4. Kecelakaan

8.6K 448 1
                                    

"Woy!"

Venus menoleh ke asal suara itu dengan malas. Galaksi menyirit melihat Venus yang berbeda. Tadi periang, sekarang jadi cemberut gini.

Venus menopang dagunya di meja sambil menarik nafas. Galaksi duduk lalu melakukan hal yang sama.

Yang membingungkan​ adalah  kenapa keadaan menjadi awkward. Mereka diam-diaman tapi saling melirik, membuat beberapa pasang mata menatap mereka gemas.

"Mau kemana?" Tanya Galaksi melepas kecanggungan.

"Pulang," balas Venus sedikit merengek.

Galaksi bangkit di susul oleh Venus. Galaksi melirik gadis di sampingnya yang sedang cemberut.

"Kenapa sih?"

Venus hanya menggeleng lemah, "Tau Alan?"

Galaksi Tampa berfikir. "Nggak."

"Ya-ya gue nggak peduli sih kalau lo nggak Tau juga. Intinya gini, gue suka dia, dia suka orang lain. Gue perjuangin dia, dia perjuangin orang lain. Tadi Kita ketemu dan dia bersama pacarnya. Sakit woy!"

"Lo perjuanginnya kayak gimana? Mungkin lo membuat dia risih atau apa gitu?"

Venus menghembuskan nafasnya, "Ya gimana ya? Dia tuh chat gue gitu, otomatis gue balas dong. Pas gue balas dia cuman read dong sampai gue spam. Nah giliran dia lagi bete dia lari ke gue, giliran lagi biasa dia nggak tau kemana."

"Intinya lo suka sama dia tapi dia nggak respon?"

Venus mengangguk.

"Sama kayak gue, dia juga nggak respon."

"Siapa?" Tanya Venus dengan penasaran.

"Adadeh." Orang itu lo, Venus.

-GnV-

"Tunggu di sini. Gue mau ngambil pesenan dulu ya," ucap Galaksi lalu pergi meninggalkan Venus yang terdapat di dalam mobil.

Venus hanya mengangguk lalu memainkan ponselnya sampai dirinya benar-benar bosan. Venus menaruh ponselnya di dalam tas. Matanya menatap jalanan yang lumayan ramai karena merupakan jam makan siang, memvuat sebagian orang berbondong-bondong mencari makanan di luar.

Venus melihat gadis kecil berdiri di tengah jalan raya. Entah ia merasa nyawa banyak atau nggak. Venus heran. Venus segera turun dari mobil Galaksi lalu menolong gadis yang sedang celingak-celingukan.

"Hey, jangan berhenti di pinggir nanti kamu kecelakaan." Gadis itu menengok lalu berlari menepi.

Ketika Venus ingin berjalan ke arah di mana mobil Galaksi terparkir di rinya merasa ada sesuatu yang menabraknya keras, seperti di dorong oleh beton. Ia terpental jauh bahkan sangat jauh menyebabkan pembeturan kepada kepalanya dan mengeluarkan darah banyak.

Galaksi yang baru keluar dari arah gedung langsung menghampiri segerombolan orang yang sedang berkumpul. Galaksi menerobos masuk dan betapa kagetnya ketika ia melihat Venus yang berlumuran banyak darah. Galaksi segera menggendong Venus dengan perlahan sambil sedikit berlari. Ditaruhnya Venus di bangku tengah, Galaksi segera duduk di kursi pengemudi lalu menjalankan mobil dengan kecepatan rata-rata.

Sesampai di rumah sakit terdekat Galaksi segera meraih badan Venus lalu mencari suster untuk menyediakan brankar dorong rumah sakit. Kedua suster tampak tergesa-gesa membawa brankar dorong, tanpa aba-aba Galaksi segera menaruh tubuh Venus. Kedua suster itu segera mendorong dengan cepat. Galaksi menggem tangan Venus dengan cemas.

"Venus, get up!"

Tak kunjung sadar, hal itu membuat Galaksi semakin frustasi.

"Venus, please," ucapnya dengan sendu.

Ketika sampai di ruang UGD Galaksi di larang untuk masuk, terpaksa ia harus menunggu di luar. Galaksi mencari kontak Sophia dan segera menghubunginya dengan tidak sabar.

"Hallo."

"Apa? Gue lagi pelajarannya pak Sabar nih, mana gue di plototin sama pak Sabar. Jadi cepetan woy. Aduh mampus dia mau kesini."

"Venus kecelakaan lo ke sini pake mobil Venus deket gerbang belakang. Secepatnya! Gue mohon."

"Hah?! Eh i-iya. Kirimin alamatnya."

Tut..

"Arghh." Geram Galaksi frustasi.

Galaksi duduk di tempat duduk yang terdapat di depan UGD. Ia cemas. Cemas karena ia sudah membiarkan Venus sendiri dan mengajak bolos. Galaksi mengetuk-ngetukan kakinya di lantai. Sudah beberapa menit tetapi belum selesai juga.

-GnV-

Sophia berjalan di lorong rumah sakit dengan panik dan cemas. Ia berharap tidak ada sesuatu terhadap Venus. Sophia rela waktu belajarnya kepotong karena sahabatnya bahkan ia sempat dimarahi oleh pak Sabar. Tetapi apa boleh buat.

Sesampai di depan UGD ia melihat Galaksi yang sedang terlelap tidur dikursi. Memang Galaksi itu sangat kebo. Sophia duduk disebelah Galaksi sambil membangunnya.

"Galaksi."

Hanya gumaman yang terdengar.

-GnV-

Galaksi Dan VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang