Part - 6

116K 14.7K 1.6K
                                    


Hari gini, masih jomblo?
WKWKWKWKKWKWKW
WKWKWKKWKWKKWK
Sama, gue juga 😱😭😭

-Moza-

Sudah tiga hari Moza mengurung diri di dalam rumahnya. Sebenarnya sih, Moza memang terbiasa mengurung diri, apalagi kalau lagi menulis cerita baru, tapi kali ini Moza nggak lagi buat cerita baru. Aktivitasnya seharian malah nonton drama korea, katanya biar bisa dapat ide untuk nulis, padahal dia berharap apa yang terjadi di drama korea bisa kejadian juga dihidupnya.

Moza sebenernya nggak begitu fanatik dengan drama korea, yang harus ngikutin setiap drama yang nge-trend di Korea sana. Lebih ke minat dan mood-nya aja. Moza nggak terlalu suka drama yang bertema fantasi, walaupun dia suka dengan grim reaper tapi dia nggak sanggup menyelesaikan cerita itu sampai habis.

Seperti sekarang, Moza sedang menahan kantuk saat menonton drama yang bercerita tentang putri duyung yang masuk ke dunia manusia.

"Ya kali ada putri duyung cantik begitu. Putri duyung mah aslinya dugong. Mukanya serem abis," rutuknya. Akhirnya karena tidak kuat melawan rasa kantuknya, dan memilih mematikan TV-nya.

Dia lebih suka menonton film yang realistis, percintaan antara manusia dan manusia, bukan manusia dengan hantu, putri duyung, goblin, malaikat pencabut nyawa, alien dan makhluk aneh lainnya. Karena percayalah, cuma di Korea makhluk aneh bisa terlihat keren. Kalau di Indonesia nggak akan ketemu yang begitu, walaupun drama itu sok-sok diadaptasi jadi versi Indonesia, tetep aja jatuhnya ancur. Ya, itu sih pemikiran Moza aja.

Dulu pernah ada pembaca yang menantang Moza untuk membuat cerita fantasi. Tapi Moza nggak mau, karena dia merasa belum mampu membuat cerita semacam ini. Daripada jatuhnya aneh dan dia malah jadi bahan bully-an lebih baik Moza nggak ngambil challenge itu. Dia bukannya tidak mau keluar dari zona nyaman.

Bagi Moza, menulis itu bukan hanya sekedar menghibur para pembacanya, tapi juga menyelipkan pesan-pesan moral dalam setiap kata yang dia ukir di sana. Yang bisa dikenang oleh para pembacanya, menjadi pembelajaran bersama. Sepertinya setiap penulis juga merasa seperti itu. Jadi bukan hanya memikirkan berapa banyak yang akan membaca tulisannya, tapi berapa banyak orang yang akan tersadar setelah membaca tulisannya.

Bagi Moza kalau memang tulisan itu bagus, seorang penulis tidak perlu mencemaskan pembaca, mereka akan datang dengan sendirinya. Faktor penentu laku atau tidaknya sebuah karya ya tergantung pada penulis itu sendiri. Bagaimana cara dia mengemas cerita dari mulai pengenalan, konflik sampai penyelesaian menjadi sebuah cerita yang menarik.

Kembali ke Moza yang sedang bersiap untuk tertidur, kebiasaannya sebelum tidur adalah mengecek ponselnya, entah itu mengecek email, Line, Whatsapp dan aplikasi lainnya. Bukan buat ngecek adakah pesan nyasar berisikan ucapan selamat tidur yang mesra, karena sudah lima tahun Moza nggak pernah mendapat pesan semacam itu. Tapi mengecek adakah pesan penting entah itu dari keluarga atau masalah pekerjaannya.

From : Elaneno

Subject : M&G Yogyakarta

To : Moza_Aphrodite

Moz, besok ada M&G di Jogja ya, ini tiket pesawat lo.

Nanti di sana lo dijemput sama Febi. Lo udah kenal dia kan ya.

Thank You

Eno

Moza mengumpat saat membuka lampiran yang dikirimkan oleh Eno. Penerbangan pagi dan dia baru tau kalau besok harus ke Jogja jam dua belas malam begini. Di saat dia belum melakukan persiapan apapun!

Gendut? Siapa Takut! (DIHAPUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang