Saya yang baru

2.6K 80 14
                                    

4 bulan berlalu dan tinggal beberapa bulan lagi saya lulus dari sekolah menengah pertama ini. Tapi, Senin 26 Januari 2015, pagi itu saya mengalami kecelakaan yang terbilang cukup serius. Ketika saya ingin menghadiri pendalaman materi di sekolah, 2 pengemudi yang masih muda sedang balap-balapan di jalan raya yang seharusnya semua orang pun tahu itu bukan tempat yang tepat. Ketika om saya ingin menyalip mobil, dari arah berlawanan si pengemudi itu menabrak stir motor om saya dan membuat saya terpental jauh dari motor. Sadar saya di tengah jalan, saya berdiri hanya untuk ke pinggir dan duduk lemah lagi. Om pun menghampiri saya. Om sangat panik jadi refleks mencari saya. Dia menyuruh saya berdiri. Tapi saya tak kuasa berdiri dan justru merengek kesakitan. Akhirnya om saya menggendong saya dan melarikan saya ke klinik yang dekat sekali dari TKP.

Saat di sana, saya melihat luka-luka om yang tidak kalah parah dengan saya. Saya hanya dapat melihat dengan iba tanpa bisa melakukan suatu apa pun selain menangis dengan semangatnya. Dan saya pun hanya merasakan kalau ada yang tidak beres dari kepala dan bahu kiri saya. Saya merasa ada yang mengucur dari kepala kanan saya, khususnya sekitar pelipis. Benar dugaan saya, berdarah. Tapi tidak begitu parah karena kalimat yang saya lontarkan tadi tidak sama dengan darah yang mengucur dari kepala saya.

Di situ, saya duduk mematung sambil menahan tangisan. Saya sangat pasrah jikalau nyawa saya pun diambil ketika usia saya tak sampai 15 tahun, dan lekas menyusul Ayah. Tapi banyak yang menenangkan termasuk Bapak dokter yang sudah lanjut usia. Lalu pihak sini segera menelfon guru saya yang lagi 'kosong' dan memintanya menemui saya di klinik tak jauh dari sekolah. Sesampainya 2 ibu guru dengan mobilnya, saya dilarikan ke R.S Zahirah.

Lucu sekali! Sebelumnya, saya memang pernah membohongi teman-teman kelas kalau asma saya kambuh dan saya menggunakan selang di R.S Zahirah, tempat di mana saya dilarikan sekarang. Allah memang mengabulkan semua do'a saya ya hahaha do'a baik maupun buruk sekalipun. Dan tentunya tidak lagi. Ya akhirnya, saya dibawa ke IGD dan diperiksa, bahkan harus melakukan rontgen di bagian bahu kiri. Ketika itu, luka-luka saya yang ada di kepala, tangan, badan, dan kaki dibersihkan. Selagi guru saya menelfon mba dan kakak saya, saya memasuki ruang rontgen. Setelah selesai, berdasarkan hasilnya saya mengalami retak tulang bahu. Untung sekali tidak patah. Tidak bisa dibayangkan kalau sampai patah.

Tak lama, mba dan kak William datang. Mba bisanya hanya menangis menanyakan kabar saya. Lucu sekali melihat mba sepanik itu. Sungguh sayangnya dia ke saya. Kalau kak William, hanya melihat ke saya yang duduk lemah di tempat tidur putih yang sama sekali tidak empuk dan sesekali dia melihat sekitar. Om masih menunggu di luar, herannya om tidak diperlakukan sebaik saya. Mungkin karena saya dapat asuransi dari sekolah ya. Jadi saya hanya bisa menanyakan apakah om baik-baik saja dengan luka seperti itu? Untungnya lagi, yang mengendarai motornya bukan om sendiri.

Kemudian saya dibawa pulang ke rumah. Dan guru-guru saya membiarkan mereka menemui Ibu saya yang sedang tidak bisa diajak ngobrol. Guru-guru saya bertanya dengan baik, namun respon Ibu saya menjengkelkan. Ibu bilang kalau saya dijahatin sama orang-orang yang suka sama saya. Jadilah ketabrak. Aduh, memang sih yang dekati saya itu bisa sampai 160 an laki-laki, ya tapi kan beda sekali alasannya. Saya menjelaskan ke Ibu dan responnya tetap sama. Saya masuk ke kamar, disusul guru saya yang ingin meminumkan saya obat. Khusunya obat penghilang rasa sakit itu. Bagus. Memang rasanya sakit sekali, ngilu lebih tepatnya. Obatnya pun bekerja dan bisalah menutup rasa sakit saya sebagian. Akhirnya saya istirahat dan saya hanya bisa berbaring menghadap kanan, karena kalau kalian ingin membayangkan kengiluan bahu kiri yang ditimpa bahu kanan dan seluruh tubuh, silahkan saja. Akhirnya guru-guru saya pulang, dan sepertinya tidak dilayani dengan baik oleh Ibu. Setelah hari itu, saya mengalami kesulitan memakai baju dan mandi. Teman saya, Manda, yang biasa dipanggil Nda menyuruh saya dimandikan oleh Ibu, tapi saya rasa saya sangat malu untuk itu.

Oh ya teman-teman saya datang ketika hari saya jatuh kecelakaan! Mereka membawakan saya buah tangan seingat saya, dan menanyakan bagaimana kronologinya. Bagaimana bisa jatuh di tempat yang tidak jauh dari Setu Babakan dan STM Teladan itu. Mereka juga menanyakan di mana saja luka saya dan minta melihatnya. Saya kasih lihat dan mereka justru ngilu ramai-ramai. Saya pun senang sekali kalau sedang berkumpul seperti itu. Walaupun, sekarang saya dan mereka sedang slek, tapi tetap saja senang sekali rasanya. Seakan beban saya sejenak hilang. Lalu tertawa melupakan semua masalah yang ada. Tapi, lagi-lagi Azzahra tidak datang ke rumah saya malam ini. Entah kali ini apa alasannya. Ya biarkan saja dia terima akibatnya besok-besok saat saya masuk sekolah.

Time flies so fastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang