The Reasons [V's]

319 15 2
                                    

Keyword : Ordinary || 814 wc

***

Entah sudah keberapa kali Hae Yeon membetulkan posisi duduknya sejak sejam lalu. Jari-jemarinya berkutat dengan mug berisi greentea latte panasnya yang mulai mendingin. Kepalanya menunduk dalam, sebisa mungkin ia hindari obsidian milik pemuda di hadapannya.

Kim Taehyung menatapnya, lekat. Tentu saja mendelik pun Hae Yeon tak mampu.

Han Jo--sahabatnya--bilang, Kim Taehyung sedang mabuk ketika pemuda itu berdiri di depan pintu kelasnya membawa sebuket kecil baby's breath dan mengajaknya pacaran. Atau bisa jadi Kim Taehyung sedang melucu dan Hae Yeon menjadi objek leluconnya kali ini.

Hae Yeon tidak pernah menyalahkan presepsi sahabatnya itu tentang perbuatan Taehyung. Setidaknya gadis itu berpikiran sama dengannya.

Taehyung itu ketua tim futsal. Jika poin tertinggi kadar ketampanan 100, poin Taehyung 112. Dia populer---tentu---dan banyak teman. Tidak perlu usaha banyak untuk jatuh cinta padanya. Taehyung itu lovable dan semua orang menyukainya. Termasuk Hae Yeon sendiri. Maka dari itu dia mengangguk yakin ketika Taehyung mengajaknya pacaran.

Sementara Hae Yeon?

Ia hanya seorang siswi biasa, tidak dikenal apalagi populer. Rambutnya ia kucir asal tidak digerai seperti gadis kebanyakan, pun kalau ingin digerai Yeon butuh waktu setengah jam untuk menyisirnya agar terlihat normal. Yeon adalah satu dari beribu murid yang akan mudahnya terlewat dalam pendataan sekolah.

Intinya, Yeon biasa saja, tidak spesial.

Lalu, apa yang membuat Taehyung datang padanya?

"Kau tidak mendengarkan aku, ya?"

Yeon tergemap tatkala suara bass milik Taehyung memecah fokusnya. Perlahan gadis itu mendongak, menilik wajah Taehyung yang sialan super duper  tampan itu dari sudut matanya.

"A-apa?"

Ia bertanya. Cara bicaranya saja terkadang seperti orang gagu. Apa sih yang Taehyung lihat darinya?

"Aku tanya apa kau suka cafe nya? Ini cafe favoritku. Tempat ini sering kali memutar lagu-lagu lawas---ah, aku suka lagu-lagu lama jika kau ingin tahu. Lirik-liriknya lebih enak didengar dan dinikmati dari lagu zaman sekarang," Taehyung menjelaskan panjang lebar lalu terkekeh pelan.

Hae Yeon mengulum senyum. Tawa Taehyung akan masuk daftar hal yang ia sukai mulai detik ini.

Gadis itu menyampirkan helai rambutnya ke belakang telinga sembari manik matanya mengedar ke penjuru cafe. Tempat ini nyaman. Ubinnya dari kayu tapi sangat terawat dengan meja kursi---sebagian kecil sofa---bergaya british. Lagu-lagu lawas terdengar dari speaker kecil di sudut-sudut cafe, menentramkan jiwa.

"Ten-tentu saja. Di sini nyaman." Volume suara gadis itu mengecil di akhir katanya.

Sedari tadi hanya ini yang dapat Hae Yeon lakukan. Menjawab, menjawab, dan menjawab. Sementara Taehyung bercerita panjang lebar tentang banyak hal. Ibaratkan mainan berjalan, Taehyung tidak memiliki tombol stop pada dirinya. Taehyung tak henti-hentinya melontar pertanyaan dan Hae Yeon lebih sibuk menonton emarinya seraya menjawab gagap.

Lidahnya kelu, sementara tubuhnya melemas seakan tulang-tulangnya berubah menjadi jelly super lembek. Demi apapun ia ingin sekali bertanya alasan Taehyung memilihnya, tapi nyalinya terlalu ciut bahkan untuk menyebut nama pemuda itu.

"Kau tidak suka bicara, ya?"

Taehyung kembali bertanya yang Yeon sendiri tak tau sudah keberapa kalinya.

Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya. Bibirnya bergetar hanya untuk menjawab,

"Aku suka ... tapi kenapa aku?"

"Maksudmu?"

Dapat gadis itu lihat dahi Taehyung  berkerut. Menarik napasnya dalam, Yeon kembali merapal kata-kata yang ia ingin tanyakan pada Taehyung di otaknya. Sama sekali tidak ingin terlihat bodoh di depan pemuda ini.

"Pacar. Kenapa aku jadi pacarmu?"

Heck, persetan dengan untaian kata yang ia susun matang-matang dalam otak.

Lama Taehyung diam hingga gadis  itu panik sendiri. Ia genggam buku-buku jarinya kuat. Hae Yeon tidak tahu. Yeon tidak punya ide apa yang ada di dalam pikiran Taehyung saat ini. Sama sekali tidak tahu.

"Kau dengar lagu ini?"

Apa? Lagu?

Hae Yeon diam. Mencoba memfokuskan pendengarannya pada alunan nada yang terputar dalam ruangan itu.

[Something about her opens up my soul,

something about her speaks the truth,
when the sky is falling..

She makes the world go away baby and I tell the truth]

Alunan lagu lawas ber-genre rock menyapa gendang telinganya. Hae Yeon memicing, jelas ia tak tahu ini lagu apa dan siapa penyanyinya. Gadis itu menatap bingung pemuda di hadapannya.

[There's a plainness and a sameness to her
touch oh yeah and it's beautiful]

"Itu alasannya." Taehyung berkata cepat. Senyum kotak andalannya tepatri manis di wajah tanpa cela tersebut.

Alasan?

Gadis itu mengernyit. Mencoba mendengar lebih jelas lagu yang sangat asing di telinganya itu.

[I love an ordinary girl
Oh she's just an ordinary girl

I say I love you I know it's just an ordinary sound]

Ah, jadi karena ini?

Tunggu----

Ini alasan Taehyung?

Well, damn ...

Semburat merah menghiasi kedua belah pipi gadis itu. Walau tak yakin Taehyung serius atau tidak dengan jawabannya, ia tersenyum lebar, antara senang dan malu Yeon sendiri tidak tahu rasanya seperti apa. Dengan cepat ia tangkup wajahnya sebelum Taehyung dapat menyaksikan cengiran lebarnya.

Taehyung terkekeh, sembari kedua tangannya menarik perlahan kedua tangan Hae Yeon untuk ia genggam.

"Ah, kau cantik ketika tersenyum malu seperti ini. Itu poin lebih."

-Fin-

Wtf! Ini maksa pake bangett. Bad ploting, a fail story. Sekian.

P.s : lagu di atas lagunya Rick Springfield-Ordinary Girl (1999)

01-02-2017

BTS'S ONESHOT COLLECTIONWhere stories live. Discover now