Lima Belas

25.8K 2.7K 85
                                    

Jam udah nunjukin jam 8 malam, tapi kok Taeyong belum balik juga ya? Baru aja gue mau keluar untuk cari Taeyong, ada suara bel pintu. Mungkin aja itu dia.

"Masuk aja dek! Pintunya gak kakak kunci kok."

Bukan Taeyong. Tapi itu Johnny.  Dia ngebawa kantung plastik sambil gendong Lily.

Lily?

"Nih kucing lo. Gue ketemu dia sambil narik kantong plastik di deket gang kecil sebelah toko bunga."

"Terus Taeyong dimana?"

"Hah? Maksudnya?"

"Tadi kan Taeyong yang ngajak jalan-jalan si Lily. Terus dia ke mana?"

"Gue gak tau, Jae. Gue cuma nemuin kucing lo doang."

Taeyong ke mana?

Gue mencoba nelpon dia, tapi HP-nya gak aktif. Gue takut, gue gak mau kehilangan Taeyong buat yang kedua kalinya.

"Dia lagi main kali ke rumah siapa gitu, rumah temennya mungkin."

"Ya tapi siapa? Dia bilangnya cuma mau beli makanan kucing doang kok. Gue yakin dia gak bakal ke mana-mana."

"Entahlah. Kalau nyasar juga gak mungkin karena kucing lo ada di tempat yang ga jauh dari supermarket."

Sumpah. Gue kayaknya bisa stress kalau begini terus. Gue gatau lagi gimana caranya buat nyari keberadaan Taeyong sekarang.

"John, lo tunggu di sini ya. Gue mau cari Taeyong dulu."

"Yah gue mau pulang awalnya. Tapi gapapa deh. Sorry gue ga bisa ikut nyari."

.
.
.

Gue tetap fokus sama pandangan gue dan ngelihat ke setiap sudut jalan dan berharap bakal ketemu secepetnya.

"Jaehyun!"

"Eh, Bang Minhyun. Kapan lu balik dari Jepang?"

"Udah dari minggu kemaren sih. Oh ya, denger-denger lo udah nikah ya? Selamat deh."

"Eh iya. Makasih."

"Sama siapa nikahnya? Anak SMA kita juga?"

"Iya. Lee Taeyong anak IPS 2."

"Oh, yang cakep itu. Padahal dulu incaran gue. Tapi namanya gal jodoh ya terima aja."

Incaran gimana maksudnya? Bukannya dulu dia yang jadi selingkuhannya Chaeyeon? Yang dulu jalan sama Chaeyeon.

"Oh, gue pikir lo lebih tertarik sama cewek yang cantiknya kayak Chaeyeon."

"Chaeyeon mantan lo? Dia mah bukan cewe baik-baik sih. Beruntung lo jodohnya gak sama dia."

"Lah terus lo pernah jalan sama dia kan?"

"Iya. Dia yang maksa gue. Kasian, soalnya udah berkali kali gue tolak ajakannya."











Chaeyeon...











Atau jangan-jangan...











"Aku gak akan nyerah buat ngejar kamu..."













"Gue duluan ya, Bang. Gue lagi ada urusan. Lain kali kita ngobrol lagi."

"Siap, Jae."


Pikiran gue udah kacau banget, ngawur kemana-mana. Dugaan terkuat gue sekarang adalah Taeyong dalam bahaya. Dan kemungkinan besar Chaeyeon bakal celakain Taeyong kapan pun dia mau. Gue gak mau itu terjadi, apalagi kalau sampai ngelukain calon anak gue.











📲 Chaeyeon is calling...


"Lo yang ngebawa Taeyong?!"

"Hmph! Hmph!"

Ternyata benar dugaan gue. Di seberang sana ada suara Taeyong yang kemungkinan mulutnya disekap sampai gak bisa ngomong apa-apa.

"Yong! Kamu gapapa kan dek?!"

"Hmph! Hiks hiks..."

Gue gak tega denger suara tangisan Taeyong. Gue mencoba untuk lacak keberadaan Chaeyeon dan sialnya gak bisa.

"Chaeyeon, tolong kasih tau gue di mana kalian. Gue bakal ke sana sekarang dan nurutin apa yang lo mau, asalkan jangan sakitin Taeyong sedikit pun. Gue mohon..."

"Tanpa polisi dan aku bisa pastiin kalau Taeyong aman, atau kalau kamu berani bawa mereka, kamu bakalan kehilangan Taeyong buat selamanya."

Gue mengambil nafas dalam-dalan dan menghembusnya dengan berat.

"Oke. Kirim lokasinya sekarang dan gue ke sana sendirian."

"So sweet. Ternyata segitu cintanya ya kamu ke dia. Aku pengen jadi Taeyong biar dicintai juga sama kamu. Sampai ketemu, sayang..."

Telepon terputus dan ada SMS dari nomor tersembunyi, kiriman titik lokasi dari Chaeyeon. Perlahan langkah gue ngikutin setiap arah yang ditunjukin dan sampailah gue di sebuah bangunan rusak yang ada di ujung jalan. Begitu gue masuk ke pekarangan bangunan itu, seseorang mukul leher gue dengan keras sampai gue gak sadarkan diri.























"Akhh..."



























.
.
.

✔ Nikah Muda (Sudah Direvisi)Where stories live. Discover now