who i am

2 0 0
                                    

" who i am "

Siapa sih aku?  Kamu pasti juga tidak tahu,  karna kamu cuma pembaca.  Kamu datang ke tulisan ini bisa jadi berharap lebih pada ceritanya,  berharap cerita ini menarik sesuai dengan apa yang kamu inginkan sebagai pembaca.  Berharap penulis bisa membuatmu puas,  tapi apa si cerita ini?  Belum-belum sudah tanya " who i am?  " ' are you crazy?  '

-----

Dinda

Menjadi bagian dari kehidupan orang lain, di terima oleh lingkungan sekitar,  mempunyai banyak teman, tidak di asingkan.  Semua itu adalah yang aku inginkan saat ini. Sayang, kenapa realita sepertinya enggan untuk membuat mereka hadir dalam kehidupanku?  Apakah karena sebegitu buruknya aku hingga aku harus di hukum seperti ini?

Namaku Dinda.  Aku bersyukur atas nama yang di berikan oleh orang tua ku ini. Meski hanya nama panggilan saja,  aku tetap senang.  Entah kenapa aku merasa feminim saja setiap kali menyebut namaku. " dinda, dinda, dinda ". Andai saja hidup ku juga demikian sama senangnya seperti aku yang senang dengan pemberian nama oleh kedua orangtuaku.

Aku tumbuh di keluarga yang biasa saja,  kalau bagaikan sebuah bagian atas tengah bawah,  keluargaku termasuk keluarga yang berada di bagian posisi tengah, bukan atas bukan bawa tapi tengah.  Secara ekonomi pas-pasan,  tapi jauh dari kata " pas " kadang,  karena baba yang pelit.

Aku termasuk cewek kelahiran tahun 90'an,  jadi aku masih tahu permainan jadul seperti gobak sodor,  makanan jadul seperti mie lidi yang sekarang lagi booming lagi, trus aku juga masih merasakan beberapa permainan tradisional lain sebelum ada teknologi canggih yang menghasilkan smartphone.

Aku memanfaatkan kecanggihan teknologi di bidang informsi komunikasi itu dengan menggunakan handphone saat kelas 4 SD.  Karna rumah ku jauh dengan sekolah,  baba kerja, dan mama yang tidak bisa 6 jam menemaniku sekolah,  akhirnya aku di beri satu alat komunikasi yang pada waktu itu, teman seusiaku belum ada yang menggunakan. Bisa di katakan aku selalu menjadi yang pertama diantara teman-teman.

Di masa ku sekolah handphone masih menjadi barang yang langka dengan terbatasnya fungsi yang dapat kita gunakan.  Handphone bukan lagi seperti smartphone di masa sekarang ini yang bisa main dengan berbagai macam aplikasi,  edit foto dalam satu aplikasi,  menyimpan suara,  mengirim pesan baik kena pulsa maupun tidak dan sebagainya.  Tidak aku tidak seperti itu.

Di masaku,  handphone yang aku gunakan hanya bisa aku pakai untuk telfon dan mengirim pesan.  Dan biayanya tidaklah murah di masa ku. Jadi bersyukurlah kalian yang tinggal di masa kini.

Tapi aku juga bersyukur di lahirkan di tahun 90an,  seengganya nantinya aku bisa cerita pada anak cucuku bagaimana kehidupanku semasa kecil.  Tentu sudah pasti sangat berbeda dengan masanya yang akan datang karena begitu cepat perkembangan teknologi masa kini.

Saat ini aku telah menyelesaikan studiku dan aku tengah menempuh pendidikan tingkat lanjut,  mudah-mudahan bisa lulus tepat waktu.   Amin.

Meski aku tidak memiliki banyak teman,  aku harap kehidupan ku bisa lancar lancar saja tanpa hambatan meski ada banyk rintangan mengganggu. Aku tetap percaya Tuhan bersetaku.

--- ini dulu,  capek ngetik nanti lanjut lagii ---

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fake BoyFriendWhere stories live. Discover now