SURPRISED!

19 7 0
                                    

Aku mundur selangkah demi langkah ketika aku melihat seseorang berdiri di kegelapan.

"Si...siapa kamu?"

Pandanganku beralih ke samping kanan dan kiri orang misterius itu.

Bisa kuperkikaran bahwa mereka adalah teroris atau penjahat kelas kakap.

Aku terus mundur sampai langkahku berhenti seketika.

Sekarang aku berada diantara pintu restoran dan penjahat yang semakin mendekat.

Aku sangat takut. Aku tak bisa merasakan kakiku sudah berpijak atau tidak. Sepertinya tubuhku mati rasa.

Aku berada dalam posisi yang tidak strategis saat ini.

Aku memejamkan mata, pasrah. Aku siap mati ditangan mereka.
Berusaha menahan bendunganku agar tak meluap. But it's impossible.

Suara langkah kaki tak kompak mulai terdengar sangat jelas.

Tapi ada sesuatu aneh terjadi. Aku merasakan sesuatu mengenai tubuhku.

Aku mengambilnya dengan gemetar.

"Kertas?"

Aku membuka mata pelan.

"SURPRISEEEED!!!"

Bersamaan dengan tiga orang di depanku lampu restoran menyala.

"Awww sakit!" Aku mengusap-usap kepala belakang. Aku tidak ingat sama sekali membelakangi pintu restoran sangat mepet.

"Bu...Bubu, Putra, Viona?!"

"Ka...kalian di...disini?"

"Happy Birthday Taraaaa!!! God blessed you!" Mereka serempak mengatakan itu.

"Ka...kalian inget?" Tak terasa bendunganku pecah.

Hatiku saat ini merasa bahagia, terharu, marah dengan kejahilan mereka tercampur menjadi cita rasa yang khas.

Cita rasa? Emang masakan?

"Tiup lilinnya dulu dong Tara sayang."

Aku mengangguk.

"Eehhh tunggu tunggu!" Putra menarik kuenya.

"Kasih kuenya Putra! Kasihan Taranya jangan dijahilin lagi!" Viona gregetan.

"Wait for a minute Tara."

Aku melihat jam di handphone menunjukkan pukul 12 lewat 11 menit.

"Kenapa harus jam 12 lewat 12 sih Put?" Tanyaku tak mengerti.

"Kata orang jam 12 lewat 12 segala permintaan bisa dikabulkan sayang."

"Bubu percaya mitos kayak gitu? Itu cuma mitos bu."

"Kalau gak dicobak kan gak tau." Teman Viona.

"Okay wait for a minute."

Aku mengatur alarm di handphone pukul 12 lewat 12 menit.

Aku melihat ekspresi Viona dan Putra yang tak sabar ingin melahap kuenya sama sepertiku.

Aku melihat Bubu yang sedang asyik mengotak-atik handphonenya.

"Udah jam 12 lewat 12 belum?"

"Belum Vi."

"Kenapa 1 menit seperti 1 hari saja." Keluh Putra.

Tililit...tililit...

"Yeeeeeeeyyyyyy!!!!" Viona dan Putra serempak.

Aku bingung yang ulang tahun itu mereka atau aku.

HURUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang