Dua Puluh Empat

33.3K 4.2K 350
                                    

Aku khilaf :3 Gegara baper tanggal 1 kemarin, jadi khilaf 🙈 Ya gimana, pasangan kesayanganku karam (yang kpopers mungkin tahu berita ini) bukan aku yang putus, tapi aku yang merasa patah hati 😭😭😭 Walau aku suka masangin si cewek sama cowok kece lainnya, tetep aja ngerasa patah hati 😭😭😭
aneh nggak sih?

Semoga ini khilaf terakhir.... aamin.. (aminin doong :3)

Yang hobi khilaf,
Fee
.
.
.

Dimas berjalan pelan di antara keramaian di depannya. Pandangannya mengedar, menangkap raut bahagia para wisudawan serta keluarga yang sengaja datang untuk menikmati seremonial kelulusan dari universitas tempatnya mengajar. Pegangannya pada sebuket lili putih mengerat begitu menemukan orang yang dicarinya sejak tadi.

Di sana, Aryani tengah memasang senyuman lebarnya. Menggunakan pakaian kebesarannya sebagai wisudawati, Aryani tampak bahagia berfoto dengan teman-temannya yang beberapa juga mengenakan toga yang sama dengan miliknya.

Langkah Dimas terhenti. Lelaki itu tampak ragu untuk mendekat. Bibir bagian dalamnya digigit, berpikir keras. Menatap sejenak ke arah buket lili putih yang dibawanya, Dimas menghela napas pasrah. Lelaki itu memilih berbalik dan mengurungkan niat untuk mengucapkan selamat pada Aryani.

"Mau ke mana?" Gilang yang sedari tadi mengikuti Dimas dari belakang menghadang. Lelaki itu memanjangkan leher. Dari balik tubuh Dimas, dia dapat melihat sosok Aryani tengah sibuk bersama teman-temannya.

"Tuh, Aryani-nya," tunjuk Gilang. "Samperin, gih!"

"Nggak jadi aja deh, Lang," Dimas berujar lirih.

Helaan napas kasar diloloskan oleh Gilang. Setelah sekian lama Dimas bergalau ria, lelaki itu akhirnya memutuskan bertemu dengan Aryani. Berniat menyelesaikan semua permasalahan di antara mereka, katanya. Namun, setelah tinggal sejengkal langkah tiba di hadapan Aryani, Dimas malah ragu dan mengurungkan niatnya, memilih mundur. Untung Gilang memutuskan ikut mendampingi. Jika tidak mungkin Dimas sudah pergi dan tidak jadi menemui Aryani.

Meski sebenarnya alasan Gilang ikut karena ingin bertemu Andin yang mungkin menghadiri acara wisuda adiknya.

"Nggak bisa!" Gilang menggeleng. Bahu Dimas didorong olehnya. Dipaksa untuk kembali menghampiri Aryani.

"Lang ...."

"Nggak!" tukas Gilang tak kalah keras kepala. "Lo harus menyelesaikan masalah kalian. Inget pesen gue kemaren. Lo harus tegas. Mau lanjut yah bilang, mau nggak juga segera bilang. Jangan cuma diem dan nggak ngasih kepastian," ucap Gilang sekali lagi menyebutkan serentetan nasihat yang pernah dia berikan pada Dimas.

Gilang sebenarnya sudah malas mencampuri urusan Dimas dan Aryani yang penuh drama. Ia lelah. Masalahnya dengan Andin saja belum selesai, bagaimana bisa dia menyelesaikan masalah orang lain. Namun, Gilang sendiri tidak bisa menutup mata dan bertingkah tidak peduli mendengar keluhan dari kedua orang tua Dimas.

Mereka mengatakan kalau beberapa waktu terakhir ini Dimas selalu mengurung diri di kamar. Sekalinya ditanya mengenai persiapan pernikahan, Dimas menghindar dengan berbagai alasan. Puncaknya dua hari yang lalu. Dimas diminta ibunya pergi ke mini market untuk membeli gula dan tepung. Malas menggunakan mobil, Dimas memutuskan mengendarai motor Reri—adik Dimas. Baru sekitar 200 meter motornya meninggalkan halaman rumah, Dimas jatuh. Entah dengan alasan apa, yang jelas menurut saksi mata—anak tetangga Dimas yang tengah bersepeda dengan teman-temannya—mengatakan bahwa motor yang dikendarai Dimas tiba-tiba saja oleng dan jatuh, masuk ke parit.

Menurut dugaan Gilang sendiri, Dimas terjatuh akibat melamun selama mengendarai motor Reri. Untungnya lelaki itu hanya mengalami luka ringan, seperti lecet pada kaki dan lengan tangan. Bukan seperti motor Reri yang baret di mana-mana. Belum lagi stang motor matic itu sedikit bermasalah pasca jatuh. Membuat Reri uring-uringan karena terpaksa naik angkutan umum untuk ke sekolah selama motornya diperbaiki.

PretendWhere stories live. Discover now