2. Pelipur Sepi

3.1K 473 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yogyakarta, 17 Juli 1990

Kalau sebelumnya hanya udara kosong yang menyapa pandangannya kala menghadap lain arah, kini ada eksistensi lain yang menempati diri disana. Taruna dengan perawakan tegap dan rahang tegas yang paling menonjol diwajahnya. Raganya yang dibalut seragam rapih itu terlihat menawan walau hanya dipandang dari sudut mata. 

Cukup mengesankan orang ini tak memperlakukannya seperti orang lain yang terus mengacuhkannya. Satu hal yang paling membuat Adi jauh lebih menarik. Ada sepasang bulan sabit yang terbit diwajahnya kala taruna itu mengulas senyum. 

Menawan. Sangat menawan.

Kadang kala tuhan selalu menjabah keluh-kesah hambanya dalam bentuk apa pun. Kali ini Lingga sangat percaya kalau pemuda ini memang tuhan haturkan untuknya. Demi pelipur sepi.

Siang itu, dia masih duduk disana. Memangku dagu dengan satu tangannya lagi membolak-balik buku biologi. Sedari tadi menolak ajakan teman-temannya  kekantin, tampaknya lembar-lembar membosankan itu jauh lebih menarik sekarang dipandangan Adi.

Hari ini Lingga tak akan keluar apalagi kekantin karena kotak makan plastik dihadapan Lingga itu menjadi alasannya. Ragu-ragu melirik kearah Adi yang sedari tadi tak kunjung melepas atensinya pada lembar-lembar pintar itu. Ia menggeser kotak bekalnya, kemudian menoleh kesana-kemari. Mendapati beberapa bangku terisi, dengan beberapa anak-anak perempuan sibuk bercengkrama sambil berbagi isi bekal masing-masing.

Manis sekali, apa dia boleh bergabung?

Jangan bodoh. Ia langsung melengos, malah terkesiap kala Adi mencondongkan tubuhnya. Bukan, lebih tepatnya mengikuti arah pandangan Lingga tadi, alisnya bertaut."Kenapa gitu banget liatin mereka?"

Sebisa mungkin membuat raut tenang, Lingga memperbaiki posisi duduknya kemudian membuka tutup kotak bekal."Kadang aku pengen juga berbagi bekal dengan teman, tapi aku tidak punya teman dekat dikelas."Ia termangu sejenak, ada dua roti isi coklat didalam kotak bekalnya. 

"Kamu bisa berbagi dengan saya, kalau mau."Adi melirik kotak bekal Lingga. Gadis itu tak kunjung bersuara, bergeming dengan sorot pandang kosong. Pemuda itu menggeleng kecil, lantas menjulur tangan. Kini satu lembar roti sudah ada ditangannya.

Sepersekon gadis itu tersadar, langsung menoleh. Bibirnya membuka, bukan marah. Tidak Lingga tidak marah, hanya kaget. Akhirnya ada orang yang mau diajak untuk membagi bekalnya. Pemuda itu menjepit roti itu pada pagutan bibirnya, kembali pada posisi awalnya setelah sebelumnya sempat menyungging senyum tipi. Lagi, ada sepasang sapit terbit diwajahnya.

"Senyum mu menawan ya."detik itu juga Lingga mengumpat. Ingin segera menarik ucapannya beberapa saat lalu. 

Pemuda itu tak menunjukkan respon aneh, malah terkekeh dan lagi, sepasang bulan sabit itu kembali muncul diwajahnya."Entahlah, semua orang bilang begitu."jawabnya lalu mencubit rotinya."Kamu juga menawan kalau tersenyum, semua orang menawan kok."

"Hahaha, bercanda kamu."Lingga mengibas tangan, berusaha menyingkirkan fakta kalau Ia sedang tersipu. Ia melongok, memperhatikan bacaan Adi. Jujur, Ia sedang berusaha tidak kelihatan salah tingkah sekarang."Kamu serius sekali, sedang baca apa?"

"Osmosis dan difusi. Sebenarnya gak terlalu pengen membaca, cuman kamu kelihatan kesepian makanya saya temani."ucapnya enteng, tak sadar sudah membuat lawan bicaranya itu stagnan. 

Gadis itu kini menjerit, tidak, hanya dalam hati. Pemuda itu masih sama, entah sadar atau tidak lawan bicaranya itu kini masih termangu. Masih tak percaya kalau tuhan sungguh-sungguh menjabah doanya dengan mendatangkan Adipramana. Tapi tuhan, apa ini tidak terllau berlebihan? ini tidak baik untuk kesehatan jantungku.

Dunia memang sedang bercanda dengannya sekarang.

Dunia memang sedang bercanda dengannya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


DISTRAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang