Extra Chapter

652 66 22
                                    

Don't like?
Don't read

******

Matahari mulai menampakkan dirinya.Menerobos ke setiap temlat.Membangunkan setiap insan yang masih terbuai dalam mimpi.Begitu juga seorang adam yang menggeliat,terbangun karena sinar matahari.Ia mengerjap.Merasakan tangan kirinya berat,ia menggulirkan pandangannya ke arah kiri.Mendapati seorang perempuan yang tertidur dengan memegang tangannya.

Levi mengelus surai (y/n) lembut.(y/n) menggeliat.Ia mengerjap.Saat pandangannya mulai jernih,ia tersenyum melihat Levi di depannya.

"Ohayou Levi."

"Hn."

"Hari ini hari ulang tahunmu,harusnya kau bahagia dan hilangkan kata 'hn' mu itu."

"Hn.Tidak." jawab Levi dengan nada datar khasnya.

(Y/n) merengut.Ia menggembungkan pipinya dan memalingkan mukanya sebal.Levi terkekeh pelan.Ia mengacak rambut (y/n) dan mencubit pipi (y/n) dengan gemas.

"Levi jangan mengacak rambutku seperti itu." (y/n) memanyunkan bibirnya ke depan.

Levi menarik tangan (y/n) untuk duduk di sebelahnya.Ia menyandarkan kepalanya di bahu (y/n).(y/n) menoleh dan ingin menanyakan sesuatu kepada Levi karena Levi tidak biasanya begini.

"Jangan bergerak ataupun bertanya." kata Levi yang terdengar seperti perintah bukan permohonan.

(Y/n) tersenyum dan mengelus kepala Levi.Levi kemudian memeluk pinggang (y/n) dan mengeratkan pelukannya.(y/n) terkikik melihat Levi.Jujur ini bukan pertama kalinya (y/n) melihat Levi seperti ini.Tapi mungkin bagi orang lain ini merupakan pemandangan yang langka.Mereka pasti akan berpikir seorang Levi Ackerman yang dingin dan kejam,bermanja-manja dengan seorang perempuan.

"Mengapa tertawa?" Levi bertanya dengan nada mengintimidasi andalannya.

"Tidak ada." (y/n) Menjawab cepat.

"Katakan!"

"Baiklah,baiklah.begini,aku berpikir bagaimana reaksi orang saat melihatmu seperti ini." sebelah alis Levi terangkat,tanda ia tak mengerti.

"Maksudku kau yang bermanja-manja kepada seorang perempuan.

"Memang itu salah?bukankah setiap orang mempunyai haknya masing-masing?Memang kenapa kalau mereka melihatku seperti ini?Lagipula mereka tak punya hak untuk mencampuri urusan pribadiku." sahut Levi.

(Y/n) tercengang.Ia menganga mendengar Levi berbicara sepanjang itu.Itu merupakan sejarah yang perlu diabadikan.

"Apa?" Levi yang melihat keterkejutan di wajah (y/n).

"aku baru sadar kau bisa berbicara sepanjang itu.Ku kira kau tak bisa bicara panjang." jawab (y/n).

Levi hanya mendengus.Ia merebahkan dirinya di paha (y/n) dan menarik selimut untuk menghalau hawa dingin.Ia memeluk pinggang (y/n) dan menutup matanya dengan lengan sebelah kiri.

"Levi -" ucapan (y/n) terpotong oleh seseorang yang masuk ke kamar Levi.

Levi dan (y/n) menoleh.Mendapati Hanji berdiri di depan pintu kamar Levi.(y/n) mengangkat kepala Levi dan memindahkannya di bantal dan beranjak mendekati Hanji.Levi mendengus kesal.

"Ada apa Hanji?" tanya (y/n).

"Ayo kita bersih-bersih." ajak Hanji.

"Baiklah ay -"

"Tidak,kalian yang mengotori tempat itu dan sudah seharusnya kalian yang membersihkan." potong Levi.

Hanji memutar matanya bosan.Ia memang mengakui ini murni idenya.Hanji menghela napas pasrah.Ia keluar dari kamar Levi dengan langkah gontai.

"Levi seharusnya kita membantu mereka." protes (y/n).

"Dan membiarkan ku membersihkan semua kekacauan?"

"Tapi,ah ya sudahlah." (y/n) pasrah akhirnya ia kembali duduk di sebelah Levi.

Levi hendak menutup matanya namun urung ketika melihat (y/n) berjalan ke arah jendela di belakang meja kerjanya.Levi ikut bangun dan duduk di kusen jendela dan menatap (y/n).

(Y/n) tersenyum menatap ke depan.Levi mengerutkan dahinya.Ia ikut menatap ke depan dan tak menemukan apapun yang spesial di sana.Menyadari bahwa Levi tak mengerti (y/n) mengatakan.

"Aku hanya berpikir bagaimana kehidupan kita di masa depan.Bahagia ataukah malah sebaliknya."

"Aku percaya bahwa kita akan hidup bahagia kelak." jawab Levi.

"Bagaimana kau bisa percaya?" (y/n) bertanya.

"Entahlah.Intinya aku percaya kebahagiaan menunggu kita di sana." jawab Levi.

Senyum (y/n) mengembang.Ia menatap Levi dan melihat Levi tersenyum.Ia kembali menatap lurus ke depan.Merenungkan ucapan Levi baru saja.

Levi merengkuh bahu (y/n) dan menyandarkan kepala (y/n) di dadanya.(y/n) terkejut sesaat namun dengan cepat keterkejutan iti digantikan oleh kebahagiaan.(Y/n) kini percaya bahwa kebahagiaan akan datang kelak.

~THE END~

Akhirnya benar-benar selesai.
Terima kasih buat yang udah baca,vote,komentar dan lain-lain.
Sampai jumpa!🙋

Birth of -Poker Face-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang