Bunda telah beranjak sepuh dan kau telah tumbuh dewasa,
Kala yang biasanya mudah dan tanpa upaya, kini jadi beban,
Kala mata terkasihnya nan setia
tak menerawang kehidupan seperti dahulu,
Kala kakinya mulai lelah dan enggan menyokong tubuhnya lagi,
Kala itu berikanlah lenganmu untuk menyokongnya,
temanilah ia dengan kegembiraan dan sukacita,
Waktu akan tiba, ketika kau terisak menemaninya
dalam perjalanan terakhirnya.
Dan jika ia bertanya kepadamu, selalulah menjawabnya,
Dan jika ia bertanya lagi, jawablah pula.
Dan jika ia bertanya lain kali, bicaralah padanya
tidak dengan gelegar, namun dengan damai lembut,
Dan jika ia tak mampu mengertimu dengan baik,
jelaskan semuanya dengan sukacita,
Waktu akan tiba, waktu nan getir,
tatkala mulutnya tak akan bertanya lagi.
(Adolf Hitler)
* * * *
Puisi ini kutemukan di Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2! karya Ajahn Brahm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renungan Bersama (Kita dan Orang Tua) (Kita dan Sesama)
RandomAwalnya ini sekadar curahan hati tentang Bapak yang telah "berpulang" lebih dulu. Ada hal-hal yang ingin kusampaikan dan kurenungkan sehingga akhirnya tulisan ini kuterbitkan untuk umum. Apa yang ada di dalamnya untuk kita renungkan bersama. ...