Chapter 17 : Complicated

3.4K 251 40
                                    

Aku hanya menundukkan kepalaku sambil menatap kosong selimutku

"Apa yang kamu inginkan?' tanya Eunsol

"Aku hanya ingin bersama Jimin" jawabku

"Maksudmu pria yang ada diluar pintu kamar ini?" ucap Eunsol membuatku bingung

"Ceklek"

Pintu kamarku terbuka. Aku melihat Jimin dibalik pintu itu tersenyum teduh kepadaku

"Jimin....." seruku

"Aku disini" ucap Jimin dengan suara halus lembutnya

Pria dengan rambut blonde berkulit putih bersinar terang yang sangat aku rindukan berada didepan mataku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria dengan rambut blonde berkulit putih bersinar terang yang sangat aku rindukan berada didepan mataku. Seperti biasa Jimin selalu memakai suit yang begitu indah. Aku segera meloncat trun dari tempat tidurku. Aku berlari menghampiri Jimin dan spontan memeluknya erat. Erat sekali karena aku tidak ingin kehilangan Jimin lagi

"Aaawwww.... kamu menyakitiku jagiya" kata Jimin

"Aku tidak perduli...!!! Aku tidak akan melepaskannya...!!! Aku tidak ingin kamu meninggalkanku lagi" kataku

Eunsol dan tuan Jun hanya tersenyum ringan melihat kelakuanku

"Sepertinya kita harus keluar dari ruangan ini tuan Jun" kata Eunsol

"Anda benar... Mari nona Eunsol" jawab tuan Jun

"Huhuhuhuhuhuhuhu....." aku menagis keras dalam pelukan Jimin

"Hei... Hei.... ada apa?" tanya Jimin khawatir melihat kearah wajahku sambil memegang kedua bahuku

"Aku membencimu...!!" jawabku sambil kembali memeluk erat tubuh Jimin

"Araseoyo....." jawab Jimin

Jimin memelukku, tangan kanannya megusap lembut punggungku, bibirnya mencium ringan pucuk kepalaku

"Bencilah aku sesuka hatimu karena aku telah sangat melukai hatimu. Aku tidak pernah ada didekatmu ketika kamu membutuhkanku. Aku laki-laki tidak berguna" ucap Jimin

"Jangan tinggalkan aku" pintaku

"Duduklah..." pinta Jimin sambil mendudukkanku dipinggir tepat tidur

Aku menuruti ucapan Jimin dan duduk dipinggir tempat tidur tetapi tiba-tiba pintu kamar terbuka

"Ceklek"

Tuan Jun masuk kedalam kamar kami

"Maafkan saya master Jimin..."

"Aku tahu tuan Jun"

Tuan Jun menundukkan kepalanya

"Ada apa???" tanyaku bingung

Jimin tidak menjawab

"Tolong jelaskan kepadaku" pintaku kebingungan dengan keadaan ini

"Aku harus pergi. Jagalah dirimu baik-baik" ucap Jimin mencium keningku dan keluar dari dalam kamar tanpa melihat kearahku yang berteriak memanggil namanya

Blood Sweat and Tears [Complete]Where stories live. Discover now