Chapter Empat

2K 130 2
                                    

Musim dingin masih merajai negeri gingseng,kumpulan busa putih besuhu dingin masih setia bertengger di jalanan beraspal,sinaran matahari pun malu - malu menyinari bumi, nuansa menyambut natal kental terasa.
"Apa rencana kalian di malam natal nanti?" Minho membawa beberapa minuman untuk yuri dan yoona yang setia duduk di kantin
"Entahlah..."
"Kalau kalian pasti kencankan?" Yoona menggoda yuri yang baru saja menjalin hubungan satu minggu yang lalu, tepatnya setelah pulang dari liburan mereka di daegu

"Yoona....." yuri sangat malu digoda oleh yoona
"Boleh bergabung disini...." kris berdiri dengan nampan berisi ramen dan minuman dingin
"Silahkan sunbae...." mau tidak mau mereka memperbolehkan sang bintang duduk bersama mereka, mereka takut terkena amukan para fans kris
"Kalian sedang membicarakan apa?"
"Ah kami hanya membicarakan tentang liburan natal yang tinggal 1 hari lagi"
"Oh ya....apakah aku boleh ikut dengan kalian?" Kris sangat antusias membahas masalah liburan
"Ah..itu..." minho menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena melihat respon sang idola
"Ah...kalian kalau keberatan tidak masalah" kris tidak enak juga melihat respon minho yang sepertinya tidak memperbolehkannya ikut.
"Ah bukan begitu sunba, tetapi kebiasaan kami saat malam natal adalah berkumpul bersama keluarga dan kerabat,karena kebetulan rumah kami dekat,jadi biasanya kami berkumpul dirumah minhoo oppa" yuri mencoba menjelaskan karena tidak enak menolak kris

"Kalau aku tidak masalah,kebetulan orang tuaku dikanada,mereka tidak bisa ke korea saat natal,jadi bolehkah aku ikut?"
"Baiklah....kita jumpa besok sore"

**
Sementara itu di lain tempat.

"Maaf tuan muda....tuan besar ingin bertemu dengan anda"
"Katakan aku malas menemuinya"
"Wook-ah....dia appamu"
"Bahkan aku lupa aku memiliki seorang appa"
"Temuilah beliau wook,setidaknya hargai dia"

Mau tidak mau wook menemui lelaki paruh baya yang masih terlihat gagah diusianya yang sudah setengah abad dan juga wanita cantik yang modis dan cantik diusianya yang tidak lagi muda.
"Wook-ah....bongosipo..." wanita itu memeluk wook dengan penuh kerinduan
"Ah selamat datang Tn. Dan Ny. Ji ada keperluan apa kalian mau datang kesini" wook duduk menghadap sang appa yang tidak ada kedekatan antara keluarga
"Wook-ah....beginikah sambutan seorang anak kepada orang tuanya?"
"Hahahahahaha........orang tua? Aku lupa kalau aku masih memiliki orang tua" nada sinis dan dingin menyambut omongan sang appa
"Wook....jaga bicaramu"
"Cepat katakan apa keinginan kalian datang kesini?"

"Wook-ah....malam natal datanglah ke rumah,akan ada makan malam keluarga dan juga relasi bisnis appa"
"Aku menolak...."
"Wook...." nada bicara sang appa mulai meninggi
"Yeobo....tenang" Ny. Ji menenangkan sang suami yang mulai emosi
"Jika kamu tidak datang.... jangan salahkan jika aku melakukan sesuatu hal kejam padamu" dengan disertai emosi appa dan eomma wook meninggalkan apartemen milik wook.

**
Pagi sebelum natal kota seoul nampak sibuk,ornamen natal sudah bergantungan dan menghiasi setiap sudut kota, yoona mencari kado natal untuk teman dan keluarganya.
"Kris oppa sudah,minho oppa sudah, yuri,eomma juga sudah, langsung pulang" dengan riang yoona menyusuri jalanan kota seoul yang sudah ramai dengan aktifitas masing - masing
"Hei gadis cupu.."
Sapaan atau lebih cocok disebut hinaan menyapa gendang telinga yoona yang baru saja keluar dari toko sofenir natal.
"Su....sun....sunbae?" Yoona gugup setengah mati saat melihat wook tengah bersandar di mobil sport berwarna biru metalic miliknya dan memandang yoona dengan tatapan yang sulit diartikan yoona
"Kamu membeli kado natal?"
"Ne...sunbae"

Wook menarik kado yang sudah dibungkus untuk ia lihat.
"Kris...?" Wook tampak emosi saat mengetahui dari kado yang dibungkus yoona tertera nama kris didalamnya
"......" yoona hanya menunduk takut saat melihat aura mematikan ji chang wook.
"Apa kamu memiliki hubungan dengan kris?" Wook mengembalikan kado itu dengan sangat kasar membuat yoona semakin takut
"An...anni sunbae"
"Lalu apa maksud kado eoh?"
"Lalu apa itu menjadi masalah buat kamu wook-ah?" Entah dari mana kris kini ada diantara wook dan yoona.
"Cihh...." wook meninggalkan mereka dengan mobil mewah miliknya
"Nan gwanchana yoona-ah?"
"Ah....gwanchana oppa"

Mereka kembali berjalan melangkah kan kakinya ke rumah minhoo seperti janji mereka sebelumnya. Namun mereka menghentikan langkah kaki mereka di sebuah taman dekat kompleks perumahan minhoo.
"Lelah eoh....?"
"Lumayan oppa"
"Kamu mengenal chang wook?" Kria memandang lekat wajah imut yoona
"Anniyo oppa,aku mengenalnya sebagai sunbae disekolah. Tidak pernah tahu seperti apa dia,namun semenjak hari itu wook sunbae semakin sering mengerjaiku" yoona menghembuskan nafas pasrah saat mengingat awal pertemuannya dengan ju chang wook
"Hari itu?"
"Ne....beberapa bulan yang lalu,tanpa sengaja aku memergokinya tengah menganiaya junior disekolah, dan sialnya aku melihat mereka,jadinya yah aku yang menjadi korban sekarang" yoona mempoutkan bibir imutnya tanda ia kesal
"Aigoo...imutnya"
"O...op...oppa" yoona menunduk malu saat kria memujinya imut ditambah usapan sayang dirambutnya
"Yoona.....wook bukanlah orang yang keras dan kasar seperti itu,namun karena sesuatu hal ia menjadi seperti ini" pandangan kris memandang jauh entah kemana,seakan menerawang ke masa lalu
"Apa oppa mengenal wook sunbae sebelumnya?"
"Ne....2 tahun lalu,kami bersekolah di Kanada,kami dekat disana. Namun pada tingkat 2 kami bersekolah ia memutuskan pindah ke korea,dan barulah aku ikut pindah"
"Oh ya? Tapi dari tatapan wook sunbae,ia seperti sangat dendam dan marah pada oppa?"
"Karena aku membiarkan semua ini terjadi yoona" ungkap hati kecil kris yang tidak mungkin yoona dengar
"Oppa.....mengapa oppa melamun?"
"Ah....mungkin karena masalah aku lebih terkenal dari pada ia makanya ia cemburu padaku"
"Dasar oppa narsis"
"Hahaha......" mereka tertawa bersama tanpa tahu sepasang mata memperhatikan mereka dengan geraman marah yang sangat ketara.

Pukul 3 pagi kris baru pulang dari rumah minhoo ke rumahnya.
"Dari mana kris?"
"Appa... dari rumah teman" kris meneguk air minum dari kulkas
"Selamat natal..."
Kris tersenyum melihat seorang namja tampan walaupun terduduk pasrah di kursi roda dengan di dorong seorang namja yang sangat kris kenal.
"Selamat natal hyung...."
Walalupun terbilang terlambat, namun mereka tetap menikmati malam natal dengan berkumpul bersama keluarga Wu.
"Hyung......rasanya sudah sangat lama kita tidak pernah makan di meja ini"
Semua sontak menghentikan makannya dan memandang pemilik suara
"Ah...ne wook-ah" Wu Siwon angkat bicara dengan suasana yang mulai akward
"Hyung.....ini untukmu" wook menyerahkan kotak yang berukuran lumayan besar berwarna biru muda kepada Wu hoon putra sulung keluarga Wu.
"Igo mwo-ya..?"
"Bukalah hyung..."

Degh...
Jika mereka bisa mendengar suara halus sekalipun,maka mereka pasti akan mendengar suara detak jantung hoon yang berdetak dua kali lebih cepat.
"Wo...wook-ah....ap...apa maksudnya ini?" Hoon memandang kearah wook yang juga tengah menatapnya
"Ini seluruh aset yang aku miliki di INK COORPORATION,sudah aku atas nammakan hoon hyung"
"Wook....."
"Ahjusi.....biar bagaimanapun,aku bukanlah putr kandung ji yong appa, aku hanya anak haram dari eommaku"
"Wook.....apa maksudmu? Kamu adikku,anak appa dan eomma"
"Ah....hyung salah,kaulah putra kandung appa,anak kandung yang dengan kejinya di titipkan siwon appa karena alasan tidak bisa berjalan,dan mengakui anak orang lain sebagai anaknya"
"Wook....dengarkan hyung,kamu tetap anak mereka,hyung juga....hyung juga anak mereka" hoon mengecilkan suaranya diakhir kalimatnya karena ia tidak meyakini hal terebut
"Anak? Kalau memamang hyung anaknya,apa pantas mereka disebut orang tua dengan kelakuan seperti itu?"
"Wook.....walaupun kamu bukan anak appa,namun semua orang meyakini kamulah putra tunggal keluarga ji,sekaligus ahli waris ji yong appa.
"Aku tidak perduli,harta itu milikmu hyung,dan aku akan menyerahkannya padamu"
"Wook-ah hentikan,aku tidak butuh harta"
"Ne....kau memang tidak butuh harta hyung, tetapi butuh mereka"
"Wook.....hentikan. Aku tidak mau hoon semakin dibenci ji yong ahjusi karena ulahmu"
"Apa maksudmu?"
"Wook....dengan kamu melakukan ini, mereka akan berfikir memang inilah keinginan hoon"
"Ah....aku tahu,kalin sengaja mengurungku di keluarga laknat itu agar kalian terbebas dari ji yoong appa ne?....lalu bagaimana denganku? Dengan masa depanku? Dengan kehidupanku? Apa kalian pernah memikirkan itu?"
"Wook.....dengarkan ahjusi" siwon merangkul bahu tegap wook sayang
"......" wook perlahan mulai tenang, namun aura mematian masih kental terasa
"Wook......ji yong bukanlah orang yang akan luluh dengan penderitaan kalian,ia orang yang ambisius dan gila akan kekuasaan,ia akan menggunajan cara apa saja agar terpandang. Bahkan mengorbankan kalian anak - anaknya sekalipun"
"Tapi ahjusi...."
"Wook....dengarkan ahjusi,kalaupun kamu ingin membalas appamu, bukan sekarang. Tapi kumpulkan dulu kekuatanmu agar kamu mampu menghinari taring dan cakar appamu"
"....." wook hanya diam namun ia mencerna setiap kata yang diucapkan siwon
"Cha.....kita makan kue natalnya,appa sudah membuatnya"
"Cih...." bukannya makan wook malah melangkahkan kakinya menjauhi rumah keluarga wu.



BERSAMBUNG....
terima kasih untuk yang sudah baca, dan jangan lupa tinggalkan jejak anda...
GUMAWO....

LOVE YOUWhere stories live. Discover now