"Chapter 15 - Lesson."

2.7K 241 3
                                    

Firin-Sensei berdiri dihadapan murid-murid nya, "Sebelum Dimulai! Saya ingin tanya! Siapa yang sudah bisa mengendalikan Element atau sudah punya Element masing-masing!?" Tanya Firin-Sensei.

Beberapa Murid mengangkat tangan mereka termasuk Athena, Felly, Edwin, dan Robbie.

"Untuk kalian yang sudah bisa menggunakan Element kalian cobalah melakukan sesuatu dengan Element kalian! Dan untuk kalian yang belum bisa! Kalian sudah ditunggu di Hutan belakang sekolah oleh Yurika-Sensei!" Ucap Firin-Sensei memisahkan murid-murid nya.

Semua murid kelas 7-Fantasy terbagi menjadi dua, yang pertama menuju ke hutan, dan yang satu lagi menatap di lapangan.

"Baiklah! Kalian yang sudah memiliki elemen seharusnya sudah bisa mengendalikan elemen itu! Maka dari itu tunjukan pada Saya kalau kalian benar-benar bisa melakukannya!" Jelas Firin-Sensei.

"Baik! Untuk yang pertama! Amahen!" Panggil Firin-Sensei seraya memegang sebuah buku.

Lelaki teman sekelas Athena yang bernama Amahen Ryuho pun berjalan ketengah-tengah lapangan. Dia menghentakkan kakinya ketanah, kemudian membuat tanah dilapangan terangkat keatas dan kemudian terjatuh lagi kebawah.

"Next! Athena!" Panggil Firin-Sensei.

Athena berjalan ke arah air mancur disamping lapangan. Athena menjentikan jarinya sesaat seluruh air yang ada di air mancur terangkat dan membentuk hati di udara.

Semua yang melihatnya terkejut, Kecuali, Felly, Edwin, dan Robbie. Ketiganya hanya menatap biasa kearah Athena, "Itu sihh mudah bagi Athena karena dia kan putri dari Wateris..." Bisik Felly pada Edwin.

"Baiklah selanjutnya Daiji..!" Panggil Miss Firin.

Lelaki bernama Daiji Rio itu berjalan ke arah lapangan. Dia juga menjentikan jarinya sama seperti Athena, sesaat tanah didepan Rio terangkat menjadi sebuah dinding.

Semua orang lagi-lagi terkejut. Mereka semua memberikan tepuk tangan kepada Rio.

"Next Edwin!"

Edwin berjalan ketengah lapangan dan dia langsung menyatukan kedua tangannya. Seketika Api muncul didepan Edwin tanpa ada yang menyulutnya. Semua membulatkan matanya kaget tidak seperti Athena dan Rio yang Memang ada air dengan tanah didekat mereka. Edwin memunculkan Api dengan tangannya sendiri.

"Heii itu wajar..bagi Edwin tau..!" Bisik Robbie pada Felly yang menggeleng-gelengkan kepalanya.

Firin-Sensei melihat kearah bukunya lagi, "Baiklah selanjutnya Felly.." Panggil Miss Firin.

Felly berjalan ke depan, dia menarik nafas pelan kemudian menghembuskannya. Dia kemudian berputar-putar seperti penari ballet, sampai angin tiba-tiba saja mulai menjadi semakin kencang, Felly melompat keatas dan terciptalah angin puting beliung.

Semua lagi-lagi dibuat kaget oleh Felly, Felly yang melompat berhasil mendatar dengan sempurna, lalu dia menjentikkan jarinya dan Angin topan tersebut Hilang.

Semua masih terdiam menyaksikan Apa yang telah terjadi. Lalu Setelah beberapa giliran kini waktunya Robbie.

"Berikutnya Robbie.!"

Robbie berjalan ke depan semuanya, dan Firin-Sensei memberi aba-aba.

"Mulai.!"

Robbie hanya menghentakan kakinya ke tanah sesaat lapangan itu menjadi melayang, semua kaget lalu Robbie menghentakan lagi kakinya, lapangan pun jatuh lagi.

Firin-Sensei memanggil murid yang lain dan mereka semua sudah bisa mengendalikan Elemen masing-masing. Lalu Firin-Sensei memanggil murid terakhir.

"Oke yang terakhir...Viona..!"

Viona maju lalu Firin-Sensei memberi aba-aba mulai.

"Mulai!"

Viona menghentakan kakinya ke tanah dan menangkat tangannya sesaat Air di dalam kolam terangkat ke atas, Tanah terangkat keatas, Api dan angin muncul tiba-tiba.

Semua di buat binggung dan terkesan oleh Viona, bahkan Athena, Edwin Felly, dan Robbie sampai terkagum-kagum melihatnya.

Setelah turun lagi semua bertepuk tangan.

"Wow...Viona kau memang punya bakat...!" Puji Firin-sensei.

"Arigatou Sensei!" Viona membungkuk seraya tersenyum.

"Baik semuanya kita kembali ke kelas...." Perintah Firin-sensei.

Semua kembali ke kelas, di jalan Felly menarik tangan Athena.

"Lepaskan..!" Sentak Athena.

"Athena kami ingin bicara..!" Felly mencengkeram tangan Kanan Athena.

"Apa...kalian ingin aku kembali lagi...mendengar semua ramalan itu..." Ketus Athena.

"Athena.." Lirih Edwin dan Robbie.

"Athena kau ingat kutukan yang sebelumnya..!" Pekik felly.

"....."

"Kau tidak sendirian, kami bersama mu.." Sambung Felly lagi.

Athena terdiam membisu, "Kutukan itu hanya menjelaskan kalau kita memiliki takdir yang sama! Tidak ada yang menjelaskan kalau kalian terkena kutukan yang sama di permainkan Oleh takdir!" Sentak Athena dengan mata yang berkaca-kaca.

Felly terdiam melihat Athena, Robbie memalingkan wajahnya, sementara Edwin terdiam dengan tatapan datar.

Tiba-tiba Athena menangis, Edwin mendekati Athena dia menangkupkan kedua tangannya di pipi Athena.

"Kau! Akan kembali menjadi Aletha!" Sentak Edwin pada Athena, sementara Athena hanya Diam saja.

"Kau akan kembali menjadi Aletha yang selalu menangisi takdirnya!" Sambung Edwin dengan nada sedikit membentak.

Athena mencoba memalingkan wajahnya tetapi tangan Edwin terus menahan wajah Athena agar tidak memalingkan wajahnya. Athena akhirnya menepis tangan Edwin dengan kasar, lalu berlari menjauhi ketiganya.

"Athena...!" Panggil Mereka bertiga.

Tiba-tiba Athena terjatuh pingsan. Edwin, Felly, dan Robbie langsung mendekat kearah Athena.

"Edwin ayo bawa dia..!" Ucap Felly.

Lalu Edwin, mengendong Athena Ala Bridal ke Uks atau lebih tepat Klinik Narioka.

*
*
*
*
*

Bersambung...

Athena The Witch #2 (END)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora