Chapter 5

12.3K 824 47
                                    

Woy woy woy lanjut kuy, mau ga? Atau ini kecepetan?

Happy reading...
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini aku akan berangkat sekolah, aku kecewa sekali, tadi malam aku menanti jimin kembali ke kamar, tapi nyatanya dia tidak datang. Dia menciumku lalu pergi?.

Aku sedang menunggu jimin di ruang tamu, padahal aku belum sempat bertemu denganya pagi ini, lama menunggu akhirnya dia keluar menggenakan jaz hitam yang rapi.

"Oppa" panggilku karena dia seperti melewatiku ,apa dia tidak melihatku duduk?.

Author pov

"Oppa" panggil chaeyoung membuat jimin memberhentikan jalannya dan menghadap ke chaeyoung.

"Kau mau berangkat?, kau bisa minta tolong supir pribadi untuk mengantarmu, sepertinya aku sibuk dan mungkin akan terlambat" terang jimin membuat chaeyoung tak percaya dan mulai berkaca-kaca, sedangkan jimin mulai melangkahkan kakinya lagi.

"Oppaaa" teriak chaeyoung membuat jimin kembali berhenti meskipun tak membalikan badannya.

"Bisakah oppa saja yang mengantarku" chaeyoung sudah tak bisa menahan air matanya membuat seketika air mata itu meluncur di pipinya.

"Ini sudah siang, oppa akan terlambat, dan juga kau chae"

"Oppa hiks" mendengar tangisan chaeyoung yang mulai menjadi membuatnya menghela nafas.

"Hiks oppaa ...oppaa" panggil chaeyoung.

Jimin membalikan badan untuk melihat chaeyoung.

"Kemarilah" perintah jimin dan membuat chaeyoung segera berjalan ke arah jimin, hingga sampai didepan jimin chaeyoung masih saja menangis.

"Kau cengeng sekali" jimin pun menangkup wajah chaeyoung dan menghapus jejak air mata chae.

"Oppa tau, aku sudah terlambat 20 menit menunggumu dan kelasku sudah akan habis" ucapan chaeyoung membuat jimin tersenyum dan melirik ke arah jam tangannya.

"Kalau begitu di rumah saja"

"Oppa mau kemana? "

"Hmm oppa sudah mulai ke kantor"

"Aku ikut oppa saja"

Jimin pun memikir-mikir terlebih dahulu.

"Emm baiklah" jimin pun langsung menggendeng tangan chaeyoung membuatnya tersenyum seketika.

Kini chaeyoung dan jimin sudah di dalam gedung perusahaan ayah jimin.

Banyak orang yang melihat keserasian mereka berdua. sebenarnya banyak yang mengincar jimin tapi sekarang jimin bersama istrinya.

Ceklek

Jimin membuka pintu ruangannya.

"Wahh keren juga ruanganya, pasti nyaman"

"Yaa begitulah" chaeyoung mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruangan itu.

"Lumayan" uncapnya lirih, sedangkan jimin mencopot jaznya meninggalkan kemana putih yang dimasukan ke celana dan dasi panjang berwarna hitam membuat chaeyoung memandangi tubuh jimin.

'Tubuhnya sungguh' - batin chaeyoung sampai tak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Apa yang kau lihat chae~" tegur jimin ketika melihat chaeyoung terus melihatinya.

"Oh ani ani" seperti tak terjadi apa-apa chaeyoung pun bersikap biasa saja.

'Dasar anak kecil' - batin jimin dan tersenyum.

THE FIRST (Jirose) ✔Where stories live. Discover now