuh harap, berharap agar laki-laki itu mau mengenalkan  dunianya padaku. "Kenapa? Aku juga ingin kesana."

"Karena, kau terlalu berharaga untuk masuk ke tempat kotor seperti  itu." Dan jawaban yang keluar dari bibir Sehun berhasil meluluhkan  hatiku. Pipiku kembali bersemu, dengan gerakan cepat aku menangkup kedua  pipiku karena malu. "Kalau begitu kita pergi kemanapun kau suka."

Sehun mengangguk sebagai persetujuan, tangannya menarik lenganku  untuk mengikuti langkahnya. Dia mengambil helm yang dibawanya dan  dipakaikannnya padaku. Setelah itu, aku langsung menaiki motor Sehun  begitu Sehun sudah di atas motor.

Motor melaju dengan kecepatan yang aku perkirakan di atas 80 km/jam.  Membelah perkotaan yang ramai pada sore hari. Ini adalah sebagian hal  yang sangat aku sukai. Aku tersenyum lebar, tanganku memeluk lebih erat  pinggang Sehun dan menyandarkan kepalaku dipunggungnya. Alasanku  menyukai Sehun yang membawa motornya dengan kecepatan penuh, karena  seolah-olah aku sedang terbang di atas awan. Aku menyukai ketika angin  menerpa begitu hebat karena aku bisa merasakan parfum yang dipakai  Sehun.

Aku merlik ke sekitar dimana motor berhenti di pekarangan rumah  minimalis bercat putih dengan dekorasi yang membuatnya tampak lebih  cantik dan rapi. Kami turun dari motor dan segera masuk ke dalam rumah  tersebut. Melewati setiap ruangan dan berhenti di kamarnya.

✓Trapped by youWhere stories live. Discover now