3

10.1K 502 14
                                    


Devon mulai melajukan mobilnya menuju apartemen Klarisa. Situasi di dalam mobil sangat canggung, Klarisa juga tidak ada inisiatif untuk mengajak Devon bicara. Namun akhirnya Devon membuka topik untuk dibucarakan.

"Hm, Klaris. boleh gue panggil lo gitu?"  Ucap Devon mencoba mencairkan suasana.

"Ya? tentu terserah lo aja." Dalam hati Klarisa sedikit lega Devon mulai mengajaknya bicara.

"Gue mau bilang jujur ke lo. Sebenernya gue udah merhatiin lo dari lama." Ucap Devon pelan, tapi tetap saja Klarisa dapat mendengarnya dengan jelas.

'memperhatikan apa? gue? but why?' Dalam hati Klarisa bertanya-tanya.

"I mean, gue pengen lo jadi model brand fashion perusahaan gue." Devon mengerti ucapannya tadi dapat membuat Klarisa berpikir aneh tentangnya, dengan tenang dia meluruskannya.

"Ah gue baru tau lo punya brand fashion" Sungguh Klarisa tidak berbohong kali ini, yang dia tahu perusahaan Devon bergerak di bidang IT itu saja.

"Tapi gue pasti selalu keduluan orang lain" ucap Devon mengutarakan kekecewaannya.

"Lo aja yang kurang cepet, Dev" ucap Klarisa sambil tersenyum ke arah Devon yang sedang mengemudi.

"kita sudah sampai. " kata Devon memberhentikan mobilnya di depan apartemen Klarisa

Sebaliknya Klarisa bingung. Kenapa Devon bisa mengetahui apartemennya.

"Lo tau...?" belum sempat Klarisa menyelesaikan pertanyaannya Dave sudah memotongnya

"Tentu saja, gue tau semua tentang lo." Jawab Devon enteng kemudian keluar mengeluarkan koper Klarisa.

Melihat Devon keluar Klarisa ikut keluar dari mobil dan mengambil kopernya.

"Thanks, Dev" ucap Klarisa tersenyum

"Anything for you. I'll see you soon" Ucap Devon mencium pipi Klarisa dan langsung pergi begitu saja

Klarisa hanya terseyum dan berpikir mungkin Devon sudah mulai memasuki sarang khusus untuk Devon yang telah dibuatnya. 

'Sepertinya gak bakal susah' Batin Klarisa, tanpa dia berusaha keras, Devon sudah mau berjalan ke perangkapnya sendiri.

Klarisa berjalan menuju apartemennya, belum sampai membuka pintu Zoey menelfonnya.

"Lo udah mutusin kontraknya kan?" Satu hal yang harus segera Klarisa konfirmasi adalah kontraknya dengan perusahaan Alexander Corp. Dia tidak mau berlama-lama berada di sekitar Alex. 

"Udah ris, Tapi mereka pengen tau alasan lo apa. Maksudnya lo dari dulu kan emang udah sama mereka lama, trus tiba-tiba kok mutusin kontrak kenapa. Kemarin mereka si tanya gitu."  Jelas Zoey, Klarisa juga tidak akan memutuskan kontrak begitu saja hanya karena masalah kecil, namun beberapa kejadian yang menimpanya bukan masalah kecil, ini masalah serius baginya.

"Kerja bagus, gue telfon lagi nanti" ucap Klarisa mengakhiri pembicaraannya dengan Zoey.

Klarisa membuka pintu memasukkan kopernya dan menutup pintu kembali. Tiba – tiba ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang dan mengecup lehernya.

"Hai Sweetie. Aku sangat merindukanmu." Ucap pria itu berbisik di telinga Klarisa. Dia tidak menyangka sepulang dari Thailand akan mendapat kejadian mengerikan seperti ini, ingin rasanya berteriak meminta tolong tapi percuma saja, apartemennya kedap suara. 

"Lepasin gue!" Ucap Klarisa panik memberontak dan mencoba melepaskan tangan itu dari pinggangnya.

"Sssttt, Calm down sweetie, its me." ucap Alex lalu membalikkan badan Klarisa, sontak Klarisa semakin gencar ingin melepaskan dirinya, orang yang menyebabkan memilih hengkang dari kontrak Alexander Corp malah sedang berada di apartemennya sekarang. 

Bad Plan to Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang