"Ekstra Part"~~ ※Jenis Kelamin*

2.6K 88 1
                                        

Pagi hari yg cerah adalah waktu yg sangat pas untuk seorang ibu, Wulan sedang asik berjalan santai disepanjang taman yang tak jauh dari apartemennya.

Berhubung rumah impian Wulan belum jadi, mereka masih tetap tinggal di apartemen Aldi.

Menikmati udara sejuk dan melihat anak-anak kecil ada yang bermain dan ada yang sedang berangkat menuju sekolah, senyum tercetak di wajah Wulan, dia memegangi permukaan perutnya yang sudah memasuki bulan ke-6.

Pikirannya melayang kemasa depan anaknya.

Apa dia bisa melihat anaknya tumbuh?
Apa dia bisa mengantar anaknya ke sekolah?
Apa dia bisa bermain dan bercanda dengan anaknya?
Membagi dan mendengarkan semua cerita anaknya?
Apa semua itu bisa dia lakukan?

Hanya tuhan yang akan menjawab semua pertanyaannya.

Jam sudah menunjukan pukul 8:30, matahari sudah terasa panas. Wulan kembali ke apartemennya, disana ada Aldi yang sedang sibuk dengan laptop dan kertas-kertas.

Aldi tidak ke kantor, karena Aldi ingin menemani istrinya sepanjang waktu sampai anaknya hadir di dunia. Padahal ini baru masuk bulan ke-6 masih ada 3 bulan lagi sampai Wulan melahirkan.

Tapi biarkan saja, toh itu adalah keluarga dia #Author

"Kakak masih banyak kerjaannya?" tanya Wulan duduk disamping Aldi dan meletakan gelas susunya di atas meja.

Tidak mungkin dia menaruh susu di meja yang ada dihadapannya, secara disana sudah dipenuhi dengan pekerjaan Aldi. Aldi yang merasakan sentuhan lembut di rambutnya langsung tersadar.

"Udah selesai jalan-jalannya?"

Wulan mengangguk, dia sama sekali tak menghentikan aksinya (memainkan rambut Aldi).

"Rambut kakak halus, Wulan suka maininnya," ucapan Wulan dihadiahi kekehan oleh Aldi.

Tingkah yang lucu. Apa lagi dia mengatakannya dengan ekspresi seperti anak-anak.

Aldi langsung saja mencium bibir kecil itu, sehingga menghentikan aktivitas Wulan sejenak sebelum lanjut lagi. Wulan sudah biasa dengan kelakuan Aldi.

Aldi kembali fokus bekerja, tapi tidak terlalu hanyut. Karena dia tidak mau mengacuhkan Wulan. Sesekali dia akan berhenti dan mencium pipi Wulan yang masih asik memainkan rambutnya.

"Sayang susunya jangan dibiarin dong, diminum dulu gih." Aldi peka banget sih, padahal tadi dia sibuk pas Wulan datang.

"Nggak mau! Kakak aja yang minum." Kegiatan Aldi langsung terhenti, dia menatap Wulan dengan kening mengkerut.

"Kok jadi kakak sih? Kan kamu yang harusnya minum susu," ucap Aldi sambil menahan tangan Wulan yang malah asik memainkan rambutnya terus-menerus.

"Tapi Wulan nggak mau! Bosan, rasa susunya gitu-gitu aja," keluah Wulan langsung membuat Aldi terkekeh geli.

Bosan? Iya sih, pasti bosan kalau rasa susunya sama setiap hari. Tapi, bagaimanapun juga dia harus meminum itu.

"Yang namanya susu pasti rasanya sama. Kamu sendiri yang minta rasa coklat semua, udah sekarang minum susunya." Aldi mengambil gelas susu dibelakang Wulan.

"Gak mau kakak, Wulan bosan sama susu itu ihhh..." rengeknya mendorong gelas susu yang disodorkan Aldi.

"Kamu minum trus kita jalan-jalan, gimana?" bujuk Aldi dijawab gelengan kepala oleh Wulan.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Where stories live. Discover now