TUJUH

343K 4.7K 188
                                    

part tujuh udah di post nihhh, kalo ada banyak typo mohom maklum ya, wajar soalnya via phone buatnya jadi suka gak keliatan kalo salah hehe😝
jangan lupa like ya!👍 dan comment ya! 📝 happy reading❤
.
.
.
.
.
"aduh aku lupa!" Ray tiba-tiba mengejutkan ku. ia beranjak dari tempat tidurku dan membenahi pakaiannya yang belum rapi

"kenapa?" tanya ku yang kebingungan

"pesawat Aldo jam 7, sekarang udah jam 6. aku harus ke bandara" ucapnya dengan tergesa-gesa

aku mengerutkan keningku, kemudian aku berusaha untuk mengerti dirinya "ya udah, kalo gitu kamu ke bandara sekarang" ucap ku

ia mendekati ku dan mencium kening ku "aku pergi dulu ya sayang, nanti aku telpon. cepet sembuh sayang" ucapnya, aku mengangguk sembari tersenyum.

sebenarnya aku ingin dia lebih lama disini, tapi aku tidak akan mengekangnya. aku tahu momennya kali ini jarang-jarang ia dapatkan jadi aku tidak akan melarangnya.
***
Desi mendekati ku yang sedang menghabiskan bekal makan siang ku. Hari ini aku belum boleh makan sembarangan, jadi Bibi membawakan aku bekal dari rumah.

"serius gak mau ikut ke kantin? Gak perlu makan deh, ngobrol sama kita aja. kalo enggak ada loe sepi!" ucap Wira

aku tersenyum dan menutup kotak bekal ku " ya udah, yuk" aku berdiri dari duduk ku

Desi berjalan beriringan denganku, katanya yang lain sudah di kantin, dia tadi kembali ke kelas untuk mengambil uang dan melihatku masih di kelas.
kantin hari ini tidak ramai,hanya beberapa kelas 11 yang memenuhi beberapa meja disana.

mataku langsung tertuju ke arah meja yang berada di pojok sana. ada Ray, Erick dan beberapa orang lainnya disana, tapi yang membuat mataku lekad kesana adalah sosok Tania.  ia duduk di sebelah Ray. Ray merangkul Tania seakan Tania adalah miliknya. Aku emosi. Tapi tidak bisa berbuat apa.

"Sky... loe gak mau nyamperin dia?" tanya Desi yang mulai sadar akan diriku yang menatap ke arah meja Ray

aku menghela nafas. kemudian duduk di sebelah Desi "mereka sahabatan" sahutku singkat.

mereka tak mau membuatku terlarut-larut dengan omong kosong ku yang sejujurnya mereka ketahui. AKU CEMBURU!.

"nonton konser Sheila On Seven yuk! gue punya kenalan orang dalem, jadi gampang lah buat kita-kita dapet tiket dengan harga pas" celetuk Wira memecah keheningan.

"gue mau!" ucap ku dengan semangat

"gue juga!"

"gue juga!"

"ya udah nanti gue booking ticket dulu deh buat kalian" ucap Wira

"Wir, gue dua ya. gue mau ngajak Ray" ucap ku

Wira mengangguk "okay. entar gue pesenin, tenang aja"

"anjir tuh cewek genit banget!" ucap Sheryl yang duduknya berlawanan denganku, jadi dia bisa melihat keadaan di meja tanpa disengaja

aku reflek melihat ke meja itu. Tania  menyenderkan kepalanya  di bahu Ray. Wawan, teman Ray yang duduk di meja yang sama menangkap basah aku yang sedang melihat mereka. buru-buru aku membuang pandanganku.

"gue bejek-bejek juga tuh si cewek genit" ucap Sheryl

Desi mengelus punggungku sembari berkata "sabar... sabar... sabar" aku berusaha menstabilkan emosiku dengan mengatur nafas ku.

"cowok loe kesini nih" bisik Restu, teman ku. aku tak mau menoleh.

"gue udah bilang kan gue gak mau ke kantin" ucap ku

Just With You(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang