Panca Indra

4 1 0
                                    

"Bagaimana kabarmu sekarang?" Laki-laki tukang menyakiti bertanya padaku. Tak sangka aku dia bisa bertanya seperti itu setelah berulang kali menusukkan pisau tajam ke hatiku.

Lalu, ku jawab begini;

"Bilangnya sih tak lagi peduli
Tetapi, pikirannya tiap malam selalu diisi dengan kenangan bersamanya.
Matanya, selalu melihat bayangan dirinya.
Telinganya, selalu mendengar bisik-bisik rayuan manis darinya.
Hidungnya, masih mencium wangi parfumnya.
Mulutnya, masih bicara tentangnya.
Tangannya, masih berharap dapat menggenggam lagi dirinya.
Hatinya, masih untuknya..."

Dengan senyum yang berhasil membuatku luluh, dia menjawab;

"Itu bukan tidak peduli namanya, aku pun masih begitu, aku masih cinta kamu"
Oh, tidak, aku masuk perangkapnya lagi.

-1818

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanpa JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang