Sira

136K 2.1K 37
                                    

21+++++++

ADA ADEGAN DEWASA. BUAT YANG PUASA, SAYA NGGA TAU KALIAN BISANYA BACA KAPAN, JADI SAYA KASI WARNING YA...

happy reading hehe

***

"Gantengnya..."

Aku bergumam pelan sambil terus menatap pria yang sedang berdiri di depan sana.

"Hmm...emang ganteng. Kamu ngga mau coba deketin dia?" Tia mengangguk ikut mengamini ucapanku tadi lalu tiba-tiba mengeluarkan idenya yang menurutku absurd itu.

Aku menggeleng dengan malas, lalu kembali mengerjakan pekerjaanku yang tadi tertunda.

"Kenapa lagi? Dia kan ganteng?!" Tia terus mengikuti getak-gerikku sambil bergumam tentang apa yang sekarang pria itu sedang lakukan.

"Jangan mulai Tia. Kamu kan tau bagaimana aku."

Wanita teman satu divisiku itu menghembuskan nafas. Merasa kalah tapi tidak menghentikan agrumennya.

"Dia terlihat sweet. Wajah dan senyumannya enak dilihat buat semangat tiap hari," ucapnya masih terus menatap pria itu.

"Iya, senyumannya bikin meleleh sih, tapi buat dimilikin ngga deh makasih. Pria kayak gitu pertamanya aja manis, tapi di akhir malah bikin sakit hati. Pahiittt." Dan Tia benar-benar sudah tak bersuara lagi.

***

Dia berbeda dengan pria yang selama ini mondar-mandir di devisi kami.

Pria itu berwajah datar dengan kaca mata kotak yang membuatnya terlihat culun tapi tidak bisa menghilangkan kesan hotnya.

Kulitnya kecoklatan dan tubuhnya kekar memanggil-manggil untuk digigit sehingga tanpa sadar aku menggigit bibirku sendiri.

Pandangan negatifku terhadap pria selama ini entah mengapa hilang begitu saja. Dan ku rasa ini tidak baik.

Sial.

***

Nafasku seperti seseorang yang sedang tercekik saat pria berkacamata di atasku menghantamkan miliknya di dalam tubuhku. Aku tidak tahu kalau dirinya seliar ini di atas ranjang.

Selama mengenalnya, dia adalah pria yang kalem yang membuatku selalu ingin memakannya, tapi sekarang, malah diriku yang menjadi santapan makan malamnya.

"Oh, babe." Tanganku yang tak bisa diam dan sedari tadi menjalar di sekitar tubuh kekarnya sekarang naik untuk menyentuh bibir pria itu, pria pertamaku. Menarik bibir bawahnya yang seksi dengan gemas sebelum bibir itu berlabuh melumat bibirku.

Dia menggeram dalam ciuman kami lalu semakin menghentakkan tubuhnya dengan keras membuatku menjerit dan mendesah tak karuan.

Mata pria itu terlihat menggelap, sepertinya, aku tak bisa melihatnya dengan jelas karena kacamata berbingkai yang sedari tadi ingin ku lepaskan itu.

"Jangan. Aku ingin melihatmu dengan jelas." Jawabnya saat aku ingin melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya itu.

Aku memekik saat tiba-tiba tubuhku terayun dan diriku berakhir duduk mengangkanginya. Sekujur tubuhku gemetar saat menyadari posisi ini. Ini panas sekali. Aku tak sanggup dan merasa akan keluar sekarang juga.

"Bergerak untukku, sayang." Suaranya berat lalu meremas dada dan bokongku dengan gemas lalu menampar keduanya dengan pelan membuatku memekik. Seperti di lecehkan, tapi membuatku semakin horny.

Aku bergerak, lalu tanganku merangkul kepalanya, meremas rambutnya berusaha untuk mencari pegangan untuk pelepasanku yang sebentar lagi akan datang. Dan begitu gelombang itu datang, pria ini membalik tubuhku, kembali ke posisi semula dan berlanjut memompaku di tengah-tengah tubuhku yang masih merasa melayang.

"Stay with me, stay with me," bisiknya berulang kali di telingaku sambil sesekali menggigitnya dengan gemas. Sampai tubuhnya ikut gemetar pelan lalu cairan hangat mengalir keluar dari intiku.

"Love you, Sira." Gumamnya lalu ambruk dengan kepalanya yang bersandar di atas dadaku.

***

Fin

*enjoy (y)

OneShootWhere stories live. Discover now