Real Story

493 67 1
                                    

Senja itu, yeoja yang tertidur lemah masih tak mau membuka matanya. Posisi tidurnya bahkan masih sama seperti pertama ia di tidurkan.

"Kenapa ada orang sepertimu SinB-ah?"

"Bahkan kau membuatku selalu penasaran dengan sikapmu." Namja yang sedari tadi menemaninya hanya bisa menatap nanar sambil mengajak bicara lawannya itu yang tak mungkin dijawab.

Tak lama, SinB pun menggeliat dari tidurnya.

"SinB-ah, kau sudah baikan?"

"Ne, Sunbae. Apa Sunbae yang membawaku kemari?"

"Ya, bersama kakakmu juga."

"Apa yang terjadi padaku?" tanya SinB.

"Kau pingsan setelah pertandingan tadi. Seharusnya kau tahu limit tenagamu, jadi kau tak usah memaksakan." balas Jimin.

SinB pun menyeringai. "Aku tahu, aku memaksakannya karena memang harus dipaksakan, Sunbae."

Jimin pun sontak terdiam mendengar perkataan SinB.

"Kalau kau butuh pendengar, aku bisa meluangkannya untukmu." ujar Jimin.

"Gomawo, Sunbae. Hmm, bisakah Sunbae membawaku keluar? Disini pengap." pinta SinB.

"Aniya, aku tak bisa. Dokter bilang kau harus banyak istirahat." balas Jimin tegas.

"Sunbae, aku mohon." mohon SinB seraya memegang lengan Jimin.

Jimin pun pasrah, akhirnya ia membantu SinB berdiri dan keluar dari ruangannya.

"Tanganmu." ujar Jimin.

"Ne?"

"Apa sudah tak sakit?"

"Hmm.. Sedikit, mungkin beberapa hari lagi sembuh." balas SinB.

Jimin pun meraih tangan SinB yang sakit itu agar tak bersenggolan dengan apapun.

"Gomawo, Sunbae. Aku rasa Jungkook sangat bersyukur memiliki kakak sepertimu." ujar SinB.

"Hm, mungkin. Bahkan aku tak tahu anak itu bisa bersyukur apa tidak."

Jimin dan SinB pun berjalan-jalan di sekitaran taman rumah sakit. Kadang mereka juga saling membicarakan hal yang ditanyakan. Mungkin saling penasaran itulah yang sedang menjalar pada keduanya.

****

"Kau kalah?!" pekik namja blasteran bernama Vernon itu di depan wajah orang yang diajak bicara.

Lawannya itu hanya mengangguk.

"Apa kau sengaja kalah darinya?" sekarang namja ber nametag Eunwoo itu berkicau.

"Mana mungkin! Aku tak pernah kalah darinya!"

"Lalu kenapa kau kalah sekarang, Junhoe?!"

Junhoe pun tak berkutik. Ia diam tanpa kata. Ia pun tak tahu kenapa bisa kalah dalam pertandingan kali ini. Hukan masalah hadiah dan nama baik sekolah yang dipertaruhkan. Tapi harga diri. 

"Aku tak masalahkan kau menang atau tidak, apa kau merasa kau terlalu bermurah hati padanya saat bermain? Aku melihatnya. Kau bahkan tak sekasar tahun lalu." jelas Myungho.

"Aku tak tahu. Aku hanya merasa kasihan." balas Junhoe tak sadar.

"Mwo?"

"Aku lihat ia selalu memegang tangannya yang kesakitan, maka dari itu aku tak bisa, bermain kasar seperti itu."

[COMPLETED] Hi, There! - Pjm, Hsb [SINMIN FF]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang