Day 4

690 72 2
                                    


Aurora selalu menyukai suara hujan. Seperti memiliki daya menenangkan yang enggak bisa didapatkan dari manapun.

Tapi, hujan kecil pagi itu enggak memberi dampak yang biasanya.

"Apa kamu benar-benar harus ke butik hari ini?"

Belle menganggukkan kepalanya dengan enggan.

Aurora enggak bercerita apapun tentang percakapan dengan Ethan kemarin. Tapi Belle menyimpulkan dari ekspresi keduanya semalam, saat Ethan mengantar Aurora sampai ke depan pintu flat.

Aurora dan Ethan enggak bertengkar. Enggak sama sekali.

Justru itu membuat Belle yakin kalau mereka telah bertengkar sebelumnya.

"Hei," Belle menggenggam tangan Aurora, "kamu belum siap cerita soal kemarin?"

Aurora menggeleng.

"Oke."

Keduanya kembali terdiam. Membuat rintik hujan di luar terdengar dengan jelas.

"Udah makannya, Ra? Aku mau cuci piringnya."

"Hmm?" Aurora tersentak dari pikirannya. "Oh! Biar aku saja yang mencuci piring."

Aurora membawa piring kotor mereka ke wastafel. Mencuci, berusaha mengalihkan pikirannya dari Ethan Walsh.

Si kutu yang begitu berbeda dari bayangannya.

"Ra?" Belle menggigit bagian dalam bibirnya. Terlalu ragu untuk melanjutkan.

Aurora meletakkan piring terakhir di rak pengering. Lalu berbalik badan. Menatap sahabatnya langsung. Masih enggan berbicara.

"Aku masih sahabat kamu kan, Ra?" tanya Belle. Ragu. Dengan menunduk.

"Tentu saja. Apa maksud pertanyaanmu?"

"Oke," Belle mengeluarkan napas dengan berat, "berarti kamu akan mengabulkan permintaanku yang satu ini. Berjalanlah keliling Mullingar mulai hari ini, dan aku akan menemanimu setelah pulang dari butik."

Aurora hanya mengangkat sebelah alis matanya pada Belle.

"Will enggak mengijinkanmu cuti kerja untuk melihatmu bersedih begini."

Ada nada humoris pada ucapan Belle yang membuat Aurora tertawa kecil.

Belle tersenyum lebar mendengar tawa itu. Walaupun hanya sebentar, itu tawa Aurora yang pertama sejak kemarin sore.

Belle sudah membuka mulutnya untuk bertanya, tapi diurungkannya.

Setelah batalnya Belle bicara untuk yang kelima kali, Aurora akhirnya membuka pembicaraan. "Kemarin kami.. hmm.. membicarakan masa lalu."

"Dengan nada tinggi?"

Aurora menganggukkan kepalanya.

Belle tertawa kecil dan menepuk bangku bar di kirinya. Aurora menghampirinya dan duduk disitu.

"Gimana persiapannya sejauh ini? Semalam kita enggak sempat mengobrol."

Aurora mengeluarkan logbook dari tas selempang yang tersandar pada kaki kursi. Membuka halaman pertama. Meletakkan di antara ia dan Belle.

"Kita jadi pakai tema dekorasi yang vintage, karena lebih sesuai dengan furnitur yang kamu pilih. Mungkin nanti akan ada warna-warna musim semi sebagai aksen." Suara Aurora terdengar ragu.

Belle mengangguk. Mencoba meyakinkan Aurora kalau pekerjaannya sudah tepat.

Aurora membalik halaman. "Bridal party yang sudah melakukan pengepasan gaun dan setelan itu.. kamu, Xander, aku, Ethan, Bre, Sean, dan Char. Yang lainnya baru akan mengepas hari Sabtu depan, setelah mereka sampai di Mullingar." Suaranya mantap dan bibirnya bahkan melengkungkan senyum lebar.

DON'T! Melempar Buku ke Pengiring PengantinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang