Prolouge

56 7 2
                                    

“Aku dimana? Arrgh kepalaku sakit sekali. Lulu! Chika! Kalian dimana?!” Teriak Grace. Saat ini dia merasa bingung mengapa dia berada di sebuah ruangan yang tak pernah ia tahu sebelumnya. Hal terakhir yang dia ingat saat ini adalah dia sedang dalam perjalanan pulang bersama kedua sahabatnya dari “Locco House”, sebuah tempat diskotik di daerah kota Malang.  Saat itu, mereka bertiga sedang mabuk berat ketika pulang dari tempat itu dan tak beberapa lama saat mereka sedang berjalan, mereka melihat sebuah mobil merah yang tidak diketahui jenis mobilnya. Mobil itu berhenti tepat di samping mereka dan menawarkan tumpangan untuk mereka. Tanpa basa-basi mereka langsung menaiki mobil itu dan tak lama kemudian mereka tertidur di mobil itu.

Grace menyadari setelah mengingat kejadian terakhir yang menimpa mereka bertiga. Berulang kali Grace meneriakkan nama kedua sahabatnya namun yang dia dengar adalah suara dia sendiri yang menggema. Dia terus berjalan menelusuri rumah itu hingga ketika ia sampai di depan sebuah pintu yang terbuat dari besi yang membuatnya begitu penasaran karena hanya pintu itu saja yang menggunakan bahan dari besi. Sempat terpikirkan dalam benaknya apakah dia akan memasuki ruangan yang ditutup dengan pintu besi itu ataukah dia kembali pergi mencari temannya. Hal itu membuatnya terus berdiam diri di depan pintu besi itu.

“Well well well. Rupanya ada yang telah bangun dari tidurnya. Aku ucapkan selamat datang kepadamu dan teman-temanmu. So, how’s life, Princess?” seru suara yang terdengar dari speaker yang dipasang diatas pintu besi itu.

“Kamu siapa?! Dimana teman-temanku?! Apa yang akan kau lakukan kepada kami?!” teriak Grace.

“Sst sst sst. Take it easy girl. Tenanglah, teman-temanmu aman di dalam pintu besi yang berada di hadapanmu. Kamu boleh saja membawa teman-temanmu pergi dari tempat ini. Tapi, ada satu syaratnya. Kau harus menyelesaikan beberapa rintangan yang akan menghadangmu dalam menyelamatkan teman-temanmu dan ingat, setiap kali kau mengalami kesalahan dalam mengambil keputusan, waktumu akan semakin berkurang. Pada akhirnya kau akan menemui kedua temanmu dalam keadaan yang tidak ingin kau bayangkan. Kemudian lihatlah tangan kananmu.  Di tangan kananmu telah terpasang sebuah jam LED untuk menghitung sisa waktumu setiap kali kau memasuki tantangan baru. Bagaimana? Apakah kau setuju? Atau bila kau tidak setuju kau boleh saja meninggalkan rumah ini tanpa membawa kedua temanmu. Ckckck, that’s too bad. C’mon chose your choice”

“Sialan!!! Cepat lepaskan kami atau...”

“Atau apa?! Atau kau mau melihat teman-temanmu mati karena kebodohanmu yang terlalu lama dalam mengambil keputusan? Cepatlah kau hanya perlu memilih antara kedua pilihan tadi. Kau punya waktu lima detik yang dimulai dari sekarang. Lima.... empat.... tiga..... dua.... sa...”

“Tunggu! Baiklah aku akan mengikuti semua permainanmu asalkan kami dapat pergi dari tempat ini”

“As you wish, My Princess. Okey, hal pertama yang perlu kau lakukan adalah mencari kunci pintu besi itu di sekitar ruangan ini. Sangat mudah kan? Tapi ingat, kau hanya punya waktu dua menit yang akan di mulai dari...... SEKARANG!!!! HAHAHAHHAA”

Tanpa berpikir panjang, Grace langsung mencari kunci di dalam ruangan gelap itu. Ada beberapa kunci yang Grace temukan, dari yang kecil hingga yang ukurang sedang. Namun, semua kunci itu tidak dapat membuka pintu besi itu dan membuat Grace sangat panik dan ketakutan. Waktu yang tersisa kini tinggal satu menit dan Grace belum menemukan kunci untuk membuka pintu besi yang berdiri kokoh menghalangi tujuannya. “Ayolah Grace berpikir! Gunakanlah otakmu yang telah lama kau simpan” seru Grace dalam hati sambil memukulkan genggamannya ke kepalanya.

Grace kemudian mengamati isi ruangan yang hanya bercahayakan beberapa lilin yang ditempatinya saat ini. Setelah lama ia mengamati, ia kemudian menemukan sebuah kunci yang tergantung hanya menggunakan tali di antara lampu gantung ruangan tersebut. Sekarang waktu yang tersisa menunjukkan angka 25 detik lagi di layar jam tangan LED-nya. Grace melompat beberapa kali dan tetap saja ia tidak bisa meraihnya. Bahkan, bila menggunakan kursi, maka ia harus melompat untuk mendapatkannya karena tinggi ruangan itu yang lumayan tinggi dan itu adalah kesempatan terakhirnya.

Grace kemudian langsung mengambil kursi yang berada di dekatnya dan dengan sekali lompatan, Grace berhasil meraih kunci yang menggantung di lampu gantung itu. Setelah kunci pintu besi itu dapat terambil oleh Grace, dia langsung memasukkan kunci tersebut kedalam slot lubang kunci di pintu besi itu dan langsung dapat terbuka. Grace kemudian masuk kedalam ruangan itu dan menemukan teman-temannya dalam keadaan masih tertidur dengan posisi menempel pada sebuah papan besi karena badan mereka yang terkunci oleh besi dari pergelangan kaki, perut, pergelangan tangan, dan kening mereka.

“Lulu!!! Chika!!! Oh My God!!! Apa yang terjadi pada kalian?! Bangunlah!!!” Teriak Grace sambil mendekati teman-temannya.

“Welcome to the second challenge! Congratulation for you! Dalam tahap ini, kau harus menyelamatkan teman-temanmu dengan segala cara yang harus kau lakukan. Kau rela berkorban kan untuk teman-temanmu yang malang ini? Kalau iya, sekarang lihatlah sebuah benda di sebelah kirimu. Nah, benda itu adalah penyelamat kedua temanmu itu. Cara kerjanya cukup simpel kok, kau hanya perlu berdiri disana dan bila kau mulai berdiri di sana, kau tinggal putar saja tuas yang berada di tempat itu. Tapi, setiap kau memutar satu putaran penuh, kedua kakimu akan tertusuk sebuah tombak besi. Satu lagi, dalam permainan ini kau hanya punya waktu 30 detik. Jadi cepatlah karena waktunya dimulai dari SEKARANG!!!”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE GAMEWhere stories live. Discover now