Gift?

202 11 5
                                    

Setelah mengabaikan alarmnya berulang kali, Daiki terbangun juga. Daiki mengerjap-ngerjapkan matanya dan sedikit menggeliat, berusaha mengumpulkan nyawanya.

Daiki meraih handphone yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya, mematikan alarmnya yang memekakkan telinga.

'Yokatta masih pukul 8, masih ada satu jam lagi untuk bersiap siap'

Daiki melirik tulisan yang berada di bawah angka yang menunjukkan waktu tersebut,

"Heeeh sudah tanggal tujuh?!"

Daiki langsung terbangun dan berganti posisi menjadi duduk. Memegangi kepalanya sambil menghela nafas berat. Dua hari lagi sahabat dekatnya, Yamada Ryosuke berulang tahun.

Tunggu dulu....sahabat?

Tidak-tidak, bukan sahabat. Hubungannya dengan Ryosuke lebih dari itu. Tetapi tentu saja mereka tidak lebih daripada sepasang kekasih.

Jadi, jenis hubungan apa yang ia dan Ryosuke miliki?

'Ah, kenapa aku malah jadi memikirkan itu sih'

Daiki mengacak-acak rambutnya kesal. Daiki belum memikirkan kado apa yang akan dia berikan untuk Ryosuke. Daiki benar-benar kehabisan ide dan merasa sudah pernah membeli semua ide kado yang ada dipikirannya untuk Ryosuke.

Pakaian? Sudah pernah.

Jam tangan? Sudah pernah.

Alat masak? Sudah pernah.

Bumbu masakan? Sudah pernah.

Aksesoris couple? Sudah pernah juga.

"Mooou, bagaimana ini?" Daiki berteriak frustasi.

Sekali lagi, Daiki mengacak-acak rambutnya kemudian kembali merebahkan tubuhnya di kasur.

Daiki melirik handphone yang tergeletak disampingnya. Daiki menekan menu contacs kemudian memencet tombol gagang telepon berwarna hijau.

"Moshi-moshi, Yama-chan"

"Moshi-moshi, ada apa?"

"Ne..dua hari lagi kau berulang tahun kan? Kau ingin kado apa?"

Ryosuke tertawa kecil, "Astaga Dai-chan, kau ingat? Aku saja lupa"

Daiki ikut tertawa mendengar jawaban Ryosuke. Tidak heran kalau ia lupa, mengingat jadwal Ryosuke yang sangat padat.

"Hmm...kado? apa ya? Aku sendiri juga tidak tahu"

Daiki memutar bola matanya seraya berdecak, "Tinggal katakan saja apa yang kau inginkan"

"Sesuatu yang kuinginkan? Apa ya?"

Daiki bersabar mendengar gumaman Ryosuke yang cukup lama tanda ia sedang berpikir. Memangnya tidak ada satu barangpun yang ia inginkan kah?

"Etto..Dai-chan, aku benar-benar tidak tahu ingin kado apa . Nanti aku hubungi lagi kalau sudah ada ide ya. Jaa!"

Dan Ryosuke memutus sambungan teleponnya.

Lagi-lagi Daiki menghela nafas. Ternyata bertanya langsung dengan Ryosuke juga tidak membuahkan hasil. Akhirnya Daiki memutuskan untuk bangun dan berjalan ke kamar mandi.

**

"Otsukaresama deshita." Daiki membungkuk kepada staff-staff studio yang sudah membantunya hari ini.

Daiki bergegas menuju ruang gantinya kemudian mendudukkan dirinya di sofa merah. Menyenderkan punggungnya yang terasa lelah karena seharian syuting.

Gift? [one shot]Where stories live. Discover now