Awal dan Akhir

7.7K 486 35
                                    


No edit, typo bertebaran.

KaiHun Lovea

.

.

.

.

.

.

Siapa bilang mengurus dua orang anak itu mudah? Bagi Sehun itu hal yang cukup sulit apalagi di tambah dengan ketidak hadiran Jongin untuk membantunya. Suami tampannya itu saat ini berada di luar kota untuk urusan pekerjaan dan menyisakan Sehun menjadi satu-satunya orang di dalam rumah yang harus sedikit kerepotan mengurus kedua anaknya. Sebenarnya semuanya tak akan berubah menjadi repot seandainya si sulung, Reon, bersikap manis hari ini. Tapi entah kenapa sejak pulang dari sekolahnya, Reon mulai bertingkah rewel. Si sulung yang biasanya tidak membantah apapun yang dikatakan Sehun padanya kini sama sekali tidak mau menurut. Entah karena efek terlalu kelelahan bermain bersama teman-temannya, yang jelas bocah berumur empat tahun itu sama sekali tidak bersikap manis hari ini.

Jadilah, Sehun yang baru saja mengganti pakaiannya dengan kaos berwarna kuning yang terlihat kebesaran, serta celana pendek berwarna hitam yang memperlihatkan lebih dari separuh paha mulusnya, kini harus kerepotan mengurus Reon yang bandel dan juga si bungsu Rayna yang mulai rewel karena ini memang sudah waktunya bagi bayi manis berumur dua tahun itu untuk tidur siang. Tapi bagaimana Sehun bisa menidurkan putri bungsungnya kalau si sulung masih bertingkah rewel.

Sehun memperbaiki kaca mata yang bertengger di atas hidung mancungnya, ia mengambil karet gelang dan mengikat poninya ke atas dengan memakai itu. Sebelum kemudian menggendong Rayna yang hampir menangis karena ingin tidur.

"Mbul sayang, makan dulu ya," Sehun berusaha membujuk anak sulungnya.

"Tidak mau," Reon langsung menolak tawaran Sehun.

"Kalau begitu mau mandi bebek sama mama?" Sehun belum menyerah untuk membujuk anaknya. Tangannya meraih botol susu milik Rayna dan membiarkan putri bungsunya itu menyusu dari botol tersebut.

"Tidak mau, pokoknya Mbul mau papa."

"Papa kan sedang kerja, nanti kalau papa pulang, Mbul bisa main sepuasnya sama papa." Si sulung memang sangat dekat dengan Jongin dan ini rekor terlama bagi si sulung berpisah cukup lama dengan ayahnya, hampir seminggu ini Jongin belum pulang ke rumah dan mungkin itu yang memicu si sulung mulai bertingkah rewel karena efek kangen dengan ayahnya.

"Tidak bisa sayang, papa masih kerja. Mbul mau apa, mau ayam goreng? Biar mama buatkan," tawar Sehun.

"Tidak mau, Mbul mau makan kalau sama papa." Reon menggeleng kuat-kuat, ia menolak sepiring nasi dengan lauk udang goreng kesukaannya yang disodorkan ibunya.

"Sedikit juga tidak apa-apa, tapi Mbul harus makan, nanti sakit."

"Tidak mau. Mbul mau papa."

Prang

Sehun memejamkan matanya saat dengan kasar Reon menepis piring itu hingga jatuh dari atas meja. Habis sudah kesabarannya, apalagi Rayna yang mendengar suara piring jatuh langsung menangis karena terkejut.

"Cup cup cup, tidak apa-apa sayang, jangan menangis." Sehun berusaha membujuk putrinya yang masih menangis sesenggukan.

"Hiks... Maaaa..."

"Iya, tidak apa-apa, oppa hanya tidak sengaja melakukannya," Sehun mendelik pada putra sulungnya, namun Reon malah memalingkan wajahnya ke arah lain. "Tunggu mama di sini, jangan kemana-mana. Mama mau menidurkan adikmu dulu."

Imperfect LoveWhere stories live. Discover now