-14-

11.2K 720 76
                                    

SETELAH menampar Liona, Gerald mendorong gadis itu masuk ke kamarnya dan melukai Lio lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SETELAH menampar Liona, Gerald mendorong gadis itu masuk ke kamarnya dan melukai Lio lagi. Gerald melampiaskan emosinya, bukan hanya karna masalah Lio yang selalu membela Xavier di depannya. Tapi juga hal-hal lain yang membuat lelaki itu kesal.

Liona sendiri hanya merintih kesakitan, saat tangan lelaki itu dengan mudahnya menyakiti tubuh Lio. "K-king, aku kira setelah beberapa hari terakhir ini, kau tidak akan menyiksaku lagi..." Lirih Lio. Ia pikir lelaki itu sudah bosan untuk melukai tubuhnya. Karna selama tidak ada Xavier, Gerald lebih sering membuatnya kesal dan lelah karna menyuruh dirinya melakukan banyak hal.

"Tadinya aku memang tidak akan melukaimu lagi, karna aku juga tidak nyaman merasakan sakit yang sama. Tapi sifatmu yang sekarang membuatku geram Lio." Gerald membuat gadis itu menatapnya, tatapan Gerald sangat tajam, aura tegas dan menyeramkan lelaki itu kembali.

"Berapa kali aku harus katakan, kau milikku?!" Ia menendang tubuh Lio kencang, Lio meringis kesakitan dan menunduk berusaha tidak menatap Gerald.

"Jangan membela Xavier apalagi menyukainya! Kau tidak tahu apapun tentang kakakku." Gerald membuat Lio berdiri dan semakin memojokannya ke dinding, merapatkan tubuh mereka.

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Lio semakin takut, Gerald menyeringai dan terkekeh pelan membuat dirinya semakin terlihat menyeramkan bagi Liona.

"Mungkin membuatmu sadar, siapa kau sebenarnya?" Balas lelaki itu mengelus leher Lio, Lio yang mengerti maksud Gerald pun menggunakan sisa tenaganya untuk memberontak. Tidak, Lio tidak ingin Gerald menandainya. Bagi Lio, lelaki itu tidak mencintai Lio sama sekali. Dan kalian tau bukan apa yang harus dilakukan seorang Werewolf setelah menandai pasangannya?

"Tidak King! Kumohon jangan... Lukai saja aku, atau apapun yang ingin kau lakukan. Asal jangan hal ini." Lio berusaha mendorong Gerald, menjauhkan tubuhnya dari lelaki itu. Karna tidak siap dan Gerald tidak tahu gadis itu berani memberontak, dirinya berhasil dibuat mundur beberapa langkah dari Liona.

Liona yang melihat hal itupun berusaha berlari mencapai pintu kamar dan membukanya. Sialnya, pintu itu terkunci. Lio mengedarkan pandangannya berusaha mencari kunci kamar tersebut.

Gerald terkekeh pelan dan menunjukan kunci yang berada digenggamannya, "Mencari ini, hm?" ia melangkah perlahan mendekati Lio.

"Kumohon berikan... Jangan lakukan ini." Pinta Lio sangat memohon, Jarak antara dirinya dan Gerald yang semakin dekat membuat Lio rasanya semakin sulit untuk bernafas.

"Kenapa? Bukankah aku berhak melakukan hal ini? Atau karena kau ingin memberikan dirimu pada Xavier?" Gerald lagi-lagi berhasil menghapus jarak antara Lio dengan dirinya. Lelaki itu tersenyum jahat dan mengelus pipi Liona.

Lio menepis tangan Gerald agar menjauh dari wajahnya, tentu saja hal itu membuat emosi Gerald semakin menjadi. Ia menggores pipi sebalah kiri Lio dengan cakarnya.

"Hentikan kumohon, kau tidak mencintaiku. Aku hanya ingin memberikannya pada lelaki yang men–"

"Mencintaimu? Apa kau pikir Xavier mencintaimu?" Lio menunduk perlahan, melihat perubahan ekspresi dari wajah Lio Gerald justru tertawa merendahkan gadis itu.

"Aku bilang kau tidak mengetahui sedikit pun tentangnya. Kau akan kecewa Lio, Xavier bukan malaikat penolong seperti yang kau bayangkan."

"Setidaknya dia bukan iblis sepertimu!"

Plak!

Gerald menampar Lio dan membuat bibir gadis itu berdarah, "Cukup Liona!" Bentaknya dan mendorong Lio menjauh dari pintu, lelaki itu membuat kepala Lio terbentur kencang ke dinding.

"Kak Xavier tolong!!! Siapapun tolong aku!" Teriak Liona sekencang-kencangnya berusaha meminta bantuan. Semua itu percuma, dari awal memang kamar Gerald kedap suara. Tidak akan ada yang mendengar tangisan Lio bahkan suaranya sedikitpun.

"Xavier, Xavier, Xavier! Ucapkan saja terus namanya!" Gerald memukul Liona sekali lagi dengan rasa benci. "Xaviermu itu sudah memiliki keluarga!"

Deg.

Ucapan Gerald membuat jantung Lio seperti berhenti berdetak. Untuk kesekian kalinya, Lio kembali merasa kecewa dan harapannya hancur. Apalagi ini? Jika memang hal yang dikatakan Gerald benar, mengapa dari awal Xavier seolah memberikan harapan padanya?

"Apa maksudmu?" Tanya Lio memastikan, memberanikan dirinya menatap Gerald perlahan. Ia melihat mata Gerald secara langsung, tatapannya tidak penuh emosi dan kebencian seperti tadi. Gerald terlihat sama hancurnya, mata lelaki itu berkaca-kaca seolah menahan tangis.

"Xavier yang kau pikir baik itu, sudah memiliki dua orang anak Lio! Dia membohongimu! Xavier penyebab keluargaku hancur!" Semua perkataan Gerald terdengar sangat benar, tidak ada nada kebohongan dalam ucapan lelaki itu. Lio menatapnya heran, dan terkejut. Hal ini membuat pertanyaan dalam pikiranya semakin banyak.

"Dan dia adalah alasan kenapa aku membencimu! Semuanya berawal dari Xavier!"

"T-tapi.. Bagaimana mungkin?" Tanya Lio masih tidak percaya dengan semua ini. Ia tidak mengira bahwa keluarga dari kakak-beradik ini sudah hancur. Ia juga tidak tahu sama sekali jika Xavier sudah memiliki keluarga, seingat Lio orang-orang bilang Mate Xavier sudah tidak ada.

"Bukankah Mate Xavier, meninggalkannya?" Tanya Lio memastikan.

"Ya, 'Meninggalkannya.' Bukan berarti pasangannya Meninggal, wanita itu jelas-jelas masih hidup dan mengurus anak-anak mereka. Dan kau? Kau hanya mainan sesaatnya, kau hanya pelampiasannya!" Kekeh Gerald puas melihat wajah Lio yang terlihat sangat kecewa.

Yang terlihat baik dimata seseorang bukan berarti benar-benar baik bukan? Xavier bukan sosok pahlawan sempurna yang akan menolong Lio dari Gerald.

Gerald dan Xavier adalah dua iblis yang tak serupa, namun sama-sama membawa Lio kedalam kegelapan.

Lio yang mulai percaya akan semua ini, hanya bisa menunduk diam meratapi takdirnya. Sepertinya memang tidak akan ada akhir yang bahagia, semua itu hanya omong kosong. Harapan-harapan Lio hanyalah mimpi yang tidak akan menjadi nyata sedikitpun.

Gerald menariknya dan memeluk pinggang gadis itu erat, sambil tersenyum meremehkan. "Bagaimana nona? Sudah patah hatinya?" Ucap lelaki itu menyibakan rambut Lio agar tidak menutupi ceruk leher gadisnya.

Lio memejamkan matanya dan menarik nafas dalam, berusaha menerima semua hal yang terjadi. Ia merasa tangan Gerald bermain di lehernya sedari tadi, "Kumohon jangan..."

"Kenapa? Aku akan membantu hatimu agar tidak patah lagi. Aku akan membuatnya hancur berkeping-keping." Gerald menyeringai menahan Lio yang memberontak dan memukul dirinya.

Lelaki itu menancapkan taringnya ke ceruk leher Lio, membuat Lio meringis kesakitan dan mencengkram  lengan Gerald. Lio meneteskan air matanya, Gerald benar. Lelaki itu tidak membuat hatinya patah lagi, tapi hancur.

Setelah selesai melakukan hal itu, seringaian Gerald belum menghilang sama sekali. Ia membuka dua kancing kemejanya dan mendorong Lio ke kasur.

Kalian tau apa yang Gerald lakukan bukan? Membuat Lio semakin ingin hilang dari bumi ini, membuat gadis itu ingin menusuk jantungnya sendiri dengan pedang yang tajam.

—————

GAK NYANGKA BSA NGETIK BEGINIAN ANJIR. /Tarik nafas

Oke oke, Coba komen menurut kalian ini gimana? Aku butuh banget, please.  Diriku ngetiknya deg deg an gakaruan, semoga kalian suka ya. 😩

Votement jangan lupa! Bay~

I'm King Alpha Mate [TAMAT]Where stories live. Discover now